Artisan A Biu sangat gandrung mewariskan seni gong dan bonang kepada generasi muda

(VOVWORLD) - Artisan A Biu adalah putra etnis minoritas Ba Na, lahir dan dibesarkan di Kecamatan Ngoc Bay, Kota Kon Tum, Provinsi Kon Tum (Vietnam Tengah). Selama puluhan tahun ini, dengan perasaan cinta istimewa terhadap budaya gong dan bonang dan  ingin mengkonservasikan dan mengembangkan seni gong dan bonang dalam kehidupan sehari-hari, artisan A Biu telah secara diam-diam mendatangi ke dukuh-dukuh dan sekolahan untuk mewariskan seni gong dan bonang kepada generasi muda.
Artisan A Biu sangat gandrung mewariskan seni gong dan bonang kepada generasi muda - ảnh 1Artisan A Biu sedang memberikan bimbingan kepada para pelajar   (Foto: vov.vn) 

Sekolah Dasar (SD) Dang Tran Con di Kecamatan Ngoc Bay, Kota Kon Tum punya kira-kira 700 pelajar yang semuanya adalah anak-anak etnis minoritas Ba Na. Hal yang istimewa di SD ini ialah hampir semua pelajarnya menggemari dan tahu memainkan gong dan bonang serta tarian Xoang. Setiap jam belajar selesai dan sepanjang hari Sabtu dan Minggu, suara gong dan bonang tetap bergema dengan meriah di lapangan sekolahan. Ibu guru Dau Thi Lan, Kepala SD ini memberitahukan, gerakan belajar memainkan gong dan bonang telah dilanjutkan oleh SD ini selama bertahun-tahun ini. Orang yang memainkan peranan penting dan membimbing dan menyalakan api kegandrungan kepada para pelajar ialah artisan A Biu. “Artisan A Biu sangat menggandrungi kebudayaan tradisional etnisnya. Dia telah mengoleksi berbagai gong dan tarian Xoang yang  sudah ada sejak lama dan berpengalaman mewariskan seni gong dan bonang kepada generasi muda. Dan ini juga adalah satu langkah yang sangat penting dalam menarik para pelajar datang ke sekolahan”.

Tidak hanya mengajar para pelajar di SD Dang Tran Con dan para pemuda dan anak-anak di dukuh-dukuh di daerah supaya tahu memainkan gong, bonang dan tarian Xoang, artisan A Biu juga bersemangat memberikan penjelasan tentang asal-usul sejarahnya dan keindahan seni gong dan bonang. Hal ini dimaksudkan  guna memupuk kesedaran mengkonservasikan dan mengembangkan kebudayaan tradisional etnis minoritas Ba Na di kalangan muda.

Karena ditemukan dan dibimbing oleh artisan A Biu, banyak anak yang berbakat telah berhasil memanifestasikan kepandaiannya melalui festival-festival dan kontes, yang menonjol ialah anak yang bernama Y Viet Huong, pelajar klas 4D, anak yang bernama A Van Thiu, pelajar klas 5D dan lain-lain. Khususnya anak yang bernama Y Thai Thi Kim Ngan, klas 6 dari Sekolah Menengah Pertama Ham Nghi telah dapat memainkan perangkat bonang yang terdiri dari 8 buah secara benar. Y Thai Thi Kim Ngan  mengatakan: “Saya berlatih memainkan bonang ketika masih belajar di SD, bapak A Biu telah mengajar saya memainkan bonang. Lagu yang saya mainkan adalah  lagu nina bobok. Nada dan iramanya adalah paling enak di dengarkan”.

Artisan A Biu mempunyai kecintaan istimewa terhadap budaya gong dan bonang. Dengan pndangan agar kecintaan ini bisa disebar-luaskan, menyerap perhatian dari masyarakat, selama waktu puluhan tahun ini, artisan A Biu telah menyediakan banyak tenaga untuk mencari tahu, meneliti dan menguasai jiwa budaya gong dan bonang. Dia telah  datang ke Kabupaten An Khe, Provinsi Gia Lai untuk bisa membeli perangkat bonang Klang Brong yang sangat bernilai. Dia juga meyakinkan keluarga untuk membangun kembali rumah tradisional di dukuh Plei Klech, Kecamatan Ngoc Bay, Kota Kon Tum untuk menyambut kedatangan wisatawan dan memperkenalkan kebudayaan etnis Ba Na dan lain-lain. Sekarang ini, rumah tersebut tidak lagi  menjadi urusan sendiri, tapi telah menjadi kebanggaan bersama dari warga etnis minoritas Ba Na di daerah ini. Ketika berbicara tentang keinginannya, artisan A Biu mengatakan: “Yang paling saya inginkan sekarang ini ialah bagaimana mewariskan seni gong dan bonang kepada sanak keluarga, warga di dukuh serta di sekolahan. Bagaimana saya  menyampaikan nilai satu perangkat bonang kepada mereka. Ini adalah jati diri etnis minoritas Ba Na”.

Bagi artisan A Biu, gong dan bonang  adalah akar, suara hati dari warga etnis minoritas Ba Na. Ketika gembira, mereka memainkan gong dan bonang, ketika sedih, mereka berbicara tentang gong dan bonang.  Untuk mengkonservasikan dan mengembangkan seni gong dan bonang dalam kehidupan sehari-hari, maka generasi-generasi penerus harus benar-benar mencintai dan ingin melestarikan gong dan bonang. Inilah  alasannya mengapa artisan A Biu yang pada tahun ini sudah berusia 60 tahun tetap rajin datang ke  sekolahan-sekolahan dan dukuh-dukuh di Kota Kon Tum untuk mewariskan seni gong dan bonang kepada generasi muda.  

Komentar

Yang lain