(VOVworld) – Pertemuan tertutup tingkat Kepala perunding Perjanjian Kemitraan lintas Pasifik (TPP) telah berakhir pada dini hari (24 November, menurut waktu setempat) di kota Salt Lake, bagian negara Utah, Amerika Serikat (AS). Perundingan ini punya arti penting karena semua fihak sedang berupaya mempersempit sengketa sebelum pertemuan yang bersifat memutuskan antara para Menteri negara peserta TPP yang berlangsung di Singapura pada pertengahan bulan depan.

Kira-kira 1.000 anggota dari 12 kelompok perunding telah berada di Utah untuk menghadiri sesi perundingan tambahan setelah putaran perundingan ke-19 di Brunei Darussalam pada Agustus lalu yang dianggap sebagai putaran perundingan akhir menurut peta jalan telah tidak bisa menangani sengketa antara semua fihak yang bersangkutan. Hasil putaran perundingan ini akan menjadi fundasi penting bagi pertemuan Menteri perekonomian-perekonomian TPP pada bulan depan di Singapura untuk memutuskan apakah bisa mengakhiri perundingan pada tahun ini seperti telah dikomitmenkan atau tidak.

Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Tran Quoc Khanh
(Foto: vov.vn)

Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Tran Quoc Khanh, Kepala perunding Vietnam memberitahukan bahwa salah satu kemajuan yang paling besar pada putaran perundingan Utah ialah masalah hak kepemilikan intelektual ketika semua fihak telah mencapai permufakatan selama 19 putaran perundingan sebelumnya. Akan tetapi, bidang punya arti paling penting tidak hanya bagi Vietnam, melainkan juga banyak negara peserta perundingan TPP ialah sirkulasi barang-barang yang dinilai masih agak lambat. Ini akan merupakan titik berat pada pertemuan para Menteri di Singapura mendatang.

Dengan 12 negara anggota-nya, di antaranya ada AS, Jepang, Australia dan Vietnam, TPP akan menciptakan zona perdagangan bebas yang paling besar di dunia, menduduki kira-kira 40% GDP dan kira-kira 1/3 nilai perdagangan global./.