Chua Soo Pong, orang yang memasang sayap kepada seni opera Tuong Vietnam

(VOVWORLD) - Seni opera Tuong tradisional sudah sejak lama dianggap sebagai kesenian yang sulit memilih penonton di dunia seni panggung Vietnam. Akan tetapi, ada seorang sutradara dari negara pulau Singa “memberanikan diri” mementaskan opera Tuong Vietnam. Lakon opera Tuong dengan nama “Di bawah bayangan pohon beringin yang legendaris” ciptaannya belum tentu adalah satu lakon opera Tuong teladan, tapi punya daya tarik luar biasa. Lakon ini menyerap perhatian para penonton tidak hanya karena nama para pemainnya, tapi juga karena pesan yang berperikemanusiaan yang bersifat global.
Chua Soo Pong, orang yang memasang sayap kepada seni opera Tuong Vietnam - ảnh 1Pertunjukan opera Tuong tradisional Vietnam ( Foto: phunungaynay.vn) 

Dengan latar belakang di satu desa Vietnam dengan pohon beringin, dermaga sungai, gadis-gadis yang mengenakan baju tradisional “Tu Than” dan nyanyian yang sesuai dengan setiap tokoh dan situasi, lakon “Di bawah bayangan pohon beringin yang legendaris” membawa para penonton ke ruang opera Tuong  khas dan tradisional Vietnam. Mungkin siapa yang telah menikmati lakon ini pasti berpikir bahwa karya ini harus dipentaskan oleh seorang pakar senior dari seni opera Tuong Vietnam. Tapi, ini adalah satu karya yang dipentaskan oleh sutradara Singapura, Chua Soo Pong. Pada kontak yang pertama dengan seni panggung  ini, Chua Soo Pong telah berhasil menaklukkan para penonton dengan prigrel mengubah irama dan lirik untuk sesuai dengan kesenian opera Tuong tradisional Vietnam. Doktor, kritikus seni panggung Cao Ngoc mengatakan: “Ini adalah satu lakon yang penuh dengan warna-warni kerakyatan, ia juga mengandung faktor-faktor yang misterius. Sari ceritanya hanya-lah satu pohon beringin yang berusia ribuan tahun, tapi semua  bagian di pohon beringin itu punya jiwa dan pohon benalu yang hidup di pohon beringin  ini juga berubah menjadi satu obat herbal yang bisa mengobati ratusan penyakit kepada rakyat di sekitar daerah. Dengan sari cerita seperti itu, maka sangat mudah bagi penonton untuk membayangkan faktor-faktor yang misterius, legendaris dan lebih dekat dengan hal-hal yang sederhana, bersifat kerakyatan dan dongeng”.

Skenario lakon opera Tuong “Di bawah bayangan  pohon beringin yang legendaris” ditulis oleh Le The Song  berdasarkan pada karya sastra “Kuil  hantu” ciptaan sutradara Chua Soo Pong. Pesan utama dari lakon ini ialah kebajikan selalu mengalahkan kejahatan. Sutradara Chua Soo Pong mengatakan: “Saya percaya bahwa lakon “Di bawah bayangan pohon beringin yang legendaris” ini akan digemari oleh para penonton asing, karena itulah kekuatan dari kesenian, kekuatan dari teater tradisional dan ini adalah ragam kesenian yang memiliki kearifan dari para seniman berbagai generasi”.

Chua Soo Pong  berkaitan dengan seni opera Tuong tradisional Vietnam sejak dia undang untuk menghadiri Festival karya seni panggung di kota Da Nang pada tahun 2015 dan kemudian dapat menonton lakon opera Tuong klasik “Ngheu-So-Oc-Hen” pada Festival seni panggung negara-negara ASEAN-Tiongkok tahun 2016 yang diadakan di Nanning, Tiongkok. Walaupun mengalami rintangan tentang bahasa, tapi bagi sutradara Chua Soo Pong, seni opera Tuong Vietnam selalu punya daya tarik terhadap dia. Lakon “Di bawah bayangan pohon beringin yang legendaris” telah mengubah impiannya yang dapat mementaskan lakon opera Tuong menjadi kenyataan. “Saya melihat bahwa ragam kesenian Vietnam ini sangat mudah berintegrasi pada dunia, dari tarian, musik sampai cara memanifestasikan perasaan tokoh dari para seniman. Sudah sejak lama, saya menyimpan ide dapat mementaskan lakon opera Tuong dan membawa kesenian Vietnam yang baik ini untuk dipertunjukkan di luar negeri”.

Sutradara Chu Soo Pong juga sangat kreatif dan teliti dalam setiap tokohnya. Setiap tokohnya mempunyai karakter dan langgam yang sangat sendiri. Seniman Rakyat Anh Duong, orang yang memeran tokoh Dewa Beringin mengatakan: “Untuk pertama kalinya bekerja dengan seorang sutradara asing, maka tekanan terhadap seniman sangat besar. Saya harus memusatkan secara maksimal perhatian, walaupun belum hafal kata dialog, tapi ketika dikeluarkan oleh sutradara, kita harus mengikutinya”.

Sedangkan seniwati Loc Huyen mengatakan: “Sutradara memperhatikan secara sangat terinci setiap kata dialog, gerak-gerik sampai sinar mata, bagai mana langkah kaki, semua yang dia tentukan, saya harus melaksanakannya secara baik”.

Karya tersebut akan dipertunjukkan di Singapura pada Agustus 2017 dan menghadiri Festival Seni Panggung Dunia di Kanada pada tahun 2018. Dengan sukses yang dicapai ketika dipertunjukkan di Vietnam, lakon “Di bawah bayang pohon beringin yang legendaris” ciptaan sutradara Chua Soo Pong diharapkan akan  memasang sayap bagi seni opera Tuong tradisional Vietnam di seni panggung dunia.

Komentar

Yang lain