Panorama lokakarya tersebut. (Foto: phatsuonline.com)

Di lokakarya ini,  komunitas  penganut Buddhis  Internasional  mengeluarkan solusi-solusi  paling dasar, bertolak dari hati manusia untuk mensukseskan target agenda  perkembangan yang berkesinambungan seluruh dunia yang menjadi tujuan PBB, di antaranya memusatkan tema-tema utama: “Kepemimpinan yang bertanggung jawab  demi  perdamaian yang berkesinambungan”; “Cara pendekatan agama Buddha tentang keluarga harmonis, perawatan kesehatan dan masyarakat yang berkesinambungan”; “Cara pendekatan agama Buddha tentang pendidikan dan moral global”; “Revolusi Industri 4.0  dan pendidikan agama Buddha”; “Cara pendekatan agama Buddha tentang pamasaran yang bertanggung jawab  dan perkembangan yang berkesinambungan”.

Pada 5 sesi perbahasan, para peserta  dalam dan luar negeri pada lokakarya ini  telah menganalisis ajaran agama Buddha, mengarahkan manusia ke perdamaian, menghindari bentrokan, bersama bertindak untuk menuju ke satu masyarakat  yang lebih baik, dunia yang lebih berkesinambungan.

Para peserta juga mengajukan analisis dengan indra praksis, orang Viet Nam menghargai prinsip: hidup  secara bermoral,  tulus  dalam kehidupan,  Upadyaya  Danh  Lung, Anggota Sekretariat Dewan Pengurus Sangha Buddha Viet Nam memberitahukan: “Semua kegiatan manusia berasal dari hati. Oleh karena itu, agama Buddha memainkan peranan yang penting dalam memberikan sumbangan pada moral masyarakat sekarang. Kita adalah orang Viet Nam, sangat akrab dengan semua  orang di  dunia. Hal itu menunjukkan bahwa moral agama Buddha  berada dalam hati setiap orang Viet Nam. Kami berharap agar melalui citra ini, moral Viet Nam akan berangsur-angsur meningkat, seiring dengan perkembangan ekonomi Tanah Air”.

Dalam rangka Hari Waisak PBB 2019, Program  Festival Melarang Lampu untuk mendoakan perdamaian dunia telah diadakan pada Senin malam (13 Mei) .