Menjaga pelestarian kawanan gajah di Provinsi Dak Lak

(VOVWORLD) - Pada tahun-tahun belakangan ini, merosotnya bentangan tanah dan  kualitas hutan telah turut mempersempit sumber pakan dan lingkungan hidup untuk kawanan-kawanan gajah di Provinsi Dak Lak, sehingga membuat pekerjaan menjaga pelestarian kawanan gajah di daerah ini menghadapi banyak kesulitan. Oleh karena itu, pekerjaan menjaga pelestarian kawanan gajah di Provinsi Dak Lak digelarkan dengan banyak langkah guna mengembangkan kawanan gajah yang sehat dan bereproduksi baik.
Menjaga pelestarian kawanan gajah di Provinsi Dak Lak - ảnh 1 Lingkungan hidup alami membantu kawanan gajah berkembang secara lebih baik (Foto: VNA)

Pada sore hari, setelah sehari mengakhiri tugas mengantar wisatawan, gajah jantan Y Kham Sen (di zona ekowisata Ho Lak) beristirahat di bawah rimbunan pohon, makan pakan yang terbiasa ialah batang pohon pisang yang sudah dipotong-potong. Saudara Y Winh Eung, pawang gajah Y Kham Sen memberitahukan bahwa dulu, setelah sepekan membawa wisatawan, gajah akan dilepaskan ke hutan dari 1 sampai 2 pekan untuk mencari pakan sendiri. Akan tetapi, pada tahun-tahun belakangan ini, sumber pakan alami untuk gajah semakin sedikit, jadi para pemilik gajah harus menambahkan pakan lain seperti pohon jagung, pohon tebu, pohon pisang dan sebagainya. Semua jenis pakan ini meski bisa cukup tentang kuantitas, tapi kualitasnya tidak cukup. Lebih-lebih lagi, cuaca mengalami perubahan yang tidak normal, suhu lebih tinggi dan gajah sering digunakan demi kepentingan wisata, sehingga membuat gajah semakin lemah dan usianya semakin pendek.

Kekurangan pakan dan lingkungan hidup yang cocok merupakan alasan yang membuat kesehatan gajah merosot, tidak hanya berpengaruh terhadap gajah yang dipelihara oleh manusia, melainkan juga berpengaruh langsung terhadap kawanan-kawanan gajah liar. Terhitung dari tahun 2012 sampai sekarang, di Provinsi Dak Lak, ada 10 ekor gajah piaraan manusia yang mati, alasan utama ialah karena tua dan kecapaian atau diserang oleh gajah hutan. Di Provinsi Dak Lak, telah dicatat banyak situasi gajah liar muncul dan merusak kawasan-kawasan produksi warga dan badan usaha, sehingga menimbulkan kerugian tentang palawija dan harta benda, bahkan mengancam kehidupan manusia. Menurut statistik dari Pusat Pelestarian Gajah Provinsi Dak Lak, di daerah ini, ada kira-kira 5 kawanan gajah liar dengan jumlahnya dari 80 sampai 100 ekor gajah, yang pada pokonya tinggal dan bergerak di 4 kabupaten Buon Don, Ea Sup, Ea H’leo dan Cu Mgar. Huynh Trung Luan, Direktur Pusat Pelestarian Gajah menganggap bahwa konflik antara gajah dan manusia semakin meningkat karena lingkungan hidup alami untuk gajah menjadi kian sempit. Dia mengatakan:

“Ketiak gajah datang ke kawasan produksi pertanian dari warga, di situ warga menanam beberapa jenis pohon yang disukai gajah, maka terjadi situasi pengrusakan yang dilakukan gajah, sehingga menimbulkan konflik antara gajah dan manusia. Kedua ialah sekarang, lingkungan hidup alami untuk gajah semakin sempit dan dipisahkan, maka itulah alasan yang membuat gajah sering mendekati kawasan-kawasan pemukiman warga dan sering mengakibatkan konflik dengan warga, sehingga berpengaruh terhadap keamanan di kawasan dan pelestarian populasi gajah liar”.

Menjaga pelestarian kawanan gajah di Provinsi Dak Lak - ảnh 2 Cao Chi Cong, Wakil Kepala Direktorat Jenderal Kehutaan(Foto: VNA)

Sejak tahun 2014, Provinsi Dak Lak telah menggelarkan Proyek darurat tentang pelestarian gajah yang diinvestasikan Pusat Pelestarian Gajah Provinsi Dak Lak. Setelah lima tahun digelarkan, para pakar telah memasang “chip” untuk semua gajah di daerah ini untuk memeriksa keadaan kesehatannya, mengelola dokumen, melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara periodik dan sebagainya.

Provinsi Dak Lak telah membuat mekanisme koordinasi antara badan-badan, kepala keluarga dan perseorangan dalam melestarikan lingkungan hidup alami dan jalan yang dilalui oleh gajah liar. Bagi gajah piaraan manusia, Provinsi Dak Lak juga merancang kawasan pemeliharaan, perawatan kesehatan dan reproduksi gajah di Kabupaten Lak dan Kabupaten Buon Don di area seluas 350 Ha. Cao Chi Cong, Wakil Kepala Direktorat Jenderal Kehutaan memberitahukan:

“Sekarang ini, kualitas hutan di Provinsi Dak Lak turun terbanding dengan beberapa puluh tahun lalu. Jadi sumber pakan untuk gajah juga terbatas. Oleh karena itu, kami harus menciptakan satu koridor lingkungan hidup alami, artinya menanam bermacam jenis pohon yang cocok untuk gajah agar mereka punya sumber pakan”.

Menurut Proyek darurat tentang pelestarian gajah Provinsi Dak Lak, sampai tahun 2020, Provinsi Dak Lak akan merancang area pelestarian populasi gajah liar sebesar 175.000 Ha, sedangkan area untuk gajah piaraan manusia sebesar 350 Ha. Menghadapi turunya secara serius area hutan dan kualitas hutan, maka usaha menjaga dan membangun lingkungan hidup alami dan sumber pakan bagi gajah sangat perlu dan darurat, agar pekerjaan menjaga pelestarian gajah dipertahakan secara berkesinambungan. 

Komentar

Yang lain