Ketua Majelis Rendah Kerajaan Belanda, Khadijia Arib (kanan) dan Ketua MN Nguyen Thi Kim Ngan (Foto: vov.vn)

Pada pembicaraan ini, pemimpin dua fihak memlai hubungan persahabatan dan kerjasama bilateral selama 45 tahun ini sedang berkembang secara baik di semua bidang. Ketua MN Vietnam, Nguyen Thi Kim Ngan menekankan bahwa kunjungan ini berlangsung pada latar belakang dua negara memperingati  ultah ke – 45 penggalangan hubungan diplomatik dan menuju ke meningkatkan hubungan dari kemitraan strategis instansi sekarang ke kemitraan strategis komprehensif. Oleh karena itu, kunjungan akan turut memperdalam mendalam lebih lanjut lagi hubungan persahabatan dan kerjasama antara Vietnam dan Belanda pada umum-nya, antara MN Vietnam dan Parlemen Belanda pada khusus-nya, membuka prospek – prospek kerjasama baru dalam hubungan bilateral serta kerjasama antara Vietnam dan ASEAN dengan Uni Eropa.

Ketika berbahas tentang kerjasama bilateral dan multilateral, Ketua MN Nguyen Thi Ngan berharap supaya Belanda memberikan suara untuk mendukung masalah Laut Timur, meminta supaya segera menghentikan aktivitas-aktivitas yang melanggar hukum internasional, jangan melakukan lagi tindakan-tindakan yang merumitkan, menangani semua sengketa dengan langkah damai, secara serius menaati dan melaksanakan hukum internasional, terutama Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut-tahun 1982 serta DOC. Dua fihak juga sepakat memperkuat kerjasama kongkrit di bidang-bidang seperti lingkungan, pertanian, kebudayaan, pariwisata dan sebagainya.

Tentang kerjasama antara Parlemen dua negara, Ketua MN Nguyen Thi Kim Ngan dan Ketua Majelis Rendah Kerajaan Belanda, Khadija Ari menyepakati bahwa pada waktu mendatang dua fihak terus melakukan pertukaran delegasi berbagai tingkat, terus berkoordinasi erat di forum-forum multilateral; berkoordinasi mengatasi pelaksanaan semua Permufakatan yang telah ditandatangani oleh Pemerintah dua fihak, bertukar informasi tentang aktivitas parlemen di masing-masing negara. Dua fihak juga sepakat mempelajari pembentukan Kelompok legislator persahabatan untuk menciptakan mekanisme pertukaran dan kerjasama antara para legislator dua negara.