Iran memperingatkan bahwa Timur Tengah akan menjadi lebih buruk kalau tidak ada permufakatan nuklir

(VOVWORLD) - Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi, pada Kamis (14 Desember), telah menegaskan bahwa negara ini “sepenuhnya bersedia” menghadapi kemungkinan Amerika Serikat (AS) menarik diri dari permufakatan nuklir dengan Teheran atau disebutkan sebagai Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA).

Namun, dia memperingatkan keruntuhan JCPOA bisa menimbulkan akibat terhadap kestabilan di kawasan.

Iran memperingatkan bahwa Timur Tengah akan menjadi lebih buruk kalau tidak ada permufakatan nuklir - ảnh 1 Deputi Menlu Iran, Abbas Araghchi (Foto: AFP/VNA)

Pernyataan Deputi Menlu Abbas Araghchi dikeluarkan hanya beberapa hari setelah Media AS memberitakan bahwa Presiden AS, Donald Trump ada banyak kemungkinan akan memutuskan menarik sepenuhnya dari JCPOA pada tanggal 13/1/2018. Menurut dia, Kementerian Luar Negeri Iran dan Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) telah menerima instruksi-instruksi tentang cara menghadapi penarikan AS dari permufakatan nuklir ini. Namun, Deputi Menlu Iran tidak membocorkan informasi tentang instruksi-instruksi ini.

JCPOA ditandatangani oleh Iran dengan Kelompok P5+1 (termasuk Inggris, Tiongkok, Perancis, Rusia, AS plus Jerman) pada bulan 7/2015 pada masa bakti mantan Presiden AS, Barack Obama. Menurut permufakatan ini, Teheran telah membatasi aktivitas-aktivitas mengayakan uranium untuk diganti dengan penghapusan sanksi-sanksi internasional.

Komentar

Yang lain