Warga etnis minoritas Cham merayakan bulan Ramadhan

(VOVWORLD) - Warga etnis minoritas Cham di Provinsi An Giang yang pada pokoknya tinggal di kabupaten-kabupaten An Phu, Tan Chau dan Phu Tan, merayakan bulan suci yang sangat sakral yang disebut Ramadhan. Ini adalah bulan puasa yang berlangsung dari 1 hingga 30 bulan kesembilan menurut kalender Islam, pada tahun ini sekitar pertengahan Mei dan Juni.
Warga etnis minoritas Cham merayakan bulan Ramadhan - ảnh 1 Warga etnis minoritas Cham melaksanakan ritual agama dalam bulan Ramdhan (Foto: baoangiang.com.vn)

Seperti warga etnis minoritas Cham di Provinsi Binh Thuan dan Provinsi Ninh Thuan, dalam waktu setahun, warga etnis minoritas Cham di Provinsi An Giang juga merayakan banyak festival yang kental dengan identitas etnis mereka sendiri, termasuk bulan Ramadhan, yang juga dikenal sebagai bulan puasa, pada tahun ini berlangsung dari sekitar pertengahan Mei dan Juni.

Bagi warga etnis minoritas Cham di Provinsi An Giang, bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat penting dan sakral bagi seluruh komunitas. Ini merupakan kesempatan bagi mereka, baik pria maupun wanita yang berusia 5 tahun ke atas, untuk melihat kembali apa yang benar dan salah yang mereka lakukan setiap hari dan setiap bulan dalam setahun untuk mengatasi dan mengoreksi perilaku yang salah. Setiap orang selama bulan ini, dari waktu fajar hingga waktu senja, harus benar-benar berpuasa, tidak boleh merokok, dan tidak boleh minum (tidak membiarkan air masuk ke telinga saat mandi). Mereka juga tidak boleh membunuh, dan terutama tidak boleh bertengkar, sehingga mengakibatkan perpecahan dengan siapapun. Kabarnya bahwa selama praktik berpuasa, aktivitas hiburan dan nyanyian tidak diperbolehkan.

Untuk melakukan persiapan, menjelang bulan Ramadhan, warga di dukuh berkumpul untuk membahas tentang pembelian kue, buah atau sapi (karena sama sekali tidak boleh makan daging babi dan anjing, sehingga orang tidak memelihara hewan tersebut) guna ketika melakukan puasa, mereka akan bersama-sama di rumah besar atau di masjid, tetapi tidak boleh minum miras, termasuk bir.

Menurut Bapak Mohamet di rukun Vung Xoai, Kecamatan Chau Phong, Kotamadya Tam Ray, selama bulan ini, dari waktu matahari terbit hingga terbenam orang-orang harus menahan diri untuk tidak boleh makan minum dan ketika mandi, air tidak boleh masuk telinga mereka.

 “Sebelum perayaan bulan Ramadhan, setiap orang wajib berpuasa di siang hari, hanya makan di malam hari. Hal ini dilakukan selama 30 hari. Selama waktu ini, setiap orang menyiapkan sendiri makanan khas, dan menyiapkan pakaian untuk anak cucu mereka. Sampai hari ke-30, setelah menyelesaikan upacara ibadah di masjid, mereka memberi salam kepada para anggota dalam keluarga seperti kakek-nenek, orang tua, dan mengunjungi teman- teman dan tetangga ...”

Selama bulan puasa, para penganut Islam akan menyediakan waktu untuk berdoa di masjid, makan, minum, melakukan pantangan, dan melakukan pekerjaan amal. Meski hanya sedikit makan dan minum, tetapi ini adalah bulan dengan banyak aktivitas. Masyarakat sering berkunjung dan makan bersama saat matahari terbenam. Makan malam cukup beraneka-ragam dengan makanan-makanan ringan untuk menstabilkan tubuh setelah 1 hari melakukan puasa. Bapak Chale, Kepala Rukun Vung Xoai, Kecamatan Chau Phong, mengatakan:

Băng-V6 SMDT 10-16/8 ONG CHALE

“Makanan utama dalam hidang makan malam ini adalah “kari dan “ca pua:. Tahun baru masyarakat disebut “Hari raya lepas puasa". Itu berarti merayakan Hari Tet selama 1 bulan, lalu pergi ke masjid untuk bersembahyang, mengunjungi sanak keluarga, makan bersama dengan saudara- saudara”.

Ramadhan adalah festival penting bagi warga etnis minoritas Cham, jadi di bulan ini, warga juga mendapat perhatian dari pemerintahaan daerah. Bapak Huynh Thanh Duy, petugas budaya Kecamatan Chau Phong, mengatakan:

“Bagi warga etnis minoritas Cham, Ramadhan adalah bulan dimana ada festival tradisional masyarakat. Pemerintahan daerah sangat memperhatikan kehidupan kultural dan spiritual warga etnis minoritas Cham, dan melalui badan-badan perwakilan dari warga etnis Cham menyampaikan ucapan selamat hari raya yang gembira dan damai tenteram. Selain itu, anak-anak sangat antusias untuk bergabung dengan keluarganya dalam membersihkan rumah dan desa, mendekorasi rumah mereka untuk merayakan tahun baru tradisional warga etnisnya”.

Kegiatan-kegiatan setelah bulan suci Ramadhan berlangsung selama tiga hari, mulai 1-3 bulan Syawal, menurut kalender Islam. Ini juga merupakan hari janjian tradisional bagi anggota komunitas warga etnis Cham yang memeluk agama Islam. Semua orang yang mencari nafkah dan bekerja jauh berpeluang kembali untuk berkumpul dengan keluarga mereka, mengunjungi sanak keluarga dan tetangga. Warga etnis minoritas Cham di Provinsi An Giang menganggap ini sebagai hari yang paling menggembirakan, setiap rumah selalu ada makanan, dan menyiapkan makanan khas untuk memanjakan para tamu, yang dipanggil “Tet Raya”, hari ini sama gembiranya dengan Tahun Baru Tradisional dari warga etnis Kinh, Vietnam.

Komentar

Yang lain