Melakukan pertemuan dengan veteran perang sukarelawan dan pakar Vietnam di Laos

(VOVWORLD) - Saban tahun, ketika Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek atau Hari Raya Tet dan musim semi tiba, Kedutaan Besar Laos untuk Vietnam mengadakan pertemuan dengan veteran perang sukarelawan dan pakar Vietnam di Laos untuk menyatakan terima kasih atas pengorbanan  jiwa raga dan dedikasi besar yang mereka  berikan  sehingga ada  perdamaian di negeri Laos dewasa ini. Ini juga merupakan kesempatan bagi mereka untuk mengenangkan kembali hal-hal yang baik antara persekutuan militan Vietnam-Laos dalam perang-perang perlawanan menentang musuh bersama untuk merebut kemerdekaan nasional.
Melakukan pertemuan dengan veteran perang sukarelawan dan pakar Vietnam di Laos - ảnh 1Duta Besar Thongsavan Phomvihan berbicara di depan pertemuan  (Foto: vovworld.vn) 

Pada pertemuan ini kira-kira 100 veteran perang sukarelawan dan pakar Vietnam di Laos beserta kira-kira 30 mahasiswa Laos yang sedang belajar di Kota Hanoi telah berkesempatan melakukan petemuan dalam ruangan megah dan sangat hangat. Pertemuan ini berlangsung dalam suasana  ramah  dan penuh dengan rasa persahabatan dan banyak kenang-kenangan yang mendalam. Duta Besar Laos untuk Vietnam, Thongsavan Phomvihan mengenangkan kembali jasa-jasa besar yang diberikan oleh para veteran perang sukarelawan dan pakar Vietnam kepada hubungan yang jarang ada antara dua negara Laos dan Vietnam selama ini. “Hubungan Laos-Vietnam merupakan hubungan tradisional istimewa dan sulit dicari dalam hubungan antara negara-negara yang lain di dunia. Hubungan ini dibangun dengan jiwa raga para prajurit, aktivis revolusioner dan rakyat dua negeri kita. Hubungan yang dibangun oleh para pendahulu dengan semangat yang jernih, dengan kecintaan terhadap Tanah Air dan hubungan internasional yang indah. Hubungan ini telah menjadi hukum eksistensi dari dua negara kita dan menjadi aset yang bernilai untuk dijaga dan dikembangkan oleh generasi-generasi di kemudian hari”.

Pada pertemuan ini, Ha Minh Tan, Kepala Badan Penghubung Asosiasi Tradisi Rombongan Penasehat Militer nomor 100 mengatakan: “Selama 38 tahun berada di Laos, saya mendapat kehormatan ketika menemui dan bekerja dengan para pemimpin senior Laos, dari kawan Cayson Phomvihan sampai kawan Khamtay Siphandon. Selama waktu itu, selain memberikan negara sahabat di segi ideologi politik dan pertempuran, saya juga membantu negara sahabat menyusun buku sejarah dan buku tentang para pemimpin negara sahabat. Saya telah mendapat banyak bintang dan lencana yang diberikan oleh para pemimpin Laos”.

Perang sudah lewat, tapi para prajurit kedokteran militer dulu tetap mengorganisasi rombongan-rombongan untuk mengunjungi kembali bekas medan perang dulu yang dikombinasikan dengan pemeriksaan dan pengobatan penyakit sesuai dengan kejuruannya. Sudah menjadi kebiasaan, dua tahun sekali, rombongan dari ibu Ngo Trong Tan,  dokter militer di medan perang Laos Tengah dan Laos Selatan terus mengadakan kunjungan ke Laos untuk memeriksa penyakit bagi rakyat dan veteran perang di 3 provinsi yang masing-masing provinsi meliputi 100-200 orang. Hingga kini, rombongan ini telah melakukan pemeriksaan dan pengobatan untuk rakyat dan veteran perang di provinsi-provinsi Xieng Khoang, Luong Pha Bang, Vientiane, Bo Ly, Kham Xay, Sa Van Na Khet dan Kham Muon.

Sedangkan, di satu sudut di aula, bapak Nguyen Khanh Luyen sedang mengenangkan kembali para kawan se-kesatuannya yang sudah gugur. Veteran perang tua ini ingat pada  setiap rincian dari pertempuran. Dia menceritakan kehilangan-kehilangan yang dia dan kawan se-sekatuan alami  ketika masih menjadi prajurit unit 766 pasukan sukarelawan Vietnam di Laos. “Pada tahun 1964, saya datang ke Laos, ikut serta dalam kampanye 74 yaitu membebaskan Ladang Tempayan bersama dengan Kolonel Dueon dan Kolonel Kongle, kemudian, saya datang ke Sam Nua ikut serta dalam unit meriam 37 yang khusus membela pimpinan senior Laos”.

Ketika mendengarkan kisah dan kenang-kenangan dari para saksi yang masih hidup, Vilaysak Phandanuvong dan UonGiang, mahasiswa dari Akademi Diploatik lebih mengerti tentang dedikasi-dedikasi besar yang diberikan generasi pendahulu yang telah gugur untuk adanya kemerdekaan dewasa ini.

“Saya merasa sangat gembira ketika dapat ikut serta dalam pertemuan ini, saya ingin menyatakan terima kasih atas sumbangan-sumbangan besar dan pengorbanan luhur yang diberikan oleh pasukan sukarelawan dan pakar Vietnam di Laos dalam usaha membebaskan negeri kami”.

“Melalui pertemuan ini, saya sendiri melihat harus menggembleng diri dan belajar secara baik untuk menjadi orang yang bermanfaat, turut menjaga hubungan solidaritas, persahabatan istimewa Vietnam-Laos yang telah dipupuk oleh generasi pendahulu”.

Pertemuan ini berakhir dalam suasana yang hangat dan penuh perasaan. Semua peserta pertemuan ini berbaur dalam tari “Lam Vong”. Tari ini bagaikan santapan rokhani dari para prajurit sukarelawan dan pakar Vietnam di Laos pada umumnya dan merupakan ciri budaya  Laos yang khaspada khususnya.  

Komentar

Yang lain