Gala “Rumah bersama ASEAN” – tempat pertemuan dari berbagai kebudayaan dalam satu komunitas yang saling berkaitan

(VOVworld) – Komunitas ASEAN sudah resmi dibentuk. Tanggal 31/12/2015 merupakan tonggak penting dalam sejarah ASEAN. Selama ini, banyak aktivitas telah dan sedang terus berlangsung untuk menuju ke peristiwa ini, khususnya aktivitas-aktivitas kebudayaan dan kesenian. Selasa malam (22/12) di Gedung Teater Besar Hanoi, malam Gala “Rumah bersama ASEAN” dengan partisipasi dari berbagai rombongan seniman-seniwati dan artisan asal negara-negara ASEAN telah memberikan kepada malam temu pergaulan ini satu panorama yang hidup-hidup, membawa identitas kebudayaan masing-masing negara dan penuh persahabatan.

Gala “Rumah bersama ASEAN” – tempat pertemuan dari berbagai kebudayaan dalam satu komunitas yang saling berkaitan - ảnh 1
Pertunjukan dalam malam gala ini
(Foto: Nguyen Ha)


Kira-kira pukul 20.00 malam, panggung utama sudah siap bagi pertunjukan. Sistim suara dan cahaya diperiksa untuk terakhir kali. Di tengah-tengah panggung, satu layar besar dinyalakan dengan logo ASEAN, di kelilingnya ialah bendera-bendera dari semua negara anggotanya. Sedangkan di depan panggung, para undangan telah hadir dan sedang menstabilkan tempat duduknya. Pembicaraan tetap berlanjut sampai saat bergemanya suara musik yang mengawali lagu “Vietnam kampung halamanku”.

Dengan suara sopran yang tinggi dan hangat dari penyanyi Trong Tan, keindahan Vietnam berangsur-bangsur muncul di depan para penonton, yaitu keindahan dari pedesaan, laut, ladang, terik sinar matahari dan manusia Vietnam. Lagu ini bagaikan satu undangan: “Wahai teman, datanglah ke kampung halaman kami”, datang ke satu negara Vietnam yang indah dan tenteram. Diantara 9 acara yang dipertunjukkan rombongan seniman-seniwati Vietnam, mayoritasnya ialah lagu-lagu dan tarian-tarian yang kental dengan identitas budaya tradisional Vietnam seperti: kumpulan lagu rakyat Vietnam yang dikumandangkan Band Musik Thang Long, “Suara kecapi Bau” yang dipertunjukkan oleh penyanyi Trong Tan, kumpulan lagu “Hati Vietnam”, dll. Penyanyi Dieu Thao, anggota Band Musik Thang Long mengatakan: “Ketika Komunitas ASEAN dibentuk, ciri-ciri budaya khas dari semua negara anggotanya akan mendapat banyak peluang untuk diperkenalkan dan diselang-seling. Saya berharap supaya ragam-ragam kesenian tradisional Vietnam akan mendapat kesempatan untuk lebih mendekati sahabat-sahabat internasional dan sahabat-sahabat ASEAN, supaya mereka bisa lebih memahami dan merasakan secara lebih jelas lagi keindahan dari kebudayaan tradisional Vietnam”.

Datang pada bagian pertunjukan dari Kamboja, para penonton dapat menenggelamkan diri pada tarian “Kon Trem” yang dipertunjukkan para mahasiswa Kamboja yang sedang tinggal dan menempuh kuliah di kota Hanoi. Berbagai pasangan pemuda-pemudi dalam busana tradisional Kamboja menari dan bernyanyi dalam suara musik yang ceria dengan gerakan-gerakan yang luwes dan halus. Di bangku penonton sana-sini, kelihatan pasangan-pasangan tangan yang bergerak secara halus mengikuti gerakan para seniman-seniwati di panggung. Noun Sothea, seorang seniwati memberitahukan: “Hampir semua penduduk Kamboja mengetahui tarian ini. Tarian ini biasanya dipertunjukkan pada kesempatan Hari Raya Tahun Baru Tradisional Kamboja, semua orang akan bersama-sama menari dan bernyanyi dengan gembira. Tarian ini memanifestasikan kehangatan, kebaikan hati dan keakraban penduduk Kamboja”.

