Sehari mengelilingi negeri ribuan pulau dengan TMII

(VOVworld) – Negeri Indonesia mempunyai lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil, diantaranya ada lima pulau yang paling besar yaitu Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan Papua. Seiring dengan itu yalah pemandangan alam yang megah, hutan tropik yang hijau, pantai-pantai-nya yang indah, candi yang suci dan kebudayaan yang variatif. Untuk mengelilingi kelima pulau besar tersebut, menemukan semua kebudayaan yang khas dari negeri ini, tidak tahu harus memakan waktu berapa lama. Akan tetapi, hanya sehari saja di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kalian sepenuhnya bisa melakukannya. 

“Taman Mini Indonesia Indah bisa dimisalkan seperti satu kotak besar yang mengandung seluruh negeri  Indonesia”. Demikian penilaian dari kelompok orang Madagaskar yang termasuk: Mixie Kael, Meini, Lydie dan Mia, darmasiswa di Indonesia setelah kunjungan di tempat wisata ini. TMII luasnya 150 Ha, maka mereka ini telah memutuskan menyewa 2 sepeda dua sadel dengan harga 20.000 Rupiah/jam/  per sepeda untuk mengelilingi TMII.


Sehari mengelilingi negeri ribuan pulau dengan TMII - ảnh 1
Naik sepeda dua sadel keliling TMII

Mereka memilih tempat ini karena TMII tidak hanya merupakan satu taman hiburan saja, melainkan juga merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup secara lengkap keudayaan dari 33 propinsi dan kota dan 27 etnis resmi di seluruh negeri. Taman ini diatur secara ilmiah menjadi beberapa kawasan resmi seperti: anjungan daerah, museum, taman, bangunan keagamaan dan lain-lain. Novera Mayang, Manager TMII memperkenalkan tentang anjungan daerah :

TMII sendiri kita mempunyai sekitar 33 anjungan daerah atau rumah-rumnah adat dari 5 pulau besar di Indondeisa yaitu : Jawa, Sulaweisi, Kalimantan, Sumatera dan Papua. Di setiap anjungan-anjungan daerah tersebut kita menampilkan rumah-rumah adat dengan arsitektur yang berbeda-beda rumah2 terseubt dibangun berdasarkan orginal size bagaimana mereka di daerah. Di dalamnya itu ada pameran2 seperti pakaian adat, alat musik dan lainnya.”

Anjungan daerah ini merupakan tempat yang paling mengesankan para turis. Kelompok mahasiswa Madagaskar ini telah memberikan banyak waktu dan berfoto-foto di sini sebagai cara berpariwisata ke pulau-pulau Indonesia yang indah. Mixie Kael menyatakan: Ketika datang ke Taman Mini kami bisa membayangkan secara mudah apa yang kami pelajari di sekolah tentang negeri Indonesia. Kami dengan mata kepala sendiri melihat dan masuk ke dalam rumah-rumah adat dengan arsitektur yang khas. Misalnya, rumah di Bali kelihatan laksana  satu candi kuno. ada 3 bagian symbol dari hubungan antara manusia dan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan linkungan hidup. Di dalam setiap rumah ada pameran busana tradisional, upacara adat, alat musik, dan lain-lain. Satu dari di TMII sama dengan banyak hari yang kami pelajari di buku”. 




Sehari mengelilingi negeri ribuan pulau dengan TMII - ảnh 2
Anjungan daerah 

Dalam TMII juga ada beberapa taman kecil yang memperkenalkan flora dan fauna Indonesia. Dalam unit flora, wisatawan bisa menikmati ratusan jenis bunga aggerek di seluruh negeri atau mencium bau yang harum dari taman melati, bunga nasional Indonesia. Sedangkan unit fauna memperkenalkan banyak jenis binatang yang berada di negeri  ini seperti reptil, buaya, kupu-kupu dan lain-lain. Sistem 19 museum dengan bermacam-macam tema memberikan panorama Indonesiakepada pengunjung seperti olah-raga, geografi, lalu lintas, energi, gas bakar dan minyak tambang. Lidie dari Madagaskar paling mengesankan dengan Museum Komondo.

“Museum Komodo dan Taman Reptil merupakan satu proyek yang luar biasa. Bangunan museum-nya sangat unik karena ruang pameran berbentuk Komodo, jenis reptile purba yang hidup di habitat aslinya Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Di sini kami melihat kekayaan fauna Indonesia yang disajikan dalam bentuk diorama yang menarik dari bagian barat sampai timur Indonesia. Tidak harus datang ke Nusa Tenggara yang jauh itu, kami telah puas dengan melihat Komodo dan berfoto-foto dengan Komondo”.

Gagasan membangun diajukan Ibu Negara, Siti Hartinah (lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto), Istri Presiden Haji Mohammad Soeharto. Dalam satu pertemuan di Istana Presiden  pada tanggal 13 Maret 1970, dia telah mengusulkan membangun satu taman, dimana ada pola-pola kecil untuk memperkenalkan dan melestarikan nilai-nilai budaya yang khas dari Indonesia melalui arsitektur, busana adat dan lain-lain  untuk membantu rakyat lebih mengerti dan dapat membangkitkan kebanggaan dan rasa patriotisme.

Setelah itu, di tengah TMII dibangun satu danau buatan. Di danau ini diletakkan pulau buatan yang memanifestasikan 5 pulau resmi dan beberapa pulau kecil Indonesia. Kalau mengelilingi pulau ini dengan kereta kable, melihat dari atas ke bawah, perasaan wisatawan tampak sedang melihat negeri Indonesia in-miniatur.

Tidak hanya begitu, TMII merupakan taman hiburan yang ideal dengan bioskop, istana anak-anak, kawasan kuliner dan shopping. Oleh karean itu, ini merupakan destinasi dari banyak keluarga Indonesia pada akhir pekan. Ibu Novera Mayang memberitahukan: "Setiap tahun kira-kira 4000 pengunjung yang datang ke TMII. Pada tahun 2015, ada 5 500 orang yang datang. Bisa ada open stage untuk dimana kita mengadakan pelatihan rutin untuk anak-anak. Mereka bisa belajar tari daerah, musik daerah, teater dan juga kita melakukan evaluasi rutin dan juga ada culture perfomance di taman mini. Biasanya untuk pertunjukan sendiri dilakukan pada hari Minggu, dimana pada hari tersebut jumlah pangunjung yang ke sini mengalami peningkatan dibandingkan hari-hari biasa”.

Bisa dikatakan bahwa TMII merupakan kebanggaan rakyat Jakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Ini adalah tempat mendidik anak-anak tentang kebudayaan Tanah Air, juga merupakan tempat memperkenalkan kekhasan yang “Bhineka Tunggal Ika” dari negeri ini. TMII dibuka sepanjang pekan, oleh karena itu, kalau dapat berkesempatan datang ke Jakarta, jangan lewatkan tempat wisata yang atraktif ini ya!

Komentar

lartri utomo

Rumah ASEAN, VOV setelah berkunjung ke TMII, kapam nih berkunjung ke Prop. D.I. Yogyakarta, kami tunggu.

Yang lain