Banyak negara menentang sanksi-sanksi AS terhadap Iran.

(VOVWORLD) - Setelah Amerika Serikat (AS) menarik dari permufakatan nuklir Iran dan mengenakan kembali sanksi-sanksi terhadap negara Republik Islam ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus menegaskan dukungan terhadap naskah tersebut. 

 Ketika berbicara pada Selasa (7/8), Juru bicara PBB, Farhan Haq menyatakan bahwa Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres sendiri telah berkali-kali menekankan arti pentingnya permufakatan nuklir yang ditandatangani Iran dengan kelompok P5+1 (terdiri dari AS, Tiongkok, Rusia, Inggris, Perancis plus Jerman) pada tahun 2015 atau disebut Rencana aksi bersama komprehensif (JCPOA) sebagai salah satu di antara prestasi diplomatik kunci pada tahun-tahun belakangan ini. Menurut itu, Sekjen Antonio Guterres selalu percaya bahwa naskah ini pantas terus mendapat dukungan dan semua fihak peserta permufakatan perlu menaati semua pasal yang tercantum dalam JCPOA. Juru bicara Farhan Haq juga menegaskan bahwa PBB akan terus mendukung pelaksanaan permufaktan tersebut.

Pada hari yang sama, ketika berbicara di depan Dewan Atlantik, Menteri Pertahanan Inggris, Gavin Williamson menekankan bahwa JCPOA merupakan permufakatan “yang paling implementatif” dan “bisa dicapai” untuk menghapuskan kekhawatiran Barat tentang Iran.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi pada hari yang sama juga menyatakan bahwa negara ini tidak setuju dengan sanksi baru AS terhadap Iran.

Komentar

Yang lain