Ketegangan antara Belanda dan Turki meningkat

(VOVworld) – Ketegangan diplomatik antara Turki dan Belanda terus bereskalasi secara serius ketika polisi Belanda mengusir seorang Menteri Turki yang berusaha datang ke kota Rotterdam untuk menghadiri satu rapat umum. Sementara itu, kalangan otoritas Turki juga mengepungkan kantor-kantor diplomatik Belanda di negara ini dengan alasan keamanan.


Ketegangan antara Belanda dan Turki meningkat - ảnh 1
Polisi Turki bertugas di luar Konsulat Belanda di Istanbul
(Foto: AFP)


Pada Minggu pagi (12/3), Walikota Rotterdam (Belanda) memberitahukan bahwa Menteri Kebijakan Sosial dan Keluarga Turki, Fatma Betul Sayan Kaya dan keluarganya datang kembali ke perbatasan Jerman, setelah iringan mobil pejabat ini sengaja datang ke Rotterdam melalui jalan darat tanpa ada persetujuan dari fihak Belanda. Sebelumnya, Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu berencana datang ke Belanda untuk menghadiri satu rapat umum yang berskala besar yang diadakan oleh para warga keturunan Turki guna melakukan lobi untuk referendum terhadap Rancangan Undang-Undang Dasar Turki (amandemen) yang direncanakan akan berlangsung pada 16/4 mendatang. Tapi dia juga ditolak untuk masuk Belanda. Gerak-gerik dari fihak Belanda ini telah menghadapi kecaman keras dari Turki.

Pada hari yang sama, kira-kira 200 warga Turki telah berkumpul di luar gedung Kedutaan Besar Belanda di Ankara, memikikkan slogan untuk mendukung Presiden Tayyip Erdogan dan memprotes perintah larangan dari Amsterdam. Sementara ini, kira-kira 1.000 orang yang membawa bendara nasional Turki telah berkumpul di luar Gedung Konsulat Turki di Rotterdam untuk memanifestasikan dukungan terhadap Pemerintah Ankara. Polisi Rotterdam telah terpaksa menggunakan kanon untuk membubarkan para anasir provokatif. 

Komentar

Yang lain