Jepang meminta kepada NATO dan Inggeris supaya bekerjasama dalam kasus penyanderaan

(VOVworld) – Pada Selasa (20 Januari), Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe mengutuk “tindakan yang tak bisa diampuni” dari kelompok yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS) karena menculik dua sandera orang Jepang dengan menuntut uang tebusan, bersamaan itu meminta kepada kelompok ini supaya segera membebaskan dua sandera ini. Ketika berbicara di depan jumpa pers sehubungan dengan kunjungannya di Jerussalem, PM Shinzo Abe memberitahukan bahwa Pemerintah Jepang sedang memeriksa kebenaran video clip IS yang mengancam membunuh dua sandera Jepang jika Tokyo tidak membayar uang tebusan sebesar USD 200 juta dalam waktu 72 jam mendatang.

Jepang meminta kepada NATO dan Inggeris supaya bekerjasama dalam kasus penyanderaan - ảnh 1
Dua warga Jepang yang disanderai IS
(Foto: laodong.com.vn)


Menurut dia, Pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk menjamin agar para sandera ini dibebaskan secara selamat. PM Shinzo Abe menegaskan bahwa prioritas Tokyo ialah menjamin keselamatan para korban dan tidak akan memberikan konsesi kepada para teroris, bersamaan itu memberitahukan akan tetap melaksanakan paket bantuan non-militer sebesar USD 200 juta seperti yang dikomitmenkan untuk membantu operasi anti IS, sehubungan dengan kunjungannya ke Timur Tengah pada pekan ini. Di samping itu, dia juga memutuskan memperpendek kunjungan kerja di Timur Tengah untuk berfokus menangani kasus penculikan sandera.

Sementara itu, Kepala Kantor Kabinet Jepang, Yoshihide Suga menyatakan bahwa Tokyo akan berusaha bekerjasama dengan negara-negara lain untuk membantu para sandera tersebut cepat dibebaskan./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain