Mahasiswa Laos Berbaur dengan Warga Vietnam dalam Program Homestay

(VOVWORLD) -Setelah 3 tahun terhenti akibat dampak pandemi Covid-19, baru-baru ini, Sekolah Persahabatan T78 berkoordinasi dengan Komite Rakyat Kecamatan Tho Loc, Kabupaten Phuc Tho, kota Hanoi untuk menyelenggarakan program "Mengirim mahasiswa perantau Laos melakukan praktek lapangan di rumah warga setempat” pada tahun ajaran 2022-2023. Melalui program ini, sekolah berharap supaya dapat membantu mereka meningkatkan kemampuan bahasa Vietnam serta bisa lebih memahami kehidupan, kebudayaan dan adat istiadat masyarakat Vietnam.

 
Mahasiswa Laos Berbaur dengan Warga Vietnam dalam Program Homestay - ảnh 1Mahasiswa Laos melakukan pertunjukkan kesenian di Sekolah Persahabatan T78 

Dengan tema "3 bersama - makan bersama, hidup bersama dan belajar bersama", pada tahun ini mahasiswa Laos yang belajar di Sekolah Persahabatan T78 akan mendapat kesempatan untuk belajar dan tinggal bersama dengan anggota keluarga-keluarga di Kecamatan Tho Loc, Kabupaten Phuc Tho, Kota Hanoi dalam waktu 2 minggu. Dengan partisipasi dari 162 pelajar, tahun ini dianggap sebagai tahun pelaksanaan program homestay untuk pelajar Laos dengan partisipasi jumlah terbanyak selama ini. Ketika menilai hasil guna program tersebut, Bapak Le Phu Thang, Kepala Sekolah Persahabatan T78 mengatakan:

“Waktu mahasiswa perantau Laos menginap di homestay hanya sekitar 15-20 hari namun hasilnya sangat praktis. Anak-anak dirawat, dibantu, dan dibimbing dalam studinya untuk membantu mereka mendapatkan kepercayaan diri dan reaksi berkomunikasi yang lebih baik. Tinggal bersama dengan bapak - ibu Vietnam bisa membantu anak-anak memperoleh lebih banyak pengetahuan tentang adat istiadat dan kebudayaan Vietnam serta mempunyai kesempatan untuk memperkenalkan dan mempromosikan kebudayaan Laos.”

Agar para mahasiswa perantau di Laos mendapatkan pengalaman yang paling nyaman dan kondusif, selain perhatian penuh dari sekolah dan pemerintahan setempat, setiap keluarga yang menerima mahasiswa Laos harus melakukan persiapan yang sangat matang, mulai dari makanan, gaya hidup, hingga akomodasi, transportasi untuk para mahasiswa. Bagi mereka, para mahasiswa perantau Laos bagaikan anak dan cucunya dalam sebuah keluarga. Bapak Khuat Huu Khoi, salah satu keluarga yang berpartisipasi dalam program ini mengatakan:

Anak-anak sangat haus belajar, bahkan saat makan pun mereka masih bertanya kepada kami. Pak , Bu ini masakan apa? Saat menerima anak-anak untuk tinggal bersama, kami menetapkan bahwa bukan hanya merawat mereka untuk makan, tidur, dan istirahat, tetapi juga dengan antusias mengajar dan mendidik mereka agar mereka belajar lebih baik dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa.

Selain itu, para mahasiswa perantau itu juga berpartisipasi dalam banyak kegiatan bermakna lainnya seperti: membakar hio untuk mengenangkan para pahlawan yang gugur di makam para martir, mengunjungi pola ekonomi pertenakan dan côck tânm tanaman yang dipadukan dengan peternakan di 5 desa. Berkoordinasi dengan Liga Pemuda Kecamatan untuk bekerja secara sukarela di 5 desa, membersihkan jalan dan gang desa, membersihkan kedua tepian jalan... Ini adalah kegiatan yang bermakna, turut menjaga kebersihan lingkungan, mendorong, membangkitkan semangat kesukarelaan dan positif di kalangan pemuda Vietnam dan Laos, sekaligus meningkatkan keterkaitan antara mahasiswa perantau dan warga setempat.  Kittisak dan Thipphaphone Nammavong, mahasiswa kelas pra-bahasa Vietnam, berbagi:

"Saya sangat menyukai kegiatan mengunjungi pola-pola ekonomi. Ini benar-benar merupakan kegiatan yang praktis, membawa nilai yang tinggi bagi masyarakat. Pastinya setelah saya kembali ke Laos, saya akan memperkenalkan pola-pola ekonomi ini.

“Ketika saya datang untuk membakar hio di makam para martir di Kecamatan Tho Loc dan mendengarkan penjelasan dari para veteran, saya lebih memahami hubungan khusus antara Vietnam dan Laos. Para martir heroik yang memperjuangkan kemerdekaan, kebebasan, dan penyatuan negara dalam dua perang perlawanan melawan Perancis dan Amerika untuk menyelamatkan negara, termasuk para pahlawan dan martir yang merupakan tentara sukarelawan Vietnam, dengan heroik mengorbankan nyawanya di Laos

Setelah 6 tahun menggelar program "mengirim para mahasiswa Laos untuk melakukan praktik lapangan di homestay", hingga kini program tersebut tetap dianggap sebagai salah satu kegiatan praktik, sangat membantu mahasiswa Laos dalam studi dan mempelajari  kebudayaan, adat istiadat, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Vietnam. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan kontribusi yang besar dalam membangun hubungan antara Vietnam dan Laos pada umumnya dan hubungan persahabatan antar masyarakat pada khususnya, membantu rakyat dua negeri saling mendekati.

Komentar

Yang lain