Krisis nuklir di Iran: sulit mencapai solusi yang efektif

          (VOVworld) – Iran dan kelompok P5 + 1 (yang terdiri dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa plus Jerman) akan mengadakan putaran perundingan baru pada medio April ini untuk mencari arah mengatasi krisis nuklir di Teheran. Opini umum berharap pada indikasi-indikasi positif dari semua pihak yang bersangkutan untuk menerobos kemacetan sekarang. Akan tetapi tekanan dari dua pihak menghadapi desakan menjelang perundingan tersebut telah dan sedang menyelubungi bayangan hitam terhadap hasilnya.          
Pada 4 April, Kementerian Luar Negeri Irak memberitahukan bahwa pemerintah pimpinan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah meminta kepada Baghdad supaya menyelenggarakan putaran perundingan ini. Pada pihaknya, Menteri Luar Negeri Irak Hoshyar Zebari menegaskan kesediaannya untuk memimpin Perundingan dan akan menghubungi semua pihak yang bersangkutan. Ini dianggap sebagai perkembangan terkini dari krisis nuklir ini, karena sebelumnya, Iran dan kalangan pejabat Barat telah memilih Istanbul, ibukota Turki sebagai tempat diadakannya perundingan. Opini umum internasional menganggap hal ini hanya merupakan salah satu diantara faktor-faktor yang menciptakan harapan bagi hasil pertemuan. Masalah yang paling penting sekarang ialah isi perundingan dan iktikat baik dari semua pihak peserta.  

Krisis nuklir di Iran: sulit mencapai solusi yang efektif - ảnh 1         
Sulit mencapai solusi yang efektif untuk program nuklir Iran
(Foto: vietbao.vn)
Akan tetapi, situasi sekarang ini tidak memberikan harapan yang positif manapun. Antara Iran dan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat terus-menerus melakukan gerak-gerik menimbulkan tekanan guna merebut keunggulan sebelum kedua pihak duduk di meja perundingan. Pada 3 April, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton telah meminta kepada Iran supaya mengeluarkan “komitmen-komitmen kongkrit” yang bersangkutan dengan program nuklir Teheran dalam perundingan mendatang. Ketika menerima satu penghargaan di Akademi Militer Virginia, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton memberitahukan bahwa Washington akan mempertahankan tekanan total terhadap pemereintah Iran, menerapkan paket sanksi yang paling menyeluruh dalam sejarah dan mengisolasikan Teheran lebih kuat lagi dari komunitas internasional. Sebelumnya, pada akhir bulan Maret 2012, Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah memperingatkan bahwa Iran tidak punya banyak waktu untuk memanifestasikan iktikat baik dan memecahkan masalah sengketa dengan Barat di sekitar program nuklirnya yang kontroversial melalui saluran diplomatik. Dia juga membolehkan mengenakan sanksi-sanksi baru terhadap cabang minyak tambang Iran. Menurut itu, Amerika Serikat bisa mengenakan sanksi terhadap semua bank dan lembaga keuangan lain yang membeli minyak dari Iran. Menurut kalangan pengamat, Tiongkok, Republik Korea, India, Perancis, Inggris, Spanyol, Yunani dan Italia dulu semuanya adalah pelanggan besar yang mengimpor minyak Iran dan sekarang mungkin akan harus menghadapi sanksi-sanksi yang diterapkan Amerika Serikat jika tidak mengurangi jumlah impor minyak eks Iran. Tujuan pokok yang diinginkan Washington ialah perekonomian Iran lumpuh, tidak bisa mendongakkan kepala jika tidak mau melepaskan rencana pengembangan energi nuklir. Sampai sekarang, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengenakan empat gelombang sanksi terhadap Iran karena mencurigai bahwa negara ini berusaha memproduksi senjata nuklir melalui pengembangan teknologi dan aktivitas pengayaan uranium. Uni Eropa dan beberapa negara lain juga sedang mengenakan perintah embargo terhadap berbagai bank, lembaga keuangan dan cabang minyak tambang Iran untuk memaksa Teheran kembali ke meja perundingan.      

Krisis nuklir di Iran: sulit mencapai solusi yang efektif - ảnh 2     
Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton 
(Foto: internet)
Sementara itu, pemerintah Teheran juga melakukan gerak-gerik balasan. Pada 3 April, Jenderal Massoud Jazayeri, panglima utama Kekuatan Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan menjadi tempat yang aman terhadap tindakan-tindakan balasan dari Iran jika Negara Republik Islam ini diserang oleh Washington. Sebelumnya Ayatollah Ali Khamenei, tokoh yang paling berkuasa di Iran menuduh Amerika Serikat dan para sekutunya di Eropa telah mengubah alasan-alasannya untuk bisa melakukan intervensi terhadap urusan internal Iran dan tujuan pokoknya ialah untuk mengontrol sumber-sumber cadangan minyak tambang raksasa di Iran. Opini umum merasa cemas bahwa kalau “air bah membobolkan tanggul” akan membuat Teheran menimbulkan tindakan-tindakan negatif. Kongkritnya ialah penutupan selat Hormuz, jalan transportasi minyak kasar urat nadi dari Teluk ke dunia. Sekarang, Iran adalah negara eksportir minyak tambang yang besarnya nomor 5 di dunia dan merupakan negara produsen yang besarnya nomor 2 dalam Organisasi Negara-Negara Eksportir Minyak Tambang (OPEC). Untuk memberikan balasan terhadap sanksi-sanksi ekonomi yang dilakukan Barat, ada kemungkinan besar minyak tambang Iran akan “absen” di pasar dunia. Hal ini akan mendorong harga membubung tinggi pada taraf yang bisa langsung mempengaruhi proses pemulihan ekonomi global.          
Sekarang, opini umum belum melihat titik terang harapan manapun bagi proses perundingan antara Iran dan kelompok P5+1 pada waktu mendatang. Putaran perundingan yang paling dini antara dua pihak di Istanbul, ibukota Turki pada bulan Januari 2011, telah “berjalan di tempat” karena Teheran menolak menghentikan aktivitas-aktivitas nuklirnya sebagai pengganti bantuan teknologi dan perdagangan. Oleh karena itu, sebelum pertemuan yang baru ini, gerak-gerik membersihkan jalan yang berbahaya dari dua pihak telah menandai satu hasil yang tidak begitu menggembirakan./. 

Komentar

Yang lain