(VOVworld) – Pada Selasa (12 Agustus), Parlemen baru Libia mencapai kesepakatan tentang bentuk penyelenggaraan Pemilu Presiden (Prilpres) dengan metode satu orang satu suara. Fatthallah Saiti, seorang legislator Libia memberitahukan bahwa mayoritas legislator Majelis Rendah telah memberikan suara mendukung cara pemilu langsung. Akan tetapi, waktu penyelenggaraan pemilu belum ditetapkan sampai saat badan legislatif ini membahas taraf kestabilan dari krisis dewasa ini.

Keputusan tersebut dikeluarkan pada latar belakang para legislator Libia sedang berusaha menangani perselisihan antara semua faksi bersenjata guna mengembalikan Tanah Air ke peta jalan yang berkiblat ke demokrasi. Pertempuran yang menegangkan selama sebulan ini antara dua kelompok bersenjata Zintan dan Misrata telah mengubah ibukota Tripoli dan Benghazi, kota yang besarnya nomor 2 di Libia, menjadi medan perang, memaksa serentetan negara harus mengevaluasikan warga negaranya demi alasan keamanan. Akan tetapi, tembakan-tembakan meriam dan roket di Tripoli telah sementara berhenti selama beberapa hari ketika satu perutusan Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan dialog dengan pihak-pihak peserta bentrokan untuk menuju ke satu permufakatan gencatan senjata./.