Kisah tentang petualangan sang jengkerik-Kisah sawah hijau dari buku ke seni panggung

(VOVworld) – Selama 70 tahun ini, tokoh De Men atau sang jengkerik  dalam karya “Kisah tentang petualangan jengkerik” ciptaan pengarang Vietnam, To Hoai selalu merupakan  teman yang akrab bagi berbagai generasi anak-anak Vietnam dan banyak negara lain di dunia. Ini merupakan satu tema yang penuh dengan vitalitas, kegagah-beranian mengatasi semua kesulitan dan selalu berkiblat ke impian yaitu “Semua demi perdamaian, keadilan, semua makluk adalah  saudara, mempunyai kehidupan yang bersahabat dan gembira”. 



Kisah tentang petualangan sang jengkerik-Kisah sawah hijau dari buku ke seni panggung - ảnh 1
Pengarang To Hoai
(Foto: dantri.com.vn)

Kakak beradik sang jengkerik, capung, kawanan  belalang sentadu dan lain-lain dari halaman buku muncul secara hidup-hidup dan simpatik  di seni panggung drama dengan nama “Kisah tentang petualangan jengkerik” yang dipertunjukkan oleh  Teater Remaja. Dalam kerangka lapangan rumput yang hijau,  binatang-binatang sedang menarai-nari secara bergelora dan menyanyikan lagu-lagu yang lucu telah memikat para penonton anak-anak sudah sejak acara pembukaan pertunjukan. Ini untuk kedua kalinya Teater Remaja mempertunjukan drama “Kisah tentang petualangan sang jengkerik”  dengan merapati inti dari kisah ciptaan pengarang To Hoai, tapi ada hal-hal yang baru dan dialog yang dekat dengan kehidupan dewasa ini dan banyak ciri lain yang mendatangkan suara tawa di kalangan para penonton.

Dalam pembuatan drama kali ini, sutradara Bui Nhu Lai tetap mempertahankan alur cerita yaitu mempersonaliakan sang jengkerik, capung, katak dan lain-lain. Semua tokoh ini membawa bentuk binatang di lapangan rumput, tapi membawa sifat seorang manusia, tahu bercemburu, beriri hati, menjilat  dan juga memasukkan dialog antara satu cengkerik dengan manusia.

Pelajaran-pelajaran dari dalam kehidupan, pesan-pesan dan nilai-nilai kemanusiaan yang bermanfaat untuk anak-anak disampaikan  secara humoristis dan simpatik melalui adegan-adegan drama yang jenaka, gembira dan tarian-tarian yang meriah. Sutradara Bui Nhu Lai memberitahukan: “Kami memilih situasi-situasi  konflik, berkontradiksi yang membawa langgam manusia untuk dimasukkan ke dalam panggung. Kami juga mengkristalisasikannya sekali lagi supaya bisa dekat dengan anak-anak. Semua  dialog dan keadaan-keadaan yang dekat dengan kehidupan anak-anak itu sehingga membuat anak-anak mengerti isi kisah, keadaan dan membantu anak-anak ikut serta dalam kisah secara lebih dekat. Dalam drama ini, hampir-hampir tidak ada jarak terhadap penonton”.



Kisah tentang petualangan sang jengkerik-Kisah sawah hijau dari buku ke seni panggung - ảnh 2
Ilustrasi
(Foto: dantri.com.vn)

Interaksi antara para seniman dan anak-anak berlangsung sejak drama ini belum dipertunjukkan. Dalam bentuk tokoh-tokoh di padang rumput, para seniman  Teater Remaja menyambut anak-anak dari pintu. Ini adalah cara untuk membawa para seniman lebih dengan dekat anak-anak agar mereka mendapat pemikiran bersama tentang sang jengkerik. Bersamaan itu, dalam proses pertunjukan, para seniman juga telah memperkenalkan tokoh-tokoh agar anak-anak mengerti  tokoh mana yang baik dan tokoh mana yang jelek.

Dalam proses membuat drama ini, para seniman Teater Remaja juga meneliti dan mencari tahu tentang psykologi para penonton yang adalah anak-anak untuk memanifestasikan tokohnya secara paling jujur. Seniman Dao Duy Anh yang memainkan peranan abangnya jengkerik memberitahukan: “Sang jengkerik mempunyai tindakan-tindakan yang paling sulit bagi seniman, oleh karena itu, bagaimana memanifestasikannya agar para penonton mengerti bahwa ini sang jengkerik, cengkerik yang tahu berbicara bahasa manusia”.

Dengan teknik-teknik seni panggung modern, interaksi antara seniman dengan penonton anak-anak, para seniman telah mencapai sukses dalam membawa tokoh-tokoh lebih dekat dengan anak-anak. Anak yang bernama Pham Hoang Anh, 8 tahun, merasa sangat senang setelah menonton drama ini. Dia mengatakan: “Saya melihat bahwa drama ini sangat gembira dan bermanfaat. Saya mendapat pelajaran ialah tidak boleh angkoh harus berperilaku  baik terhadap semua orang, tidak boleh menindas orang lain. Saya juga dibolehkan untuk naik panggung dan berpotret dengan sang jengkerik dan tokoh-tokoh lain”.

Drama dengan durasi 80 menit merupakan hadiah bermakna yang diperuntukkan para orang tua kepada anak-anak pada kesempatan Hari Internasional Anak-Anak. Tidak hanya begitu saja, drama ini juga  mengingatkan memory-memory masa kanak-kanak yang manis untuk para orang tua pelajar. Drama ini mengirim pelajaran-pelajaran tentang kehidupan melalui perjalanan sang jengkerik. Drama ini telah turut meningkatkan nilai karya “Kisah tentang petualangan sang jengkerik”, karya sastra yang telah diterjemahkan dan diterbitkan dalam hampir 40 bahasa untuk para pembaca di dunia./.  

Komentar

Yang lain