Kursus mengajar seni musik dan lagu “Don Ca Tai Tu” dari Tran Ngoc Nuong, seorang seniman yang istimewa.

(VOVWORLD) - Lahir dan dibesarkan di Kabupaten Can Duoc, Provinsi Long An, tempat buaian seni musik dan lagu “Don ca tai tu” daerah  Nam Bo (di Viet Nam Selatan), maka rasa cinta terhadap melodi lagu dan musik telah merasuk ke dalam darah seorang seniman tunanetra Tran Ngoc Nuong. Meski matanya sudah buta, tapi dengan talenta dan semangat rajin berlatih, dia telah membawa suara instrument music menggeliat jauh, mewariskan banyak seniman-seniwati muda dengan sepenuh hati.
Kursus mengajar seni musik dan lagu “Don Ca Tai Tu” dari Tran Ngoc Nuong, seorang seniman yang istimewa. - ảnh 1 Seniman tunanetra Tran Ngoc Nuong sedang mengajari para siswa (Foto: Koran Long An)

Sebuah rumah kecil milik seniman tunanetra Tran Ngoc Nuong di gugus pemukiman nomor 6, di Kotamadya Can Duoc, Provinsi Long An selalu ramai dan meriah dengan melodi-melodi lagu dan musik dari para pelajar yang rajin dan berlatih menurut bimbingan gurunya. Vo Minh Hieu, di Kotamadya Can Duoc, siswa sudah ikut belajar di kursus ini dalam waktu beberapa bulan ini, mengatakan: “Saya sangat menyukai seni “Don ca tai tu” daerah Nam Bo, tapi belum begitu mengerti tentang ragam seni  ini. Jadi saya memutuskan datang ke kursus pak guru  Nuong untuk belajar dan mendapat lebih banyak pengetahuan. Setiap kali menyanyikan melodi-melodi seni “Don ca tai tu”, saya merasa sangat suci dan bangga”.

Ada banyak siswa yang datang kepada seniman Tran Ngoc Nuong untuk menceritahu tentang seni “Don ca tai tu” daerah Nam Bo, bukan hanya karena kepiawaian-nya, melainkan juga karena hati dari seorang seniman untuk musik tradisional. Hal ini termanifestasikan melalui cara dia mengajar. Dalam kursus dia, ada banyak siswa tunanetra. Terhadap para siswa baru, khususnya siswa tunanetra, dia harus membantu mereka memerasakan intrumen musik, menyanyi dan memainkan instrumen musik beberapa kali agar mereka bisa mengingatnya.

Lahir dalam keluarga yang bersaudarakan 15 orang yang semuanya adalah tukang besi , sejak usianya 4 tahun, Tran Ngoc Nuong tidak bisa melihat cahaya. Keluarganya mengirim dia ikut belajar huruf Braille sejak dia berusia 14 tahun, setelah itu belajar memainkan piano. Namun, karena keluarganya menjumpai banyak kesulitan, jadi dia harus berhenti di tengah jalan. Tapi, dia menabung untuk ikut belajar musik tradisional dengan tekad mendapat satu lapangan kerja yang bisa memelihara hidupnya sendiri, tidak bergantung pada keluarga.

Bejalar memainkan musik bagi orang biasa sudah sulit, tapi bagi orang tunanetra seperti dia semakin lebih sulit karena hanya bisa menggunakan telinga untuk belajar dan menemukan perbedaan tentang nada. Tapi, dengan kegendrungan yang kuat terhadap musik tradisional dan upaya keras, sekarang ini seniman Tran Ngoc Nuong tidak hanya bisa memainkan guitar saja, melainkan juga memainkan secara sangat baik berbagai macam jenis instrument musik tradisonal lainnya. Kalau menemui orang-orang dengan nasib seperti dia, dia membawa mereka ke rumah untuk mengajarkan mereka musik dan lagu “Don ca tai tu”, membantu mereka mencari nafkah. Ada orang-orang dari beberapa provinsi lain seperti Dong Thap, Soc Trang dan Tra Vinh juga datang belajar. Bagi seniman Tran Ngoc Nuong, meski masih menjumpai kesulitan, tapi dia selalu bersedia turut menjaga suara dari instrumen musik tradisional. Dia mengatakan: “Saya hanya mau menjaga musik tradisional, tapi tidak mau menerima uang kursus. Siapa yang mau belajar akan datang ke sini. Ada yang punya kegandrungan sangat besar, tapi tidak tahu tempat belajar, jadi mereka hanya perlu datang ke sini, memuja cikal bakal, lalu bisa belajar”.

Sudah lebih dari separo usia dia berkaitan dengan kesenian lagu dan musik “Don ca tai tu”, seniman  Tran Ngoc Nuong telah menyampaikan api kejuruan kepada berbagai generasi siswa. Kehidupannya merupakan kisah yang mengharukan tentang seorang seniman unggul, mengatasi kehidupan yang sulit, sepenuh hati dengan semua orang. Banyak siswa dia telah sukses dan memberikan musik dan lagu tradisional ke mana-mana, sehingga menciptakan daya hidup yang kuat bagi seni “Don ca tai tu”.

Komentar

Yang lain