Beternak ayam hitam - satu solusi untuk turut menanggulangi bencana kekeringan di desa Chang Hoai-Thailand

(VOVworld) - Selama dua tahun ini, Thailand dan beberapa negara lain di Asia Tenggara harus menghadapi bencana kekeringan yang serius, khususnya dari Oktober tahun lalu sampai Mei tahun ini. Propinsi Phisanulok- Thailand Tengah merupakan salah satu diantara propinsi-propinsi yang menderita pengaruh yang paling berat. Ini merupakan satu propinsi yang melakukan produksi pertanian dan kaum tani di daerah ini secara pada pokoknya hidup dengan menanam padi sawah. Dalam menghadapi keadaan itu, untuk bisa membantu kaum tani  menjamin  pendapatan ketika ada bencana kekeringan, Pemerintahan propinsi ini telah mengembangkan satu  proyek  istimewa yalah proyek beternak ayam hitam (ayam untuk obat)  secara lengkap.  


Beternak ayam hitam - satu solusi untuk turut menanggulangi bencana kekeringan di desa Chang Hoai-Thailand - ảnh 1
Beternak ayam hitam di Thailand.
( Foto: mayaptrungmactech.com)

Grup reporter Vietnam melakukan kunjungan di propinsi Phisanulok pada akhir bulan Mei lalu. Meskipun sudah mulai  musim hujan dan baru pada pukul 10.00 pagi hari saja, tetapi di jalan-jalan yang kami lewatkan, cuaca-nya tetap panas, menyengat badan. Di dua tepi jalan, semua rerumputan  menjadi kuning dan kering-kerontang, ada rerumputan yang terbakar. Di sawah-sawah yang dulu merupakan sawah padi, sekarang ini retak-retak karena kekeringan. Ketika  kami  berkunjung di desa Chang Hoai, kalau sebagian besar sawah di desa ini sebelum-nya digunakan untuk menanam padi air, maka sekarang ini  semuanya dibiarkan terlantar dan diganti dengan kebun-kebun beternak ayam hitam. Dimulai sejak tahun 2015  bersamaan waktu dengan berdirinya Kelub Ternak Ayam Hitam desa Chang Hoai, proyek tersebut telah membantu kaum tani di daerah ini memperoleh pendapatan dan proyek tersebut dengan khusus menggunakan sedikit air saja. Chatiri Jotjuti, seorang petani di desa Chang Hoai memberitahukan: Pendapatan utama yang kami peroleh pada pokoknya dari tanaman padi air, tetapi sekarang ini kami berpindah beternak ayam hitam. Kami sekarang memperoleh pendapatan  setiap bulan, kareana para pelanggan dari  daerah-daerah tetangga, misalnya dari Chieng Mai, Chieng Rai dan lain- lain membeli produk dari kami. Meskipun pendapatan belum tinggi, sebanyak 2.000-3.000 Bath (sama kira-kira 100 dolar Amerika Serikat)  per bulan  saja, tetapi telah cukup untuk mengganti tanaman padi sawah ”.

Meskipun baru beraktivitas  pada kira-kira setahun ini saja, pada permulaan Kelub tersebut hanya beranggotaka n15 orang saja, tapi sampai sekarang sudah mencapai 100 orang. Jumlah ayam sekarang ini mencapai kira-kira 10.000 ekor. Tercapainya  hasil tersebut adalah karena sebagian besar bantuan dari Pemerintah daerah dalam memasok modal start-up seperti yang ditegaskan oleh Pradom Muang mun - Penasehat dari Kelub tersebut: “Pemberian bantuan modal permulaan sebanyak 160.000 Bath oleh Pemerintahan daerah telah untuk mengembangkan peternakan merupakan titik tolak untuk Kelub kami. Setiap anggota Kelub telah mencapai 3.500-5.000 Bath per bulan kalau beternak kira-kira 100 ekor ayam hitam. Kami bersama-sama beternak ayam hitam dalam waktu tiga bulan. Kami menghasilkan satu generasi ayam dalam waktu 30 hari menurut pola yang lengkap, artinya beternak sampai pengorganisasian dan investasi”.

Beternak ayam hitam memerlukan waktu yang lebih panjang dari pada beternak ayam pedaging, setelah  waktu 6-7 bulan baru menghasilkan produk. Namun, ayam hitam tidak memerlukan pakan olahan, bisa memanfaatkan makanan turah sehari-hari, batang pohon pisang, desak gabah, dan lain- desak gabah dan lain-lain. Hal ini membantu mengurangi modal investasi. Kaum tani hanya perlu ada uang 5.000-10.000 Bath saja, mereka bisa beternak ayam hitam. Ayam hitam dijual dengan harga lumayan, karena menurut penduduk, ayam  baik untuk kesehatan. Harga seekor ayam hitam berlipat tiga kali terbanding dengan ayam pedaging. Tidak hanya diolah menjadi makanan-makanan sehari-hari, misalnya untuk ayam rebus, ayam panggang saja, ayam hitam juga bisa diolah menjadi makanan-makanan kering, misal-nya sosis ayam,  abon ayam dan lain-lain….. semuanya mudah dibeli wisatawan atau untuk ekspor ke beberapa negara tetangga, misalnya Laos dan Myanmar.

Berkat adanya semua upaya tersebut, maka dalam waktu kira-kira satu tahun ini saja, pendapatan kaum tani di desa Chang Hoai-Thailand menjadi stabil. Meskipun  belum mencapai hasil yang sama dengan tiga panenan setahun, akan tetapi juga mencapai 70 persen-nya dan membantu mereka mengatasi musim kekeringan yang sengit tersebut.


Komentar

Yang lain