Vietnam dan ASEAN: memperkokoh posisi, mengatasi tantangan

(VOVWORLD) - Melaui masa 53 tahun tumbuh dan berkembang, sesuai dengan misi sejarah yang dicantumkan dalam Pernyataan Bangkok pada 8/8/1967, ASEAN telah sungguh-sungguh menjadi organisasi yang mewakili negara-negara di kawasan, mendorong keberkaitan berdasarkan pada hubungan tetangga, persabahatan, kerjasama, saling menghormati, saling memahami, demi perdamaian, kemajuan dan kemakmuran warga.
Vietnam dan ASEAN: memperkokoh posisi, mengatasi tantangan - ảnh 1Kim Phea, Direktur Institut Hubungan Internasional Kamboja (Foto: VOV) 

Vietnam selaku satu anggota yang aktif dan bertanggung jawab dalam ASEAN, telah tidak henti-hentinya bersama dengan negara-negara anggota lainnya memperkokoh dan meningkatkan posisi ASEAN, percaya diri mengatasi semua tantangan pada periode baru.

Dari satu organisasi yang meliputi lima negara anggota, ASEAN telah berkembang menjadi satu komunitas yang beranggotakan 10 negara dengan 650 juta jiwa, dengan skala ekonomi pada tahun 2019 menduduki posisi ke-5 di dunia dengan total GDP sebesar 3 triliun USD. ASEAN telah memperluas hubungan dengan banyak mitra, yang meliputi negara-negara adi kuasa di dunia. Mekanisme-mekanisme kerjasama regional yang dipimpin ASEAN selalu mendapat dukungan besar dari para mitra. Dalam kenyataannya, sentralitas ASEAN telah ditegaskan melalui perihal ASEAN mendorong lahirnya dan memimpin Forum Regional ASEAN (ARF), Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur (EAS), Konferensi Menteri Pertahanan (ADMM) dan Konferensi Menteri Pertahanan yang diperluas (ADMM+), melalui itu memberikan sumbangan yang semakin penting dalam menangani masalah-masalah bersama di kawasan. Akan tetapi, di samping semua prestasi yang sudah dicapai, ASEAN juga harus menghadapi tantangan-tantangan. Menurut Kim Phea, Direktur Institut Hubungan Internasional Kamboja, ada empat masalah utama yang harus dihadapi ASEAN sekarang ini serta di masa depan:

“Pertama ialah masalah Laut Timur. Ini merupakan masalah besar sekarang ini, serta pada 10 tahun mendatang karena berkaitan dengan banyak negara di kawasan dan Tiongkok. Sekarang ini, ASEAN ingin cepat menyusun COC untuk menangani masalah ini. Kedua ialah masalah perbatasan, seperti misalnya demarkasi perbatasan antara Vietnam-Laos, Vietnam-Kamboja, Kamboja-Laos...masih belum selesai. Oleh karena itu, apa yang harus kita lakukan agar perbatasan antara negara-negara ASEAN menjadi kawasan yang damai, bekerjasama dan bersahabat. Ketiga ialah mempersempit kesenjangan dalam ASEAN, antara kelompok-kelompok ASEAN lama-baru, kaya-miskin. Keempat ialah masalah militer. Kita belum punya pasukan keamanan bersama, jadi ketika ada masalah, maka tidak bisa memberikan bantuan satu sama lain”.

Di samping itu, perubahan di segi politik dan ekonomi, zaman digital, populisme, proteksionisme, wabah, bencana alam, khususnya persaingan antara negara-negara besar... juga berpengaruh secara tidak kecil terhadap proses perkembangan ASEAN. Dalam pidatonya dalam rangka peringatan ultah ke-53 berdirinya ASEAN, Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc telah menunjukkan bahwa hanya kalau ada semangat bersatu padu dan tekat kuat dari semua negara anggota, maka ASEAN barulah bisa terus mempertahankan dan mengembangkan nilai dan daya hidup yang berkesinambungan sepertinya penggalan jalan selama lebih dari separuh abad ini.

“Prinsip-prinsip dasar ASEAN, standar-standar yang diakui di kawasan, dan pertama-tama ialah hukum internasional, berdasarkan pada semangat kerjasama multilateral dan konektivitas regional, dan sentralitas ASEAN perlu terus dijunjung tinggi. Nilai ASEAN selaku satu pasar bersama, dengan basis produksi yang tunggal, satu ruang gerak dan kerja yang luas, satu komunitas yang memperhatikan, berbagi dan membantu satu sama lain perlu dipopulerkan dan disebarluaskan agar semua lapisan rakyat dan badan usaha bisa menikmati dan ikut memberikan sumbangan dalam proses perkembangan ASEAN”.

Vietnam dan ASEAN: memperkokoh posisi, mengatasi tantangan - ảnh 2 Vietnam memegang jabatan sebagai Ketua ASEAN 2020 

Bagi Vietnam, tahun 2020 mempunyai satu makna yang sangat istimewa ketika memegang jabatan sebagai Ketua ASEAN, sekaligus menandai penggalan jalan seperempat abad masuknya Vietnam dalam rumah bersama kawasan. Segera setelah masuk ASEAN, Vietnam telah aktif mendorong negara-negara Asia Tenggara sisanya, yaitu Laos, Myanmar dan Kamboja masuk ASEAN. Vietnam selalu menunjukkan semangat berinisiatif, aktif dan bertanggung jawab ketika ikut serta dalam semua pekerjaan bersama ASEAN. Selaku Ketua ASEAN 2020, dengan semangat berkaitan dan cepat tanggap, Vietnam memberikan prioritas maksimal untuk memperhebat solidaritas, persatuan dan koordinasi aksi yang efektif dalam ASEAN, serta memperkuat hubungan kemitraan untuk meningkatkan kemampuan mandiri dan kemampuan ASEAN dalam menghadapi tantangan-tantangan dengan efektif. Cara ASEAN mengatasi prahara-prahara yang mengejutkan dan belum pernah ada sebelumnya seperti pandemi Covid-19 merupakan satu bukti yang menunjukkan satu ASEAN yang berkaitan dan cepat tanggap, gigih dan tidak menyerah kesulitan.

Dalam sejarah selama lima dekade terbentuk dan berkembangnya, setelah setiap kesulitan dan tantangan, ASEAN menjadi lebih kuat. Saat ini merupakan waktu bagi ASEAN untuk terus mengembangkan tradisi yang bernilai itu, membangun satu komunitas yang menuju ke warga dan menganggap warga sebagai sentral. Hal ini hanya mencapai sukses ketika semua negara ASEAN bersama-sama berpikir demi komunitas dan bertindak demi komunitas. Vietnam telah dan akan berupaya sekuat tenaga untuk bersama dengan negara-negara anggota ASEAN menyukseskan target yang luhur ini. 

Komentar

Yang lain