BRICS dan Target Bersama-sama Berakselerasi, dan Berkembang secara Berkesinambungan

(VOVWORLD) - Konferensi Tingkat Tinggi ke-15 Kelompok Lima Perekonomian Baru Muncul Papan Atas Dunia (BRICS) telah berakhir pada Kamis (24 Agustus), di Johannesburg (Afrika Selatan) setelah tiga hari berlangsung (dari tanggal 22 sampai 24 Agustus). Konferensi tersebut telah memutuskan memperluas blok, memperkokoh kekuatan ekonomi guna merealisasikan target yang bersama-sama berakselerasi dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

BRICS meliputi lima perekonomian baru muncul di dunia yaitu Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Dengan keunggulan dalam skala penduduk, posisi geografis dan kekuatan internal dari negara-negara anggotanya, BRICS semakin mempunyai posisi dan dampak yang luas dalam skala global.

Sepakat Meningkatkan Dua Kali Lipat Anggotanya

Pada hari kerja terakhir KTT ke-15 (pada tanggal 24 Agustus), para pemimpin BRICS telah sepakat memperluas blok, bersamaan itu mengimbau kerja sama, transparansi dan kelengkapan guna menjamin ketertiban internasional yang adil dan setara. Enam negara yang diundang untuk bergabung dalam BRICS antara lain: Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Para calon baru akan diterima menjadi anggotanya pada tanggal 1 Januari 2024.

BRICS dan Target Bersama-sama Berakselerasi, dan Berkembang secara Berkesinambungan - ảnh 1Ilustrasi (Foto: brics-russia)

Ini untuk kedua kalinya BRICS memutuskan untuk memperluas anggotanya. Setelah didirikan pada tahun 2009 dengan negara-negara pendiri Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok, pada tahun 2010, blok ini telah menggabungkan Afrika Selatan. Sekarang, BRICS menduduki sekitar 40% total penduduk dunia dan memberikan kontribusi lebih dari 1/4 PDB seluruh dunia.

Keputusan BRICS untuk memperluas blok tidak mengejutkan opini umum karena sebelumnya, negara-negara BRICS semuanya menyatakan dukungan terhadap rencana memperluas blok, tetapi tantangannya ialah pandangan yang berbeda antarnegara anggota tentang standar-standar, kriteria dan prosedur dari satu kelompok yang diperluas.

Ketika berbicara pada KTT BRICS ke-15, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengatakan bahwa BRICS bersedia memperluas kelompok dalam konteks kelompok ini sedang mengejar pengaruh yang lebih besar dalam penetapan ketertiban dunia. Presiden Tiongkok, Xi Jinping menegaskan bahwa BRICS merupakan satu kekuatan yang penting dalam menetapkan latar belakang internasional pada saat dunia memasuki era transformasi baru. Blok ini harus menjunjung tinggi semangat terbuka, inklusif, dan kerja sama yang saling menguntungkan, memungkinkan lebih banyak negara masuk dalam keluarga BRICS, mengumpulkan intelektual dan kekuatan, bersamaan itu mendorong perkembangan manajemen global menurut arah yang adil dan masuk akal. Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi menegaskan kembali dukungan kuat terhadap pembukaan pintu bagi para anggota baru dan menyambut pelaksanaan hal ini berdasarkan pada konsesus.

Pada pihak negara-negara anggota baru BRICS, Presiden Mesir, Abdel Fattah El Sisi menegaskan bahwa Kairo bersedia untuk bekerja sama erat dengan kelompok ini untuk mencapai target-target pembangunan ekonomi, memperkuat suara negara-negara Afrika di belahan bumi Selatan. Dengan hal serupa, Presiden Uni Emirat Arab, Mohammed bin Zayed menekankan bahwa Abu Dhabi ingin terus bekerja sama dengan BRICS demi kemakmuran, kepentingan semua negara dan warga di seluruh dunia. Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Arabia Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan bahwa negara ini mengapresiasi peranan, posisi dan potensi BRICS, ingin bekerja sama erat dengan BRICS untuk mencapai target pembangunan.

Selangkah Demi Selangkah Merealisasikan Strategi Kerja Sama Ekonomi BRICS

BRICS menduduki sekitar 40% penduduk, hampir 1/4  GDP dunia, memainkan peranan penting bagi perekonomian dunia. Hubungan kerja di banyak segi dalam rangka BRICS tidak hanya memberikan kontribusi penting dalam penjaminan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi negara-negara anggota, tetapi juga mendorong pemulihan ekonomi global pada umumnya.

Pada konferensi tersebut, Presiden Tiongkok, Xi Jinping menekankan bahwa Tiongkok akan meneliti pembentukan Fondasi kerja sama penerapan dan data satelit mengintai jauh global BRICS untuk memberikan bantuan data untuk bidang pertanian, mengkonservasikan ekosistem dan mitigasi bencana alam di banyak negara. Selain itu, negara ini juga akan berdiskusi dengan semua pihak terkait untuk membentuk Kerangka BRICS tentang Kerja Sama Industri demi Pembangunan yang Berkelanjutan.

BRICS dan Target Bersama-sama Berakselerasi, dan Berkembang secara Berkesinambungan - ảnh 2Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa berbicara pada konferensi (Foto: BRICS)

Ketika berbicara secara online dari Moskow, Presiden Rusia, Vladimir Putin menekankan akan mendorong realisasi lebih lanjut strategi kerja sama ekonomi BRICS sampai tahun 2025 dan mengembangkan peta-peta kerja sama jangka panjang yang baru. Salah satunya ialah memperkuat peranan semua negara anggota dalam sistem keuangan dan moneter internasional, mengembangkan kerja sama antarbank, bekerja sama secara lebih mendalam dalam aktivitas-aktivitas pajak, beacukai, dan penanggulangan monopoli,  memperkuat pengembangan hubungan-hubungan kemanusiaan pada umumnya.

Pada latar belakang sekarang, ketika persaingan antara negara-negara besar semakin keras, situasi dunia semakin terpolarisasi, para pakar menilai bahwa bangkitnya BRICS sedang menunjukkan kemampuan pergeseran kekuasaan dari belahan bumi Utara ke belahan bumi Selatan dan tumbuh besarnya negara-negara baru muncul, negara-negara berkembang. Perluasan BRICS serta penguatan konektivitas ekonomi dalam blok bisa menciptakan satu neraca baru, turut menciptakan keseimbangan dengan pengaruh dari negara-negara Barat. Namun, hal yang penting ialah negara-negara perlu memperkuat solusi-solusi menegakkan kepercayaan, menyesuaikan kepentingan, mendorong kerja sama alih-alih meningkatkan persaingan, supaya bersama-sama berakselerasi dan berkembang secara berkelanjutan.

Komentar

Yang lain