Vietnam – Tiongkok bekerjasama dan berkembang bersama

(VOVworld) – Vietnam dan Tiongkok baru saja resmi menanda-tangani Perjanjian tentang eksploitasi sumber daya pariwisata air terjun Ban Gioc dan Perjanjian tentang kebebasan mobilitas bagi kapal di muara sungai Peiluan. Dengan penanda-tanganan dua dokumen hukum yang penting ini, Vietnam dan Tiongkok telah resmi menutup sepenuhnya sengketa-sengketa yang ditinggalkan sejarah, membuka satu periode kerjasama baru antara dua negara.


Vietnam – Tiongkok bekerjasama dan berkembang bersama - ảnh 1
Air terjun Ban Gioc yang potensial bagi cabang pariwisata dua negara
(Foto: vietnamnet.vn)


Daerah air terjun Ban Gioc dan muara sungai Peiluan merupakan daerah-daerah yang sangat sensitif, punya sejarah sengketa lama dan mendapat perhatian khusus dari opini umum dua negara Vietnam dan Tiongkok. Selama bertahun-tahun ini, daerah-daerah tersebut telah dibahas dalam berbagai putaran perundingan Komite Gabungan Penetapan Garis Demarkasi dan Penancapan Tonggak Perbatasan Vietnam – Tiongkok, namun belum berhasil dipecahkan. Segera setelah menyelesaikan penetapan garis demarkasi dan penancapan tonggak perbatasan di darat pada 2008, Vietnam dan Tiongkok sepakat memecahkan secara menyeluruh semua kawasan yang tersisa, diantaranya ada dua daerah tersebut dengan solusi “keseluruhan”, di atas dasar prinsip adil dan masuk akal, menghormati semua peninggalan sejarah, mengutamakan penstabilan kehidupan warga di daerah perbatasan, sesuai dengan dokumen-dokumen hukum peninggalan sejarah.


Berunding di atas dasar semangat setara dan saling menghormati kepentingan

Selama masa 7 tahun dengan berbagai putaran perundingan, pada Agustus 2015, dua pihak telah resmi mengakhiri perundingan, sehubungan dengan kunjungan yang dilakukan Presiden Tiongkok, Xi Jinping di Vietnam, 6/11 ini, dua pihak telah resmi menanda-tangani Perjanjian tentang kebebasan mobilitas bagi kapal di muara sungai Peiluan dan Perjanjian tentang kerjasama, eksploitasi dan pembelaan sumber daya pariwisata air terjun Ban Gioc. Hal ini menegaskan tekad bersama dari dua negara untuk membangun garis perbatasan Vietnam – Tiongkok yang damai, stabil, bersahabat dan bekerjasama. Doktor Tran Cong Truc, Mantan Kepala Badan urusan Perbatasan dari Pemerintah Vietnam, berpendapat: “Ini merupakan hasil yang amat besar, menunjukkan iktikat baik dan kerjasama dari dua pihak, mempunyai makna dan sosok sejarah dalam hubungan Vietnam – Tiongkok setelah masa 65 tahun menggalang hubungan diplomatik. Ini merupakan isi-isi yang amat penting dan perlu untuk bisa terus menjamin hubungan kerjasama demi kepentingan bersama di kawasan perbatasan”.

Untuk mencapai hasil ini, sepanjang proses perundingan, di samping mencengkam setuntas-tuntasnya prinsip adil dan masuk akal, menaati semua prinsip yang sudah disepakati dua pihak, khususnya menghormati garis perbatasan yang telah ditetapkan dalam Konvensi 1887 dan 1895 yang ditanda-tangani oleh Pemerintah Perancis dan Dinasti Qing, Vietnam dan Tiongkok juga menerapkan setuntas-tuntasnya Hukum dan praktek internasional, memperhitungkan satu solusi umum, bolak-balik, menghitung perhatian yang adil dari masing-masing pihak demi kepentingan warga. Tercapainya Perjanjian tentang kebebasan mobilitas bagi kapal di muara sungai Peiluan dan Perjanjian tentang kerjasama, eksploitasi dan pembelaan sumber daya pariwisata air terjun Ban Gioc, telah sebagian menjawab informasi-informasi yang kurang berdasar di kalangan opini umum bahwa kedua bagian air terjun Ban Gioc pada dasarnya adalah milik Vietnam tapi jatuh pada tangan Tiongkok. Doktor Tran Cong Truc menegaskan: “Ini merupakan satu permufakatan yang sama sekali tepat, adil dan setara, bukan karena itu maka dikatakan milik Vietnam yang diberikan kepada Tiongkok dan sebaliknya Tiongkok juga telah memberikan kepada Vietnam karena sesuatu alasan politik. Hal ini sama sekali salah dan merupakan opini-opini yang bersifat semau-maunya. Saya berpendapat bahwa hasil yang paling penting ialah dua pihak sangat adil dalam proses perundingan. Hasilnya ialah bisa mempertahankan lingkungan hidup yang stabil, menghormati kemerdekaan dan kedaulatan masing-masing pihak, menghormati garis perbatasan dan merupakan hasil kerjasama jangka panjang yang diusahakan dua pihak selama ini”.


