IS menyatakan telah memancung dua sandera orang Norwegia dan Tiongkok

(VOVworld) – Di majalah “Dabiq” yang diterbitkan dengan bahasa Inggris edisi tertanggal 18 November, organisasi yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS) menyatakan telah memancung dua sandera orang Norwegia dan Tiongkok, bersamaan itu memuat foto yang dianggap sebagai jenazah dua korban ini dengan tulisan “Telah dipancung”. IS tidak menjelaskan waktu, tempat dan cara mereka memancung sandera.


IS menyatakan telah memancung dua sandera orang Norwegia dan Tiongkok - ảnh 1
Dua sandera orang Norwegia dan Tiongkok
(Foto : reuma.tv)


Ketika memberikan reaksi tentang kasus ini, Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg dengan keras mengutuk pemancungan tersebut dan menyatakan bahwa Oslo sedang mengklarifikasikan kebenaran informasi Koran tersebut. Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hong Lei menyatakan bahwa Beijing sangat terkejut, tetapi juga sedang mengklarifikasikan informasi tentang warga Tiongkok tersebut.

Pada fihak Tiongkok, Kemlu negara ini, Kamis (19/11), mengkonfirmasikan nama korban orang Tiongkok dan menekankan bahwa orang ini telah “dibunuh secara kejam”. Pernyataan menunjukkan: “Pemerintah Tiongkok mengutuk keras tindakan biadab ini dan dengan gigih membawa pelakunya ke depan pengadilan. Tiongkok akan terus memperhebat kerjasama antiterorisme dengan komunitas internasional guna mempertahankan perdamaian dan kestabilan di dunia. Pada hari yang sama, di sela-sela KTT APEC 23, Presiden Tiongkok, Xi Jinping mengutuk eksekusi yang dijalankan IS terhadap sandera Tiongkok, bersamaan itu menyatakan bahwa Beijing memprotes semua bentuk teror.

Yang bersangkutan dengan kasus teror terhadap pesawat terbang Rusia di semenanjung Sinai, Mesir, pada hari yang sama, IS menyatakan bahwa kelompok ini telah meletakkan bom dan Rusia bukanlah pilihan pertama mereka. Menurut “Dabiq”, IS berencana melakukan serangan terhadap pesawat terbang satu negara dalam persekutuan Barat pimpinan  AS yang sedang melakukan operasi serangan udara di Suriah dan Irak. 

Komentar

Yang lain