Banyak Negara Perkuat Langkah-Langkah Menghadapi Resesi Ekonomi”

(VOVWORLD) - Karena dampak yang simultan dari banyak faktor yang tidak menguntungkan, khususnya persentase inflasi melonjak, banyak perekonomian menghadapi bahaya menurunnya angka pertumbuhan, bahkan resesi. Menghadapi situasi ini, hampir semua perekonomian besar telah menggelar rencana-rencana tanggapan secara kuat.

Dalam laporan update prospek ekonomi global terkini yang diumumkan pada pekan lalu, Bank Dunia (WB) memperingatkan bahwa karena inflasi melonjak, bahaya resesi terhadap banyak perekonomian adalah dihindari. Faktor-faktor utama yang sudah dan sedang berdampak negatif terhadap prospek ekonomi global meliputi: konflik di Ukraina, blokade untuk pencegahan, penanggulangan wabah Covid-19 di Tiongkok, terputusnya rantai pasokan, dan terutama risiko inflasi yang melonjak. WB telah menurunkan prakiraan pertumbuhan global tahun 2022 tinggal 2,9%, menurun secara drastis dibandingkan dengan taraf prakiraan 5,7% yang dikeluarkan pada tahun lalu serta taraf prakiraan 4,1% pada awal tahun ini.

Banyak Negara Perkuat Langkah-Langkah Menghadapi Resesi Ekonomi” - ảnh 1WB menurunkan prakiraan pertumbuhan global (Foto: Reuters)

Tanggapan yang Dilakukan Perekonomian-Perekonomian

Menghadapi situasi ini, perekonomian-perekonomian telah mengaktifkan banyak langkah tanggapan yang kuat, yang paling umum ialah meningkatkan suku bunga.

Konkretnya, pada akhir pekan lalu Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan akan menerapkan peningkatan suku bunga pada awal Juli mendatang. Ini untuk pertama kalinya ECB meningkatkan suku bunga sejak tahun 2011, bersamaan itu mengakhiri periode kebijakan moneter yang dilonggarkan. Taraf peningkatan suku bunga direncanakan mencapai 0,25%. Selain gelombang peningkatan suku bunga ini, satu gelombang peningkatan suku bunga berikutnya yang dilaksanakan ECB direncanakan berlangsung pada September 2022 dengan taraf pengaturan yang mungkin lebih besar.

Inflasi rata-rata pada bulan Mei 2022 di kawasan Zona Euro telah naik ke taraf rekor 8,1%, empat kali lebih tinggi dari target yang diajukan ECB sebesar 2%. Pada bulan lalu, ada 14 di antara 19 perekonomian di Zona Euro mencatat taraf inflasi yang melampaui angka 8,1%. Taraf inflasi tinggi membuat ECB harus menurunkan prakiraan pertumbuhan ekonomi Zona Euro pada tahun 2022 dari 3,7% tinggal 2,8%.

Sebelum ECB, Bank Sentral Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa perekonomian besar lainnya juga telah melakukan langkah-langkah yang sama. Di antaranya, Direktorat Cadangan Federal Amerika Serikat (FED) meningkatkan suku bunga sejak sangat awal dengan perihal Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan menaikkan suku bunga sebesar 0,5 poin persen ke kisaran target 0,75 hingga 1% pada tgl 4 Mei. Ini dinilai sebagai kali pengaturan yang “sangat patut diperhatikan” karena sejak bulan Mei 2000, FED telah tidak meningkatkan suku bunga lebih dari 0,25% dalam sekali penyesuaian suku bunga. Selain itu FED juga berencana mengumumkan keputusan meningkatkan suku bunga berikutnya pada tgl 15 Juni waktu Amerika Serikat dan taraf peningkatan diprakirakan terus mencapai 0,5%, bahkan 0,75%.

Sama dengan Eropa dan banyak perekonomian besar lainnya, perekonomian terbesar di dunia yaitu Amerika Serikat sedang menghadapi taraf inflasi rekor sebesar 8,6% pada bulan Mei lalu, tertinggi sejak tahun 1981. Dalam survei yang diumumkan Bank Deutsche pada akhir bulan Mei, ada 65% investor yang memprakirakan bahwa ekonomi Amerika Serikat akan jatuh ke dalam resesi pada tahun 2023.

Di samping langkah-langkah utama yaitu meningkatkan suku bunga, perekonomian-perekonomian juga secara serempak melaksanakan banyak langkah tanggapan lain seperti merestrukturisasi daftar dan mengurangi investasi, biaya, dan sebagainya. Khususnya beberapa negara berkembang (terutama di Asia) juga membatasi ekspor beberapa barang esensial, terutama bahan pangan, untuk menghadapi situasi.

Banyak Negara Perkuat Langkah-Langkah Menghadapi Resesi Ekonomi” - ảnh 2Satu zona pasar di Kota Quezon, Filipina pada 2/5/2021. Foto: Reuters

Prospek           

Kesulitan terhadap ekonomi global sangatlah serius. Namun laporan-laporan terkait telah menunjukkan beberapa bukti bahwa ekonomi dunia masih memiliki sandaran dan fondasi baik. Pertama, perekonomian yang terbesar ke-2 di dunia yaitu Tiongkok sedang menunjukkan tanda-tanda positif. Aktivitas perdagangan Tiongkok pada bulan Mei lalu telah beroperasi kuat kembali ketika ekspor meningkat 16,9% diibandingkan dengan masa yang sama tahun 2021 dan jauh lebih tinggi daripada taraf peningkatan 3,9% pada bulan April.

Di samping itu, beberapa laporan menilai bahwa situasi ketegangan dalam rantai pasokan global mulai menunjukkan indikasi turun suhu ketika harga bahan semikonduktor, harga pupuk, dan harga pengangkutan kontainer, dll., semuanya mencatat penurunan yang drastis dibandingkan periode puncak pada pertengahan tahun lalu dan awal tahun ini.

Khususnya, beberapa pakar dan lembaga keuangan menganggap bahwa inflasi dunia telah mencapai taraf puncaknya, artinya periode terburuk terhadap ekonomi dunia sudah lewat Namun banyak pakar dan pembuat kebijakan memperingatkan bahwa risiko terhadap ekonomi dunia dan setiap perekonomian anggota masih berada pada taraf serius. Oleh karenanya, perekonomian-perekonomian tetap perlu meningkatkan kewaspadaan, menyiapkan rencana-rencana tanggapan yang perlu./.

Komentar

Yang lain