Menyalakan Kepercayaan dari Kelas Pemberantasan Buta Huruf dari Warga Etnis Minoritas Mong di Provinsi Son La

(VOVWORLD) - Sub-area Pa Khen, Kotamadya Moc Chau, Kabupaten Moc Chau, Provinsi Son La dihuni lebih dari 500 keluarga yang sebagian besar beretnis minoritas Mong. Di Pa Khen diadakan satu kelas khusus, yaitu kelas pemberantasan buta huruf untuk warga etnis minoritas Mong dari berbagai usia.
Menyalakan Kepercayaan dari Kelas Pemberantasan Buta Huruf dari Warga Etnis Minoritas Mong di Provinsi Son La - ảnh 1Kelas istimewa ini diadakan dari Senin sampai Jumat setiap minggu (Foto: VOV)

Kelas pemberantasan buta huruf di sub-area Pa Khen dibuka mulai April 2021 di dua lokasi sekolah, Pa Khen 1 dan Pa Khen 2. Sebagian besar guru pindahan dari SD dan SMP 19/5. Kesamaan dari para siswa ialah setiap orang adalah tenaga kerja utama dalam keluarganya. Pada siang hari mereka bekerja dan pada malam hari memanfaatkan waktu luang untuk mengikuti pelajaran. Dengan berpartisipasi di kelas, siswa diberikan keterampilan dasar mendengar, berbicara, membaca, menulis, dan dasar berhitung. 

Seperti biasa, setiap Senin sampai Jumat malam, Song Thi Vang, 41 tahun, bersama dengan para perempuan lain di Sub-area Pa Khen mengikuti kelas pemberantasan buta huruf yang diselenggarakan oleh SD dan SMP 19/5. Meskipun rumahnya jauh dari sekolah, ia selalu yang datang ke kelas paling dini. Song Thi Vang mengatakan:  

Karena keluarga saya dulu miskin, saya tidak bisa bersekolah. Ketika saya mengetahui bahwa ada kelas pemberantasan buta huruf dan pelajaran pengetahuan, saya mengajukan diri ke sekolah. Setiap hari, meskipun pekerjaan bertani sangat sibuk, saya tetap mengatur waktu untuk datang ke kelas tepat waktu dan berusaha mengingat setiap kata. Sejak saya bisa membaca dan menulis, saya mendapat lebih banyak pengetahuan untuk kehidupan sehari-hari. Guru sangat antusias dan memperhatikan siswa. Sekarang saya bisa menulis, saya sangat senang”. 

Walaupun sudah menikah dan memiliki anak yang masih kecil, Giang Thi Ly tetap bersemangat datang ke kelas dengan keinginan dapat membaca. Seperti halnya siswa lain di kelas, karena keluarganya yang miskin dan punya banyak saudara, ia tidak bisa pergi ke sekolah semasa kanak-kanak dan hanya tinggal di rumah untuk membantu orang tuanya bertani. Sekarang dengan mengikuti kelas pemberantasan buta huruf, ia dapat menulis, membaca, dan melakukan perhitungan sederhana, yang sangat bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari. 

Melihat tangan mereka yang kapalan karena memegang cangkul, dengan kikuk memegang pena untuk menulis, membuat siapa pun mengagumi kemauan dan tekad para siswa istimewa ini. Semua siswa sangat rajin belajar, tanpa memedulikan hujan, dingin, atau panas. Oleh karena itu, para guru berusaha membuat kurikulum yang fleksibel dan disesuaikan, sehingga siswa dengan mudah menyerap pelajaran. Tran Thi Huy, seorang guru pemberantasan buta huruf, mengatakan:  

 “Ini untuk kedua kalinya saya mengajar kelas pemberantasan buta huruf. Oleh karena itu, kali ini saya memiliki pengalaman dalam membantu siswa memahami pelajaran lebih cepat. Yaitu menggunakan langkah-langkah yang akrab, menyemangati siswa untuk lebih rajin belajar, bertemu dengan keluarga mereka untuk melakukan pendekatan psikologis agar mereka datang ke kelas secara teratur. Materi pelajaram juga perlu memiliki metode yang paling ringkas agar mudah dipahami oleh siswa”.

Menyalakan Kepercayaan dari Kelas Pemberantasan Buta Huruf dari Warga Etnis Minoritas Mong di Provinsi Son La - ảnh 2Meskipun sibuk dengan pekerjaan tani, tetapi para siswa rajin pergi ke kelas (Foto: VOV)

Di antara mereka yang buta huruf, ada juga yang pernah bersekolah tetapi menjadi buta huruf kembali karena tidak sering mempraktikannya setelah itu. Oleh karena itu, pemerintahan daerah berencana untuk membuka kelas pemberantasan buta huruf, dan sekaligus menyosialisasikan setiap keluarga agar siswa mengikuti pelajaran secara teratur dan efektif. Pham Minh Thang, guru dan Wakil Kepala SD dan SMP 19/5, mengungkapkan:  

“Dalam proses pengajaran, guru harus proaktif, fleksibel, dan membarui metode pengajaran, sesuai dengan daya serap setiap siswa. Kami memacu guru untuk sukarela mendaftar sebagai pengajar kelas pemberantasan buta huruf. Dalam proses pengajaran, kami juga memasukkan keterampilan dasar dalam kehidupan sehari-hari seperti pencegahan COVID-19, keterampilan pencegahan kebakaran dan ledakan, dan menolong korban tenggelam. Bersamaan itu juga diadakan pertukaran seni dan olahraga. Ini akan menambah kepercayaan dan turut meningkatkan pengetahuan masyarakat etnis minoritas di daerah secara luas dan praksis”. 

Di masa lalu, karena kondisi ekonomi yang sulit dan kehidupan yang alamiah, banyak yang tidak tertarik untuk belajar membaca. Buta huruf sama artinya buta ilmu, membuat kehidupan masyarakat yang sudah miskin semakin miskin. Berkat dibukanya kelas pemberantasan buta huruf, saat ini angka buta huruf di Kabupaten Moc Chau telah sangat berkurang. Vuong Van Hoc, Wakil Kepala Departemen Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Moc Chau, mengatakan:  

“Di waktu mendatang, instansi pendidikan dan pelatihan Kabupaten Moc Chau akan terus berkoordinasi dengan berbagai organisasi sosial-politik untuk meningkatkan penelitian kebutuhan masyarakat akan kelas-kelas pemberantasan buta huruf dan pendidikan pasca melek huruf. Sampai tahun 2025 ditargetkan jumlah warga berusia 15 sampai 60 tahun yang melek huruf menjadi lebih dari 97%, khususnya kecamatan-kecamatan yang sulit akan berusaha agar tingkat melek huruf level 2 pada usia 15-35 tahun menjadi lebih dari 95%. Dengan hasil yang dicapai selama ini, kami berharap pemberantasan buta huruf akan semakin efektif dan turut meningkatkan kehidupan masyarakat di Kabupaten Moc Chau”.

Seiring dengan  pemberantasan buta huruf, guru juga menggabungkan sosialisasi haluan dan garis politik partai, undang-undang dan kebijakan Negara, dan memberi masukan bagi warga untuk menghilangkan adat-adat terbelakang, dan melestarikan adat istiadat etnis yang baik. Di akhir program, Departemen Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Moc Chau memberikan sertifikat untuk siswa yang memenuhi syarat. Pembukaan kelas pemberantasan buta huruf memiliki makna humanis yang mendalam, turut meningkatkan pengetahuan warga etnis minoritas di Kabupaten Moc Chau. 

Komentar

Yang lain