Konferensi Menlu G7: Konflik dan Kecerdasan Buatan

(VOVWORLD) - Selama dua hari dari tanggal 7 sampai 8 November ini, Konferensi Menteri Luar Negeri (Menlu) Kelompok Tujuh (G7) berlangsung di Tokyo, Ibu kota Jepang, dengan dipimpin Jepang – negara Presiden G7 tahun 2023. 
Konferensi Menlu G7: Konflik dan Kecerdasan Buatan - ảnh 1Para Menlu G7 dalam pertemuan di Hiroshima, Jepang, pada April 2023 (Foto: AP) 

Event ini berlangsung pada latar belakang dunia terus menghadapi tantangan-tantangan yang belum pernah ada seperti: ketegangan Israel-Hamas, krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, konflik Rusia-Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda turun suhunya, atau tantangan-tantangan potensial dari kecerdasan buatan (AI), dan sebagainya.

Dalam empat sesi pembahasan utama, negara tuan rumah Jepang menginginkan akan mendiskusikan tiga isu utama yang sedang menonjol ialah situasi Timur Tengah, situasi Eropa dan kawasan Indo-Pasifik. Isi yang paling penitng ialah membahas langkah-langkah mencegah konflik Israel-Hamas dan menjamin lingkungan kondusif bagi kegiatan bantuan kemanusiaan. Bagi negara tuan rumah Jepang, sebelum konferensi ini berlangsung, Menteri Luar Negeri (Menlu) Kamikawa telah tiba di Timur Tengah, menegaskan kecemasannya atas risiko kemanusiaan di Jalur Gaza, berkomitmen akan menambahkan bantuan kemanusiaan senilai 65 juta USD untuk kawasan ini.

Pada Konferensi Menlu G7 kali ini, para Menlu juga membahas secara lebih terinci penerapan AI  yang berada dalam rangka hukum dan berdasarkan konsensus unsur-unsur ekonomi swasta atau badan-badan usaha, risiko utama yang diakibatkan oleh AI dan langkah-langkah menghadapinya. Pada tanggal 10 Oktober, negara-negara G7 telah menyepakati prinsip-prinsip bimbingan dan satu Kode Etik Perlaku bagi para pengembang AI mutakhir. Ini merupakan sebagian dalam upaya G7 untuk mengurangi risiko-risiko terkait seperti informasi yang salah dan kekhawatiran tentang hak kepribadian.

Berita Terkait

Komentar

Yang lain