Walaupun tidak mempertunjukkan tarian-tarian tradisional Thailand pada malam Gala ini, tapi dengan suara nanyian yang merdu dan penuh perasaan dari seniwati Thailand, Nuthakon Khongyai melalui dua lagu yang berjudul: “Duen Pen” dan “Pan din kong rao”, beserta citra-citra tentang negeri Thailand yang dipertunjukkan dalam layar besar, semua penonton dapat merasakan keindahan negeri dan manusia Thai. Penyanyi Nuthakon Khongyai mengatakan: “Saya memilih dua lagu untuk saya pertunjukkan pada hari ini, salah satu diantaranya ciptaan Raja Thailand sendiri, sedangkan satu lagu lain memanifestasikan fikiran tentang kehidupan. Tapi kedua lagu ini mempunyai makna bersama yaitu menceritakan nostalgia akan keluarga dari seorang putra yang tinggal jauh dari kampung halaman”.

Berpisah dengan citra tentang negeri Thailand, penonton kembali pada tarian ceria yang dipertunjukkan rombongan kesenian Indonesia “Lenggang Nyai”.

Tarian ini berasal dari Jakarta, ibukota Indonesia, tempat suku Betawi bermukim. Khususnya tarian ini juga mengkombinasikan gerakan-gerakan pencak Silat, satu ragam silat tradisional Indonesia. Tidak bisa menahan kegembiraan ketika acara pertunjukannya mendapat sambutan hangat dari para penonton, seniwati Ayu Kartika dari Indonesia, mengatakan: “Saya berfikir acara seperti ini sangat bagus untuk terus dilanjutkan. Mungkin selain dari tarian-tarian yang ada di Indonesia, saya akan memperkenalkan sedikit tentang lagu-lagu daerah di Indonesia, kebudayaan-kebudayaan, tari, musik di kota Hanoi karena saya berfikir masyarakat Hanoi masih awam dengan apa itu Indonesia, terutama tentang kebudayaan-nya”.


Gala “Rumah bersama ASEAN” – tempat pertemuan dari berbagai kebudayaan dalam satu komunitas yang saling berkaitan - ảnh 2
Gala ini menyambut terbentuknya Komunitas ASEAN 2015
(Foto: Nguyen Ha)


Ibu Saichon Chaipanya dari Thailand memberitahukan bahwa malam Gala ini benar-benar mengesankan dan meninggalkan kesan yang sulit dia lupakan. “Semua acara pertunjukan dari negara-negara ASEAN sangat baik, tapi saya merasa paling terkesan dengan acara dari Indonesia. Kesan itu muncul dari irama lagu karena seperti ada ciri-ciri yang mirip dengan tarian di Thailand Selatan. Lebih istimewa lagi ialah gerakan tangan sesuai dengan irama lagu beserta lirikan mata dan gelengan kepala. Semua hal itu menciptakan keluwesan dan gemulaian”.

Malam gala ini juga menyerap partisipasi dari rombongan-rombongan kesenian asal 3 negara ASEAN yang lain yaitu Laos, Brunei Darussalam dan Malaysia. Setiap acara mengandung satu ciri khas sendiri dari masing-masing negara anggota ASEAN dan mendapat sambutan yang hangat dari penonton. Saudari Thu Uyen, seorang penonton muda, memberitahukan: “Ini merupakan satu acara pertunjukan yang sangat menarik dan variatif, ada banyak pertunjukan rakyat khas dari masing-masing negara. Saya sendiri masih terkesan dengan acara pertunjukan “Suara kecapi Dan Bau” dari Vietnam, selain itu, saya juga sangat menyukai tarian dari Laos”.

Malam Gala “Rumah bersama ASEAN” berakhir dengan acara tarian-nyanyi “Lagu ASEAN” yang dikumandangkan semua seniman-seniwati peserta. Citra para seniman-seniwati dalam busana tradisional, mengangkat bendera-bendera 10 negara ASEAN menciptakan satu panorama yang berwarna-warni tentang persatuan besar ASEAN, menegaskan bahwa ASEAN akan terus menjadi satu persekutuan yang mantap, damai dan sejahtera pada masa depan. 

Komentar

Yang lain