Bahaya Yunani mengalami gagal bayar sudah dekat

(VOVworld) – Krisis utang Yunani sedang memasuki tahap terakhir ketika Pemerintah Pusat tidak punya uang lagi untuk membayar pos-pos perbelanjaan yang mendesak, sementara itu, waktu pembayaran utang sudah tiba. Pada saat ini, semua upaya perundingan antara Yunani dengan “kelompok trilateral” kreditor yaitu Uni Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menerima paket bantuan sedang mengalami kemacetan. Keberadaan Yunani di Eurozone sedang berada pada tahap yang lebih sulit dari pada yang sudah-sudah.

Bahaya Yunani mengalami gagal bayar sudah dekat - ảnh 1
Yunani menghadapi bahaya gagal bayar utang
(Foto: dantri.com.vn)

Dalam satu perkembangan terkini, ECB pada Rabu (22 April) menyatakan bahwa ECB hanya akan terus mengelontarkan uang kepada bank-bank Yunani selama lembaga-lembaga ini masih mampu membayar utang dan masih punya harta benda tanggungan yang bernilai. Sebelumnya, Direktur Jenderal IMF, Christine Lagarde menyatakan tidak membolehkan Yunani menunda pembayaran utang sebesar 2,5 miliar Euro yang sudah ditunda sampai Mei mendatang. Alasan yang dikeluarkan para kreditor untuk belum setuju terus memberikan bantuan keuangan kepada Yunani karena Pemerintah negara ini belum bisa memenuhi secara lengkap semua tuntutan dan syarat yang ditetapkan yaitu reformasi administrasi dan sosial, memperkuat swastanisasi dan menghemat pengeluaran anggaran keuangan negara. Dengan perbendaharaan yang kosong melompong seperti sekarang, pernyataan dan syarat yang diajukan para kreditor merupakan tantanganan terhadap Pemerintah Yunani dan bahaya gagal bayar dari negara ini sudah dekat.


Perekonomian masuk ke jalan-jalan buntu

Pada saat ini, satu ketegangan sedang meliputi Yunani setelah Pemerintah negara ini mengeluarkan dekrit “
membeli” untuk sementara sumber-sumber uang cadangan dari lembaga-lembaga pemerintah, organisasi publik, dari rumah sakit, perguruan tinggi sampai dana-dana untuk membantu negara membayar utang. Jumlah uang yang diperlukan untuk membayar semua kebutuhan mendesak di negara ini sekarang mencapai 3 miliar Euro yang terdiri dari gaji pegawai, asuransi sosial, suku bunga utang serta pos-pos pinjaman yang sudah waktu jatuh tempo. Selama 6 tahun mengalami krisis utang ini, Yunani belum pernah harus menggunakan langkah penggerakan yang bersifat paksaan seperti itu. Gerak-gerik tersebut menunjukkan jalan buntu yang harus dihadapi Pemerintah Yunani, pada saat perbendaharaan telah kosong dan tekanan dari para kreditor semakin meningkat. Bagi warga Yunani, walaupun dekrit ini baru berlaku setelah diesahkan Parlemen, tapi hal ini bagaikan tetesan air yang tertumpah dari gelas yang sudah penuh setelah bertahun-tahun memperketat ikat pinggang yang penuh sengsara.

Pemerintahan-Pemerintahan daerah di Yunani telah dengan keras memprotes keputusan tersebut dan berpendapat bahwa Negara mengelola sumber dana milik daerah-daerah adalah tidak adil dan tidak bisa diterima serta hal ini bisa memaksa lembaga-lembaga di daerah menghentikan aktivitasnya. Ditambah lagi, memindah sumber anggaran keuangan cadangan dari semua daerah dan kawasan di seluruh Yunani ke Bank Sentral akan menimbulkan situasi kekisruhan keuangan, pada latar belakang indeks utama di pasar efek Yunani baru saja turun 3,3% lagi. Akan tetapi, tanpa memperdulikan pendapat-pendapat yang menentang, Pemerintah Yunani tetap mempertahankan keputusan tersebut dan berpendapat bahwa ini sebenarnya merupakan bentuk “
utang jangka pendek” dari Negara, bersamaan itu memberitahukan bahwa sumber-sumber dana ini akan dikembalikan kepada semua daerah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pokok dalam waktu dari 15 sampai 20 hari.

Tapi dari mana sumber biaya untuk membayar pos-pos pinjaman ini pemerintah tidak bisa menjawab.


Apakah skenario berikutnya bagi Yunani?

Hari Jumat (24 April) merupakan batas waktu terakhir bagi para Menteri Keuangan Eropa untuk melakukan perbahasan di Latvia guna mengeluarkan keputusan tentang pemberian bantuan kepada Yunani. Namun sampai saat ini, Yunani tetap belum bisa mengajukan program reformasi ekonomi sesuai dengan tuntutan para kreditor internasional untuk menerima pengucuran keuangan sebesar 7,2 miliar Euro sisanya dalam paket bantuan sebesar 240 miliar Euro yang diberikan Uni Eropa dan IMF kepada Yunani sesuai dengan kesepakatan sejak tahun 2010. Perselisihan membuat Yunani dan para kreditor tidak bisa mencapai permufakatan terakhir karena pihak Eropa menginginkan Yunani berusaha lebih giat lagi untuk memperbaiki perekonomian yang tenggelam dalam utang, dan Pemerintah Yunani tidak setuju memangkas pengeluaran publik, dan sebagai gantinya sedang meninjau meningkatkan pemasukan anggaran keuangan dengan jalan memperbaiki aktivitas pemungutan pajak.

Sejak mencapai kemenangan dalam pemilu dan memegang kekuasaan, Partai sayap kiri Syriza di Yunani harus menghadapi banyak tekanan. Partai ini telah berkomitmen dengan rakyat bahwa Yunani akan lepas dari kebijakan memperketat ikat pinggang terhadap ekonomi dan terus berada dalam Eurozone, tapi hal ini tampaknya sedang menjadi “
tak layak laksana”. Untuk mencari jalan keluar, sekarang Partai Syriza dari Pemerintah infungsi telah memperhitungkan opsi setuju bersekutu dengan dua Partai tengah kiri yang lebih kecil guna terus mempertahankan prosentase mayoritas di Parlemen, bahkan jika perlu bisa menyingkirkan para legislator “sayap kiri”, orang-orang yang mendukung Yunani meninggalkan Eurozone. Dalam kasus ini, pemerintah Yunani mungkin akan bersedia menanda-tangani permufakatan baru dengan wakil Eurozone dan IMF. Akan tetapi, prospek ekonomi Yunani juga akan sulit diperbaiki.

Sekarang belum jelas apakah Yunani terpaksa meninggalkan Uni Eropa atau tidak jika negara ini meninggalkan Eurozone. Patokan-patokan Uni Eropa mengijinkan negara-negara keluar dari persekutuan, tapi Undang-Undang yang bersangkutan dengan negara-negara yang tidak ikut menggunakan mata uang bersama Euro relatif tidak jelas. Jika Yunani terpaksa keluar dari Uni Eropa, negara ini akan harus menilai kembali persekutuan-persekutuan ekonomi, politik dan militernya. Walaupun skenario ini sulit menjadi kenyataan, tapi sekarang Yunani telah menyiapkan skenario paling buruk yang bisa terjadi./. 

Komentar

Yang lain