Tu Thi Hand Embroidery – Melakukan start-up dari kecintaan terhadap kerajinan tradisional

(VOVWORLD) - Sebagai seorang wartawan perempuan khusus bidang kebudayaan di satu kantor media besar, Bui Thi Mai Lan dikenal oleh para rekannya sebagai orang yang gandrung dengan pekerjaan-nya dan sering berada di jalan-jalan di daerah Tay Bac (darah Laut Barat, Vietnam Utara) atau di kawasan-kawasan dimana ada banyak pusaka budaya. Tapi hanya setelah 10 tahun berkaitan dengan pekerjaan ini, wartawan perempuan ini mengagetkan banyak orang ketika melepaskan pekerjaan untuk menjalani usaha bisnis di bidang fesyen dengan produk-produk yang menggunakan motif sulaman manual. 
Tu Thi Hand Embroidery – Melakukan start-up dari kecintaan terhadap kerajinan tradisional - ảnh 1 Produk-produk sulaman yang dihasilkan oleh "Tu Thi" (Foto: daibieunhandan.vn)

Lahir dan dibesarkan di desa kerajinan tangan sulam-menyulam tradisional Quat Dong (Kabupaten Thuong Tin, Kota Hanoi), tapi masalah belajar, bekerja dan keluarga nampaknya membuat Mai Lan melupakan kerajinan tradisional kampung halaman-nya. Dalam waktu panjang bekerja sebagai wartawan khusus bidang kebudayaan-pariwisata, berpeluang mengunjungi banyak desa kerajinan di seluruh negeri, sehingga Mai Lan berpikir kembali tentang kerajinan tangan sulam-menyulam di kampung halamannya dan membawa produk-produk khas dari kerajinan ini kepada para wisatawan dalam dan luar negeri. Tapi, meskipun begitu Mai Lan belum pernah berpikir dia akan meninggalkan pekerjaan-nya sebagai wartawan untuk kembali menjalani kerajinan sulam-menyulam.

Kemudian, melalui kunjungan-kunjungan pulang ke kampung halaman dan bertemu dengan kakek, nenek dan sanak keluarga di sana, mencaritahu tentang tahapan-tahapan kerajinan sulam-menyulam dan situasi perkembangan desa kerajinan ini, sampai tahun 2017, Mai Lan memutuskan membuka Toko sulaman tangan “Tu Thi” di loteng kecil di nomor 23 jalan Hang Thung, Kota Hanoi. Dia mengatakan:

“Tu Thi adalah nama satu balai desa, tempat orang memuja cikal bakal kerajinan sulam-menyulam. “Tu” artinya “sulaman”, “Thi” artinya “pasar”. “Tu Thi Dinh” artinya “Balai desa pasar barang sulaman”. Itulah makna dari nama yang saya pilih untuk Toko sulaman tangan ini. Dibesarkan di satu keluarga di desa kerajinan sulam-menyulam tradisional Quat Dong, saya telah diajari oleh nenek saya tentang kerajinan sulam-menyulam ini. Citra para artisan seperti nenek saya yang mencermati setiap garis sulaman telah terukir dalam memori saya. Pembukaan toko juga merupakan cara bagi saya untuk membawa kerajinan tradisional Kota Hanoi lebih mendekati para wisatawan dalam dan luar negeri”.

Meskipun memiliki keunggulan punya pengetahuan tentang usaha sulam-menyulam, tapi ketika mulai melaksanakan-nya Mai Lan baru merasakan ada banyak kesulitan yang harus dia hadapi. Para artisan atau pengrajin di Desa Quat Dong semuanya petani, kehidupan-nya pada pokoknya bersandar pada kerajinan ini, tapi hanya menganggap kerajinan ini sebagai pekerjaan sampingan dan hanya melakukan-nya pada waktu senggang. Mai Lan menganggap bahwa mereka merupakan orang-orang yang menciptakan keunikan dalam kerajinan tangan tradisional kampung halaman, maka dia telah membuka badan usaha yang mengambil ilham dari para pengrajin ini.

Tu Thi Hand Embroidery – Melakukan start-up dari kecintaan terhadap kerajinan tradisional - ảnh 2 Mai Lan dengan produk-produk sulaman tangan (Foto: Facebook Mai Lan)

Produk-produk pertama  yang dihasilkan “Tu Thi” pada pokoknya adalah “Ao dai” ( baju panjang tradisional), baju kemeja yang disulam dengan bermacam jenis motif seperti bunga dan burung merak…, tapi sampai sekarang Tu Thi telah memperluas produknya yang juga meliputi produk-produk suvernir unik yang kental dengan jati diri budaya khas Kota Hanoi. Produk-produk seperti alat lepek gelas, sapu tangan, tas, dompet, lukisan dan sebagainya buatan “Tu Thi” sudah muncul di pasar. Bui Thi Mai Lan mengatakan:

Produk-produk Desa kerajinan sulam-menyulam Quat Dong sudah sejak lama diekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Bahkan ada banyak brand feisyen terkenal di dunia seperti Zara juga memesan produk dari para seniman Quat Dong. Tentang kecanggihan, para seniman Vietnam tidak kalah daripada negara-negara lainnya, oleh karena itu saya selalu berusaha agar wisatawan internasional yang mengunjungi Vietnam memilih produk-produk Quat Dong sebagai cindera mata. Menurut saya, untuk menaklukkan para pelanggan, maka semua produk sulaman harus dilakukan secara terinci dan cermat dengan penuh kesungguhan hati”.

Dari waktu ke waktu, upaya Mai Lan dan “Tu Thi Hand Embroidery” tidak bisa memenuhi semua kebutuhan para pelanggan. Pada waktu itu, Mai Lan berpikir tentang Ha Trang, seorang teman dekat dan juga merupakan rekan-nya ketika dia bekerja sebagai wartawan. Saudari Ha Trang, orang yang berjalan seperjalanan dengan Mai Lan dalam membangun “Tu Thi Hand Embroidery” mengatakan:

“Pada permulaannya, saya tidak percaya bahwa Mai Lan bisa berhasil karena seorang wartawan sama sekali berbeda dengan seorang pebisnis. Mai Lan mengajak saya bekerja sama dengan dia, pada permulaannya saya menolak karena saya sendiri sama sekali tidak tahu tentang bidang ini. Tapi, ketika mengunjungi toko-nya dan Desa Quat Dong untuk mencaritahu tentang kerajinan sulam-menyulam, saya memutuskan bekerjasama dengan Mai Lan untuk membangun toko “Tu Thi”. Dari situ, kami menetapkan bahwa kalau mau menjalani secara sukses pekerjaan ini, maka harus mencaritahu dan menguasai semua tahapan. Oleh karena itu, kami membagi tugas untuk diri sendiri, orang yang meneliti manajemen bisnis dan marketing, yang lain belajar desain agar bisa langsung ikut serta dalam proses produksi. Kami melakukan hal ini dengan tujuan pertama ialah memberikan kegembiraan dan kesenangan kepada kami sendiri dan percaya akan mendapat simpati dari banyak orang”.

Pada hari-hari awal tahun 2019, “Tu Thi Hand Embroidery” akan meresmikan satu basis baru di Kota Hoi An, Provinsi Quang Nam, Vietnam Tengah dengan aspirasi menjadi satu badan usaha budaya, wisata dan komunitas pada masa depan.

Komentar

aji sukardi

sulam;perlu dilestarikan sebagai produk tradisional budaya bangsa

Yang lain