Kesan-kesan sesudah mengikuti dari kursus pelatihan

(VOVworld) – Setelah dua puluh hari belajar dan mengunjungi beberapa cagar sejarah dan pemandangan alam di Vietnam Utara, para kader dan staff personel Liga Pemuda Revolusioner Laos, semuanya menilai tinggi kursus pelatihan mengenai pekerjaan kepemudaan yang diselenggarakan Pengurus Besar Liga Pemuda Komunis Ho Chi Minh. Dengan pengalaman- pengalaman yang sudah dikumpulkan, para pemuda Laos tersebut akan menerapkan-nya agar gerakan pemuda Laos menjadi semakin bekembang dan lebih besar dan kuat lagi. 

Kesan-kesan sesudah mengikuti dari kursus pelatihan - ảnh 1
Acara penutupan kursus pendidikan pejabat Liga Pemuda Rakyat
Revolusioner Laos  yang ke-23.
(Foto du lịch asean)

Kursus pelatihan tersebut  diadakan dari 1-20/10, meliputi 30 siswa, semua-nya adalah pemimpin teras Liga Pemuda Rakyat Revolusioner Laos, beberapa badan di pusat dan para sekretaris, wakil sekretaris dari 18 propinsi dan kota di seluruh negeri. Selain pelajaran- pelajaran teori mengenai sistem politik  di Vietnan, hubungan antara dua negara, hubungan antara kaum muda dua negeri, kemampuan mengadakan dialog, forum dan lain- lain, para siswa juga bisa melakukan praktek di kelas. Khusus bagi saudara Lonkham Xumavong, Wakil Sekretaris Liga Pemuda propinsi Huaphan, soal belajar dan menyolisialisasikan garis politik, kebijakan untuk kaum pemuda adalah pekerjaan yang tidak bisa kurang. Dia memberitahukan:Saya sangat sepakat bahwa pendidikan politik untuk pemuda merupakan masalah yang penting. Ketika sudah  menguasai garis politik dan kebijakan, kaum pemuda baru bisa berak tivitas dengan baik dan sesuai dengan hukum. Kedua yalah masalah  memberikan pendidikan kejuruan  untuk kaum pemuda. Harus ada kejuruan, mereka baru bisa punya pendapatan stabil dan tarap hidup yang baik”.

Dari tahun 1972 sampai sekarang ini, Liga Pemuda Komunis Ho Chi Minh telah menyelenggarakan 23 kursus dengan partisipasi dari kira-kira 800 orang siswa yang adalah para pemimpin Liga Pemuda negara-negara sahabat. Selain itu, semua propinsi yang mempunyai garis perbatasan bersama antara dua negara, misalnya Nghe An, Ha Tinh, Son La (Vietnam), Hua Phan, Xieng Khoang, Kontum-Attapu (Laos) telah menggalang hubungan persaudaraan dan tukar menukar delegasi  pemuda tingkat propinsi, melakukan temu pergaulan dan belajar pengalaman setiap tahun. Ada banyak pemuda, khususnya di Hua Phan telah mendapat bea siswa  yang diberikan oleh propinsi Ha Tinh untuk belajar kejuruan di Sekolah Tinggi Hong Bang (propinsi  Ha Tinh) dan semua-nya ketika pulang ke tanah Air  telah menegakkan usaha dengan kejuruan yang dipelajari di Vietnam.  

Para pengajar adalah para Dekan dan Wakil Dekan Fakultas dari Akademi Kepemudaan dan Anak-Anak Vietnam, selain itu ada para pe seiring  dengan praktek  sepanjang kursus ini  membuat para siswa, diantaranya ada saudara Bunnhong Phetvixay, Kepala Seksi Umum, Sekretaris Liga Pemuda Rakyat Revolusioner Laos merasa sangat antusias. Dia memberitahukan: "Ketika belajar tentang merancangkan satu program aktivitas untuk anak-anak, setelah belajar teori, kami dibagi menjadi berbagai grup dan melakukan test selama 30 menit dan setelah itu mempresentasikan-nya di kelas. Dengan bentuk tersebut, kami mudah mengingat semua isi pelajaran. Selain itu, semua anggota kelas kami  diajar berdansa di kelas, sehingga tercipta rasa interesan sepanjang kursus ini”.

Selain aktivitas-aktivitas temu pergaulan dan belajar pengalaman dengan Liga Pemuda dari Grup Perposan dan Telekomunikasi Vietnam, mengunjungi beberapa cagar sejarah juga merupakan aktivitas- aktivitas yang mempunyai makna. Bagi saudara Lonkham Xumavong, Wakil Sekretaris Liga Pemuda  propinsi Huaphan, mengunjungi cagar sejarah Tan Trao-Tuyen Quang- “Ibukota perang perlawanan” pada masa perang perlawanan menentang Kolonialis Perancis merupakan aktivitas pendidikan tradisional yang perlu. Dia memberitahukan:Ketika datang berkunjung di tempat, dengan mata kepala sendiri menyaksikan tempat dimana Presiden Vietnam, Ho Chi Minh, Presiden Laos, Cayxon Phomvihan, Pangeran Xuphanuvong pernah tinggal dan melakukan aktivitas revolusioner. Ketika mengunjungi tempat ini, kami baru bisa melihat kesulitan dan kekurangan yang dialami para pemimpin untuk memimpin rakyat melakukan perlawanan menyelamatkan Tanah Air. Ini juga merupakan bentuk pendidikan tradisi yang paling praksis  agar kaum muda dua negeri semakin menghargai, memupuk dan mengembangkan hubungan istimewa antara dua negara lebih banyak lagi”.

Direncanakan, pada tahun mendatang, selain kursus pelatihan angkatan ke-24, akan diadakan dua kursus lagi untuk kira-kira 50  pemimpin tingkat tinggi Liga Pemuda Rakyat Revolusioner Laos. Mudah-mudahan, semua pelajaran dan pengalaman  yang dikumpulkan dari kursus pelatihan ini akan diterapkan para pemimpin Liga Pemuda Laos dalam praktek, agar pekerjaan kepemudaan dan anak-anak Laos semakin berkembang.


Komentar

Yang lain