Bekerjasama demi kepentingan masing-masing pihak

Satu air terjun yang alami, indah dan besar papan atas di dunia yang terletak di garis perbatasan dua negara, mengandung berbagai potensi sumber daya akan hidro-listrik dan pariwisata. Satu daerah muara sungai dimana kapal dua pihak bisa mudah melewati dan melakukan perdagangan secara kondusif. Semua prospek ini sedang menantikan investasi dan kerjasama untuk dimanfaatkan. Pada waktu belakangan ini, Vietnam telah melakukan banyak investasi infrastruktur, mendorong pengembangan pariwisata spirituilitas, pada pokoknya turut mengubah wajah sosial-ekonomi di kawasan perbatasan. Setelah menanda-tangani perjanjian ini, badan-badan fungsional dua negara sedang membentuk berbagai pos pemeriksaan dan kontrol di masing-masing pihak, memindahkan warga, menangani masalah-masalah yang muncul dalam proses penetapan garis demarkasi dan penancapan tonggak perbatasan, bekerjasama membela dan mengelola tonggak perbatasan, memanfaatkan sumber daya air, menciptakan pemandangan pariwisata umum dan bersambungan antara dua pihak. Hal demikian juga dilakukan di daerah sungai Peiluan. Menurut Perjanjian yang baru saja ditanda-tangani, dua pihak bersama-sama mencapai komitmen tentang haluan bahwa kebebasan mobilitas bagi kapal merupakan kemajuan penting, namun harus berkoordinasi mengontrol secara ketat, tidak membiarkan situasi menyalah-gunakan kebebasan mobilitas ini untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan keamanan dan pertahanan masing-masing pihak.

Bisa ditegaskan bahwa dengan penanda-tanganan dua dokumen hukum yang penting ini, Vietnam dan Tiongkok telah resmi menutup seluruh tahap perundingan tentang kawasan perbatasan di darat. Ini juga merupakan pelajaran-pelajaran besar bagi dua pihak untuk meneruskan perundingan-perundingan guna menangani sengketa-sengketa lain pada waktu mendatang. Qi Jianguo, Mantan Duta Besar Tiongkok di Vietnam, Mantan Wakil Ketua Asosiasi Persahabatan Tiongkok-Vietnam, mengatakan: “Dua masalah yang ditinggalkan sejarah kini telah menjadi perbatasan yang damai, bersahabat dan berkembang. Walaupun hubungan Vietnam – Tiongkok telah menghadapi beberapa masalah, tapi juga mencapai banyak prospek baru. Menurut saya, untuk mendorong hubungan antara dua pihak berkembang secara baik, pertama-tama, dua negara kita harus memperkuat temu pergaulan tingkat tinggi, meningkatkan pemahaman dan saling percaya. Hal ini sangat penting”.

Setelah 65 tahun menggalang hubungan diplomatik, hubungan Vietnam – Tiongkok sedang memasuki satu periode baru. Memperhebat pelaksanaan langkah-langkah membina kepercayaan, mengurangi ketegangan, mencegah bentrokan, tulus hati, beriktikat baik seperti pandangan yang disampaikan Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung di depan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 27 baru-baru ini, merupakan pedoman kerjasama yang sedang ditujukan para pemimpin dua negara Vietnam – Tiongkok. 

Komentar

Yang lain