Menlu Rusia dan AS membahas serentetan masalah penting

(VOVworld) - Di sela-sela Konferensi Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang diadakan di Lima, ibukota Perudari 17 sampai 20 November,  Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), John Kerry dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, pada Kamis (17 November) telah mengadakan pertemuan dan perbahasan tentang banyak masalah internasional penting. Pertemuan ini, menurut  penilaian Menlu John Kerry dianggap bersifat konstruktif, mengungkapkan banyak masalah panas seperti situasi Yaman, Libia, Suriah, Ukraina dan  hububungan bilateral. Sementara itu,  ketika berbicara di  televisi  Rusia-24, Menlu Rusia, Sergei Lavrov menegaskan ketegangan dalam hubungan Rusia-AS sepenuhnya tidak memenuhi kepentingan rakyat dua negeri. Dia mengulangi lagi pembicaraan telepon antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan Presiden terpilih AS, Donald Trump baru-baru ini, diantaranya dua pihak menganggap bahwa secara prinsipil, hubungan Rusia-AS sekarang “tidak bisa lebih buruk”. Menlu Rusia jgua mengulangi lagi  bahwa Presiden  yang akan segera habis masa baktinya Brack Obama pada semua pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin menekenkan kewajaran kerjasama dengan Moskwa untuk memecahkan masalah-masalah penting internasional, pertama-tama masalah Suriah dan masalah memperbaiki situasi Timur Tengah.


 Menlu Rusia dan AS membahas serentetan masalah penting - ảnh 1
Menlu Rusia, Sergai Lavorov (kiri) dan AS, John Kerry  membahas serentetan masalah penting
(Foto: AFP/Kantor Berita Vietnam)


Ketika mengungkapkan masa depan hubungan Rusia-AS setelah tanggal 20 Januari 2017, (saat  Presiden terpilih Donald Trump dilantik), Menlu Rusia, Sergei Lavrov  mengatakan bahwa  hal itu bergantung pada pendirian pemimpin baru Gedung Putih. Tentang masalah Suriah, Menlu Sergei Lavrov memberitahukan bahwa semua perundingan Rusia-AS  di Jenewa, Swiss bertujuan mencari solusi bagi krisis  Suriah yang menghadapi kesulitan karena Washington tetap belum memisahkan pasukan-pasukan  oposisi Suriah dengan kelompok teroris

Komentar

Yang lain