Agar penderita autisme berbaur pada masyarakat

(VOVworld) - Perserikatan Bangsa-Bangsa memilih tanggal 2 April sebagai Hari Dunia memahami autisme dengan tujuan memberikan peringatan  kepada semua negara memperkuat perhatian pada penyakit ini. Di Vietnam, para penderita autisme masih menjumpai kesulitan hidup. Oleh karena itu, mereka sedang mendapat perhatian dari seluruh masyarakat.

Agar penderita autisme berbaur pada masyarakat - ảnh 1
Sekolah Spesialis “Tuoi Ngoc” di kota Ho Chi Minh.
(Foto: internet)


Seperti halnya dengan banyak wanita yang lain, saudari Le Thi Lan Anh di kabupaten 1, kota Ho Chi Minh memberikan seluruh rasa sayang-nya kepada anak perempuan sulung-nya. Tapi sungguh malang, anak itu menderita autisme. Manifestasi umum dari penderita autisme yalah interaksi sosial tidak baik, kurang bisa berkontak dan melakukan perilaku yang tidak normal, khusus-nya ada kelainan kesan. Saudari Le Thi Lan Anh memberitahukan: “Kami menjumpai banyak kesukaran. Pada waktu pertama, kami harus mengatasi kesedihan sendiri, setelah itu menghadapi kurang adanya simpati dari orang sekitar. Banyak orang menganggap bahwa orang tua tidak menaruh perhatian pada anak. Kami sendiri mengakui bahwa anak kami  yang terkena autisme merupakan satu perjuangan  mengenai psikologi”.

Kalau bisa menemukan lebih awal autisme di kalangan anak-anak akan bisa membantu mereka cepat berbaur pada kehidupan yang lebih baik, kalau membiarkan-nya lebih lama akan meninggalkan efek yang sulit diobati. Sekarang ini tetap belum ada obat-obatan untuk autisme dan pengobatan penderita autisme di Vietnam masih menjumpai banyak kesukaran. Ibu Guru, Vu Thi Thanh Dao, Direktur Pusat Pendidikan  Spesialis Minh An, kota Vinh, propinsi Nghe An memberitahukan: “Di propinsi Nghe An ada kira-kira 3.000 penderita autisme, diantaranya ada anak-anak yang menjumpai kesukaran. Mereka tidak bisa mengikuti seluruh proses intervensi, pada hal autisme merupakan satu cacad  yang berkembang seumur hidupnya”.

Masalah meningkatkan pemahaman, pengertian dan khususnya  keberbagian pengalaman antar-keluarga yang mempunyai anak penderita autisme adalah satu pekerjaan yang amat praksis untuk mengajukan langkah-langkah yang sesuai, membatasi pengaruh-pengaruh penyakit ini terhadap anak-anak. Dengan maksud menghimpun dan mengkonektivitaskan keluarga-keluarga yang mempunyai anak penderita autisme untuk saling membantu, berbagi pengalaman, meningkatkan kemampuan dalam merawat dan mendidik anak penderita autisme, mengurangi beban yang dipikul keluarga dan masyarakat, dari 4/2015 lalu, Pusat Pekerjaan Sosial di kota Ha Long telah membentuk Kelub keluarga anak penderita autisme. Meskipun baru beraktivitas dalam waktu kira-kira satu tahun ini saja, tetapi sampai sekarang ini,  kelub tersebut telah benar-benar menjadi rumah bersama, berkaitan, berbagi pengalaman antar keluarga yang mempunyai anak penderita autisme membantu mereka melakukan campur tangan dengan cara yang tepat, menolong belajar dan  membantu mereka supaya selangkah demi selangkah memperbaiki situasi, berkembang secara stabil dan berbaur pada kehidupan.

Juga bertolak dari situasi yang sama yalah punya anak penderita autisme, Ibu Pham Thi Kim Tam telah membentuk Sekolah Spesialis “Tuoi Ngoc” di distrik Binh Thanh, kota Ho Chi Minh.

Ketika berpartisipasi pada Kelub Keluarga yang punya anak penderita autisme di Sekolah Spesialis “Tuoi Ngoc”, orang tua mereka diperlengkapi dengan ilmu pengetahuan dan metode yang sangat bermanfaat untuk mengobati anak-nya. Dengan konektivitas, berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam merawat, mendidik dan melakukan campur tangan membantu anak penderita autisme, pola-pola pengobatan untuk mereka sedang menjadi sandaran yang tepercaya bagi semua keluarga yang punya anak autis dan turut menciptakan kesempatan bagi  anak penderita autisme untuk bisa mendapat perawatan dan pengobatan yang lebih baik  lagi serta bisa berbaur pada masyarakat.


Komentar

Yang lain