Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: VNA)

Ketika berbicara di televisi, dia menekankan bahwa Washington sedang berperilaku seperti "anak-anak". Menurut dia, meskipun menyatakan ingin berdialog tanpa prasyarat, tetapi AS mengenakan sanksi terhadap Menlu Iran.

Pada hari yang sama, Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) juga mencela gerak-gerik AS tersebut dan menganggap bahwa pengenaan sanksi-sanksi Washington terhadap Menlu Javad Zarif adalah “tidak sah dan kurang berhati-hati”.

Ketika berbicara di depan jumpa pers pada hari itu juga, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying menunjukkan bahwa Beijing menentang Washington yang mengenakan sanksi secara sepihak terhadap Menlu Javad Zarif, bersamaan itu berseru kepada negara ini supaya melaksanakan upaya-upaya untuk mempertahankan kestabilan di Timur Tengah.

Pada pihaknya, Uni Eropa sangat menyesalkan keputusan AS tersebut, bersamaan itu Uni Eropa terus bekerjasama dengan pejabat diplomatik papan atas Republik Islam ini.

Sehari sebelumnya, AS mengenakan sanksi terhadap Menlu Iran, Javad Zarif pada saat Washington dan Teheran mengalami ketegangan. Menurut itu, semua aset yang dimiliki Menlu Javad Zarif di AS atau dikontrol oleh maujud-maujud AS akan dibekukan. Selain itu, AS juga mengenakan pembatasan mobilitas terhadap pejabat ini.