Negara-negara lain memberikan reaksi yang bertentangan

(VOVworld) – Setelah Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) menembakkan serentetan rudal terhadap pangkalan Angkatan Udara Pemerintah Suriah, Jumat (7/4), kalangan otoritas pertahanan AS menyatakan belum membuat rencana kongkrit tentang peningkatan tindakan militer di negara Timur Tengah ini. Kantor Berita Reuters (Inggris) mengutip kata-kata seorang komandan pertahanan AS yang tidak mau disebut namanya bahwa serangan ini bukan indikasi tentang satu perubahan kebijakan-kebijakan prioritas dari Presiden Donald Trump. Kongkritnya ialah alih-alih berfokus pada masalah-masalah dalam negeri seperti sekarang ini, Gedung Putih akan lebih berfokus pada masalah-masalah internasional.


Negara-negara lain memberikan reaksi yang bertentangan - ảnh 1
Asap membubung ke atas setelah serangan udara
di Ain Tarma, kawasan Ghouta Timur, 27/3
(Foto: AFP / Vietnam+)


Pada Jumat (7/4), Perdana Menteri (PM) Australia, Malcolm Turnbull menyebut serangan rudal yang dilakukan AS terhadap pangkalan tentara Suriah sebagai “satu reaksi sesuai” dan membuka kemungkinan bahwa Pemerintah Canberra akan ikut serta dalam satu serangan militer yang diperluas pimpinan AS terhadap Pemerintah pimpinan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Pada hari yang sama, Arab Saudi menyatakan sepenuhnya mendukung serangan udara yang dilakukan AS terhadap Suriah. 

Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, pada hari yang sama, Organisasi Pengawasan Hak Asasi Manusia Suriah memberitahukan bahwa serangan udara tersebut telah menewaskan 4 serdadu Suriah dan menghancurkan hampir semua pangkalan Angkatan Udara Suriah.

Dalam satu reaksi resmi yang pertama setelah AS melakukan serangan rudal terhadap pangkalan tentara Suriah, Jumat (7/4), Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa ini merupakan tindakan agresi terhadap satu negara yang berdaulat, melanggar hukum internasional dengan satu dalih fabrikasi.

Komentar

Yang lain