Guru Eko Widiyanto: “VOV adalah Jembatan Penghubung antara Masyarakat Vietnam-Indonesia“

(VOVWORLD) - Para pendengar! Kami sangat gembira untuk bertemu kembali dengan para pendengar pada acara Kotak Surat Anda minggu ini. Selama seminggu ini, VOV5 menerima 378 surat dari 44 negara dan teritori, di antaranya program siaran bahasa Indonesia menerima 44 surat dan surel dari para pendengar. 
Guru Eko Widiyanto: “VOV adalah Jembatan Penghubung antara Masyarakat Vietnam-Indonesia“ - ảnh 1Guru Eko Widiyanto dengan Istri mengunjungi VOV

Pada pekan lalu, kami menerima laporan pemantauan siaran radio dari pendengar: Eddy Setiawan, Fachri, Minlin, Thedja Haryanto, dan Rudy Hartono, diantaranya mengatakan sinyal relatif stabil pada frekuensi 12020 Khz dan 9840 Khz di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. Sedangkan dari pulau Riau, saudara Fachri mengatakan pada 15 Oktober tidak terdengar siarannya di frekuensi 12020 Khz.

Pada minggu lalu kami juga telah menerima surat tulisan tangan dari saudara Peter Ng di Malaysia. Dia mengirim laporan pemantauan siaran radio pada tanggal 19 September di frekuensi 12020 Khz, dengan penilaian SINPO 44444.

Para pendengar yang budiman! Di era 4.0, seiring dengan semakin berkembangnya teknologi untuk membantu masyarakat lebih mudah terhubung satu sama lain, kita secara bertahap meninggalkan kebiasaan menulis surat tangan dan rutin berkomunikasi melalui sosial media seperti email, Whatapps, Facebook... Oleh karena itu, kami sangat senang menerima surat dari pendengar setia Peter Ng. Semua surat tangan pendengar akan disimpan hati hati di cadangan dokumen VOV.

Guru Eko Widiyanto: “VOV adalah Jembatan Penghubung antara Masyarakat Vietnam-Indonesia“ - ảnh 2Pak Eko menyampaikan buku sajaknya kepada Melisa, kepala siaran

Pada pendengar, pada acara Kotak surat anda hari ini kami dengan senang hati menyambut tamu istimewa yang datang dari Indonesia, yaitu Bapak Eko Widianto, dosen Universitas sekaligus pendengar Program Bahasa Indonesia, VOV. Pada tahun 2018, guru Eko menerima tugas untuk mengajar bahasa Indonesia di Hanoi, dan saat ini terus mendidik bahasa Indonesia bagi mahasiswa Universitas Ilmu Sosial dan Humaniora, Hanoi secara online.

Isi perbincangan antara penyiar Melisa dan pak guru Eko:
 
 
 

Komentar

Yang lain