Laos- Vietnam berpadu tenaga menghadapi perdagangan sumber daya alam lewat perbatasan

  (VOVworld) - Kira-kira 1.200 badak telah dibunuh untuk diambil culanya kemudian disublai kepada negara-negara ASEAN. Demikianlah angka yang diumumkan Wakil Badan Pencegahan dan Penanggulangan Narkotika dan Kriminalitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNODC) dalam sesuatu dialog dengan tema: “Laos-Vietnam memperkuat usaha menghadapi perdagangan sumber daya alam lewat perbatasan” yang baru saja diselenggarakan pada awal April ini di Vientiane, Ibukota Laos. Pada dialog kali ini, dua fihak telah menonjolkan semua tantangan dan solusi dalam mencegah dan menanggulangi perdagangan sumber daya alam lewat perbatasan antara dua negara. 


Laos- Vietnam berpadu tenaga menghadapi perdagangan sumber daya alam lewat perbatasan - ảnh 1
Tentara perbatasan  Vietnam menangani pengangkutan satwa
liar lewat perbatasan . (Ilustrasi)
(Foto: tapchimoitruong.vn)


Wakil UNODC memberitahukan bahwa ASEAN sekarang ini adalah salah satu titik panas mengenai perdagangan sumber daya alam, pada pokok-nya satwa liar dan kayu. Khusus-nya, ada bermacam-macam jenis binatang langka yang dijual secara kuat di kawasan ini, dikarenakan pemahaman yang belum tepat dari warga.

Menurut data yang diajukan UNODC, jumlah badak Afrika yang dibunuh untuk diambil culanya, kemudian disuplai kepada  Asia Tenggara  naik dari 13 ekor pada tahun 2007 menjadi 1.200 ekor pada tahun 2015. Alasan di belakang nya yalah karena adanya salah paham mengenai kegunaan ilmu kedokteran dari cula badak.  Banyak orang percaya bahwa cula badak  bisa menghapuskan penyakit kanker dan banyak penyakit yang lain. Sampai sekarang ini, belum ada satu bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa cula badak bisa mendatangkan kepentingan apapun  dalam hal kesehatan para pengguna-nya. Giovani Broussard, pakar UNODC memberitahukan: “Di kawasan ASEAN, total nilai semua kasus perdagangan sumber daya alam adalah sangat besar, bisa lebih tinggi dari pada GDP beberapa negara di kawasan, pendapatan yang diambilkan organisasi- organisasi kriminalitas trans negara saban tahun bisa mencapai kira-kira 100 miliar dolar Amerika Serikat. Kami memprakirakan bahwa 1/4  jumlah uang ini dihasilkan dari kasus-kasus perdagangan sumber daya alam, khususnya bersangkutan dengan perdagangan gelap kayu, satwa liar, jenis-jenis satwa yang perlu dilindungi dan berasal dari kasus- kasus transit bermacam-macam barang yang lain”.


Laos- Vietnam berpadu tenaga menghadapi perdagangan sumber daya alam lewat perbatasan - ảnh 2
Badak di Vietnam.
(Foto: vi.wikipedia.org).


Semua referat yang dipresentasikan di depan dialog kali ini, semua-nya  menunjukkan bahwa situasi perdagangan ilegal sumber daya alam lewat perbatasan di darat semakin berkembang secara rumit dengan banyak siasat yang canggih, menimbulkan akibat serius terhadap sistem ekologi, perkembangan ekonomi dan mengancam keamanan nasional, keamanamn regional dan internasional.

Pada waktu lalu, kekuatan fungsional negara-negara ASEAN telah menemukan dan menangkap  banyak kasus pengangkutan kayu, perdagangan ilegal satwa dan tumbuh-tumbuhan liar dan kayu langka lintas negara. Oleh karena itu, para peserta dilog ini menganggap bahwa negara-negara, khususnya  negara-negara yang mempunyai perbatasan bersama, misalnya Laos dan Vietnam perlu melakukan koordinasi erat guna mengurangi prosedur-prosedur tumpang tindih guna meningkatkan efektivitas dalam mencegah perdagangan ilegal sumber daya alam. Mayor Kepala Inping Chanthavongsa, Wakil Kepala Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Narkotika, Kementerian Keamanan Laos memberitahukan: “Menghadapi perdagangan satwa dan tumbuh-tumbuhan liar lewat perbatasan tidak hanya merupakan pekerjaan dari satu negara saja, melainkan juga merupakan pekerjaan dari seluruh kawasan. Dua negara Vietnam dan Laos mempunyai perbatasan bersama dari Selatan ke Utara, oleh karena itu, para petugas di daerah ini adalah orang-orang pertama yang menghadapi perdagangan satwa liar dan hasil kehutanan. Oleh karena itu, saya menilai tinggi dialog kali ini, karena melalui even  ini, kita bisa membahas dan mengajukan solusi-solusi dalam mengontrol kawasan persahabatan antara dua negara”.

Menurut para peserta dialog, baik Laos maupun Vietnam telah mereformasikan ketentuan-ketentuan dan kerangka hukum, memperkuat menandatangani berbagai MoU untuk berkerjasama di bidang ini.

Mengakhiri dialog yang berlangsung selama dua hari antara Vietnam dan Laos tersebut, dua fihak sepakat memperkokoh hubungan kerjasama bilateral, tukar menukar informasi, bekerjasama dalam melaksanakan hukum lintas perbatasan, memperkuat sistem pengawasan perbatasan secara berhasil-guna untuk mencegah  perdagangan satwa, tumbuh-tumbuhan liar dan kayu lewat perbatasan/


Komentar

Yang lain