Perkenalan Sepintas tentang Tradisi pada Hari Raya Tet di Vietnam dan Kue Chung

(VOVWORLD) - Saudara pendengar, Selamat berjumpa lagi dengan saya, Thuy Trang! Betapa senangnya saya bisa mengunjungi Anda kembali dalam Acara “Kotak Surat Anda” pertama pada Tahun Baru Imlek 2022 ini. Masih dalam suasana tahun baru, atas nama Program Siaran Bahasa Indonesia, saya mengucapkan selamat kepada para pendengar, semoga keluarga Anda sehat, penuh kegembiraan, berbahagia, dan sukses selalu.

Pekan ini, Program Siaran Bahasa Indonesia menerima 35 surat dan email dari Saudara-saudara M. Sumantri, Minlin, Waluyo Ibn Dischman, Hari Santosa dan beberapa pendengar lainnya. Pada umumnya kualitas gelombang radio cukup baik di kedua frekuensi 12020 kHz dan 9840 kHz. Kami berterima kasih atas sikap hangat Anda dan semoga Anda dapat secara reguler mengirimkan laporan pantauan radio kepada kami. 

Para pendengar, menurut kalender lunar, hari ini tanggal 5 Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (Hari Raya Tet), hari raya terbesar bagi masyarakat Vietnam. Tahun ini kami tetap merayakan Hari Raya Tet yang sangat istimewa dalam suasana “normal baru”. Untuk menjamin pencegahan dan penanggulangan wabah Covid-19, pada Hari Raya Tet tahun ini, berbagai daerah tidak melakukan pesta kembang api atau mengadakan festival awal tahun. Suasana Hari Raya Tet juga begitu tenang. Bagaimana pun, Hari Raya Tet tetap menjadi kesempatan bagi semua orang untuk sementara mengesampingkan pekerjaan dan kekhawatiran dalam kehidupan agar orang-orang yang jauh dari kampung halamannya dapat kembali berkumpul dengan keluarga dan sanak keluarganya.

Perkenalan Sepintas tentang Tradisi pada Hari Raya Tet di Vietnam dan Kue Chung  - ảnh 1Orang Vietnam mengucapkan selamat tahun baru imlek kepada kakek-nenek, orang tua, sanak keluarga (Foto: Bnews.vn)

Pada hari-hari pertama tahun baru, masyarakat Vietnam melaksanakan tradisi mengucapkan selamat tahun baru kepada kakek-nenek, orang tua, sanak keluarga, memberi angpau yang melambangkan keberuntungan kepada anak-anak, membuat persembahan leluhur, ziarah ke pagoda, dan sebagainya. Masyarakat Vietnam memiliki beberapa hal yang tabu dilakukan untuk menghindari nasib buruk dan mengharapkan keberuntungan seperti hanya mengatakan hal-hal yang baik, tidak menyapu rumah, tidak membuang sampah, tidak memberikan api, tidak berdebat, dan lain-lain. Hari Raya Tet mengawali sebuah tahun yang baru, sehingga sangat banyak ritual dalam kehidupan relijius telah menjadi kebiasaan dalam kebudayaan masyarakat Vietnam. Hal ini menjadi tradisi positif yang senantiasa dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Vietnam hingga saat ini. 

Pekan ini, Saudara Aries Sani mengirimkan surat kepada kami. Ia bertanya: “Saya tahu bahwa orang Vietnam biasanya membungkus kue Chung pada Tahun Baru Imlek. Apakah Anda dapat memperkenalkan makna jenis kue itu? Terima kasih!”

Saudara Aries Sani yang budiman, setiap Hari Raya Tet tiba, pergi ke mana pun atau tinggal di mana pun masyarakat Vietnam, kehadiran kue Chung hijau dalam nampan Hari Raya Tet tradisonal haruslah ada. Bagi masyarakat Vietnam, kue Chung persegi tidak hanya merupakan makanan saja, melainkan juga menjadi bagian dari keindahan tradisional, terkait dengan legenda bangsa yang sudah ribuan tahun dan sangat bermakna.

Perkenalan Sepintas tentang Tradisi pada Hari Raya Tet di Vietnam dan Kue Chung  - ảnh 2Kue Chung merupakan makanan tradisonal orang Vietnam pada Hari Raya Tet (Foto: Ucozfree.com)

Menurut legenda, ketika Raja Hung ke-6 memilih seorang putranya yang akan mewarisi takhta, raja telah mengeluarkan dekrit bahwa siapa pun yang menemukan persembahan kepada leluhur yang disetujui raja, akan diberikan takhta oleh raja. Sementara saudara-saudaranya semua pergi ke hutan dan turun ke laut untuk mencari mutiara dan benda berharga, hanya Lang Lieu – anak ke-18 yang sangat miskin dan menjadi piatu semenjak kecil – telah menggunakan hasil pertanian sehari-hari. Ia memanfaatkan beras ketan, kacang hijau, daging babi, dan daun ganyong di Vietnam untuk membungkus kue Chung untuk membuat kue Chung dan kue Day (mewakili bumi dan langit) sebagai persembahan kepada raja. Daun hijau sebagai pembungkus dan kue Chung di dalamnya menyimbolkan ungkapan terima kasih atas rasa cinta orang tua yang selalu mencintai dan merawat anak-anaknya. Setelah mencicipinya, Raja Hung memuji kue itu sangat lezat dan memiliki makna filosofis mendalam. Maka Raja Hung pun menyerahkan takhta kepada Lang Lieu. Sejak itu, kue Chung dan kue Day menjadi persembahan wajib dalam ritual-ritual pemujaan leluhur pada Hari Raya Tet. Makanan itu juga mewujudkan tradisi minum air harus mengingat sumbernya bangsa Vietnam. Sekaligus, rasa kue Chung juga menunjukkan pentingnya pohon padi dan alam dalam kebudayaan padi dan sawah.

Kue Chung membawa makna suci dan mulia. Oleh karena itu, masakan ini juga membutuhkan kesabaran dan ketelitian dari pembuatnya. Waktu memasak kue Chung bisa lebih dari 10 jam. Saat ini, banyak keluarga yang masih mempertahankan tradisi berkumpul untuk membungkus kue Chung pada hari-hari menjelang Hari Raya Tet. Oleh karena itu, kue  Chung yang dikemas sendiri lebih lezat, kaya, dan bermakna. Kebiasaan membungkus kue Chung saat Tet juga menjadi budaya kuliner khas Vietnam. 

Saudara pendengar, untuk mengakhiri acara Kotak Surat Anda hari ini, mari kita nikmati lagu “Kebahagiaan Musim Semi” yang dikumandangkan oleh penyanyi Noo Phuoc Thinh.

Untuk bisa mendengar dan membaca kembali program siaran kami, silakan Anda mengakses website: www.vovworld.vn. Untuk semua pertanyaan mohon bersurat ke alamat email: Indonesia.vov5@gmail.com atau alamat pos: Jalan Ba Trieu, nomor 45, Distrik Hoan Kiem, Kota Ha Noi, Vietnam.

Komentar

Yang lain