Ketegangan baru setelah pemilu Presiden Afghanistan

VOVworld) – Pada Rabu (18 Juni), capres putaran ke-2 pemilu presiden Afghanistan, Abdullah Abdullah telah meminta supaya menghentikan penghitungan suara karena mencurigai adanya kecurangan. Gerak-gerik ini telah membangkitkan perspektif tentang krisis politik pada latar belakang Afghanistan sedang mengalami periode transisi kekuasaan demokrasi yang pertama di negara ini sejak pemerintah Taliban runtuh pada tahun 2001.

Ketegangan baru setelah pemilu Presiden Afghanistan - ảnh 1
Capres Abdullah Abdullah memberikan suara
di tempat pemungutan suara di Kabul pada 14 Juni
(Foto: Kantor Berita Vietnam)


Menurut Abdullah, beberapa kotak suara telah menjadi penuh dengan suara sebelum pemilu pada 14 Juni, bersamaan itu menuduh lawannya Ashraf Ghani, Presiden yang akan segera lengser, Hamid Karzai dan Komite Pemilu Independen (IEC) bersangkutan dengan kecurangan dalam pemilu ini.

Kalangan analis menilai bahwa gerak-gerik Abdullah tersebut meningkatkan perdebatan, bisa menimbulkan instabilitas di Afghanistan pada latar belakang para serdadu NATO yang dikepalai Amerika Serikat siap menarik dari negara ini pada akhir tahun ini. Menurut rencana, hasil sementara pemilu akan diumumkan pada 2 Juli mendatang dan hasil terakhir akan diumumkan pada 22 Juli./.

Komentar

Yang lain