Dari Kegairahan terhadap Beras hingga Proyek Penelitian "Nasi Instan"

(VOVWORLD) - Hanya dalam waktu enam menit, dengan kapasitas 350-450W dari gelombang mikro, produk nasi instan mengembang menjadi nasi putih yang harum, lembutkering dan tidak serap air yang tidak jauh bedanya dengan nasi yang dimasak dalam kompor listrik dalam waktu lebih dari 30 menit. Itulah produk “nasi instan” khas yang dibuat kelompok mahasiswi Sekolah Tinggi Industri Makanan Kota Ho Chi Minh.

Kelompok mahasiswi yang meliputi Duong Thi Hong Phuong, Vo Thi Hong Nhung, Tran Thi Huynh Nhu, Le Thi Yen Lin, Nguyen Ngoc Diem Hang, dengan bimbingan Master Nguyen Hoang Anh, dosen Fakultas Teknologi Makanan, mulai meneliti proses produksi nasi instan sejak tahun 2020.

Namun, karena Pandemi Covid-19, mereka harus menunda usaha itu hingga tahun 2022 baru bisa menyempurnakan produk. Tran Thi Huynh Nhu, mahasiswi Sekolah Tinggi Industri Makanan Kota Ho Chi Minh, anggota kelompok peneliti, memberitahukan bahwa kelompoknya telah memilih jenis-jenis beras Vietnam yang enak untuk meneliti dan memproduksi nasi instan, menciptakan diversifikasi produk-produk yang terbuat dari beras untuk pasar makanan.

Kami sangat menginginkan agar semua orang akan menerima produk kami dan bisa mengembangkan lebih lanjut banyak produk terkait beras. Karena Vietnam merupakan sebuah negeri produsen beras, maka kami sangat ingin meningkatkan nilai padi, memberikan lebih banyak pendapatan kepada kaum tani.

Dari Kegairahan terhadap Beras hingga Proyek Penelitian Kelompok peneliti dan Master Nguyen Hoang Anh (Foto yang diberikan tokoh)

Menurut kelompok peneliti, beras yang digunakan dalam produksi nasi instan diproduksi dari padi yang baru dipaneni untuk menjamin kesegaran, manis, dan aroma yang khas dari varietas padi serta kelembutan nasi. Untuk menjamin kualitas, kami telah memilih varietas beras Dai Thom 8 (satu jenis beras dari PT Beras Vietnam dan merupakan salah satu di antara tiga jenis beras yang paling enak di Vietnam tahun 2022)

Biji beras digelatinisasi sebagian dengan uap, dikeringkan agar tetap dalam keadaan berpori dan diawetkan dengan metode vakum dalam kemasan PE, tanpa menggunakan bahan pengawet.

Saat digunakan, pengguna hanya perlu menambahkan air sesuai dengan petunjuk takaran pada kemasan, lalu masukkan ke dalam gelombang mikro dalam waktu sekitar enam menit. Setiap proses diujicobakan kami berkali-kali untuk menyesuaikan parameter agar sesuai dengan setiap tahap. Saudari Yen Lin menambahkan:

Kami akan meneliti beberapa varietas beras lain selain Dai Thom 8 seperti ST25, OM18, atau IR504 untuk bisa menggandakan produk ini berdasarkan pada banyak jenis beras.

Menurut Master Nguyen Hoang Anh, dosen Fakultas Teknologi Makanan, Sekolah Tinggi Industri Makanan Kota Ho Chi Minh, salah satu kesulitan terhadap “nasi instan” ialah sumber bahan baku, karena produksi beras sekarang sedang berskala kecil, sehingga penciptaan kesamaan dan keseragaman untuk produk sangat sulit. Oleh karena itu, untuk menciptakan satu proses dengan parameter-parameter yang cocok dan keseragaman bagi produk , maka harus memilih varietas padi yang bersifat stabil.

Dari Kegairahan terhadap Beras hingga Proyek Penelitian Produk “nasi instan” (Foto yang diberikan tokoh)

Produk “nasi instan” mendapat banyak perhatian dari badan usaha, di antaranya dua perusahaan Foodtech dan Saigon Food juga telah membahas transfer teknologi. Kelompok peneliti dan sekolahan siap mentransfer proses, bahkan menyesuaikan parameter-parameter teknis agar sesuai dengan setiap varietas padi yang khas di setiap daerah. Master Nguyen Hoang Anh memberitahukan:

Agar produk bisa hadir di pasar, disempurnakan dan dikomersialkan, saya dan kelompok peneliti akan terus melaksanakan proyek di skala laboratorium tetapi lebih intensif, parameternya lebih stabil, sehingga akan lebih berstandar ketika mentransfer teknologi kepada badan usaha.

Proses produksi nasi instan dan hasilan dari nasi instan: rasa asin (nasi abon, nasi rumput laut, nasi wijen hitam), rasa manis (artichoke merah, matcha), sama sekali tidak digunakan dengan bahan tambahan dan pengawet, sehingga sangat mudah diterapkan di berbagai perusahaan makanan, badan usaha produksi dan bisnis beras di Vietnam.

Produk nasi instan yang dibuat kelompok mahasiswi Sekolah Tinggi Industri Makanan Kota Ho Chi Minh tidak hanya memiliki sifat praktik saja, melainkan juga turut meningkatkan nilai beras serta pendapatan penanam padi yang juga adalah keuntungan Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong pada khususnya dan Vietnam pada umumnya./.

Komentar

Yang lain