(VOVWORLD) - Pada hari Senin minggu depan (24 April), di Kota Hanoi, berlangsung Konferensi global ke-4 Sistem Pangan dan Bahan Makanan yang Berkelanjutan – Jaringan Satu Planet dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Konferensi ini bertujuan untuk mengeluarkan solusi-solusi konkret agar transformasi sistem bahan makanan bisa dilakukan di tingkat nasional.
Ilustrasi (Foto: Koran elektronik Pemerintah) |
Konferensi tersebut adalah konferensi tingkat menteri dengan dihadiri oleh 300 utusan, di antaranya sekitar 200 utusan internasional asal beberapa negara dan badan-badan PBB serta berbagai organisasi internasional. Dengan tema: “Transformasi sistem pangan dan bahan makanan yang sehat, berkelanjutan, beradaptasi dengan perubahan iklim pada latar belakang krisis baru”. Konferensi ini akan mempelajari rintangan-rintangan dan tantangan utama terkait dengan transformasi sistem pangan dan bahan makanan, bersamaan dengan itu merekomendasikan solusi-solusi bagi penjaminan ketahanan pangan global.
Mendorong Kerja Sama Multilateral demi Sistem Pangan yang Berkelanjutan
Sistem pangan dan bahan makanan yang berkelanjutan merupakan sistem yang menuju ke target ketahanan pangan dan nutrisi, rezim makan yang sehat, bersamaan dengan itu membatasi dampak negatif terhadap lingkungan dan memperbaiki kesejahteraan sosial-ekonomi.
Sistem tersebut memainkan peranan yang sangat penitng dalam upaya untuk mencapai ketujuhbelas target pembangunan yang berkelanjutan dari PBB. Namun, sekarang, pembangunan sistem pangan dan bahan makanan yang berkelanjutan tengah menghadapi banyak tantangan karena gangguan rantai pasokan akibat konflik militer Rusia-Ukraina, dampak perubahan iklim, wabah penyakit, instabilitas politik di beberapa negara, dan lain sebagainya.
Kenyataan tersebut menuntut kerja sama antarnegara untuk membangun satu sistem bahan makanan yang berkelanjutan, khususnya ketika penduduk di dunia akan mencapai sekitar 10 miliar jiwa pada tahun 2050 (sekarang sekitar 8 miliar jiwa). Guna mendorong kerja sama antarnegara di bidang ini, sejauh ini, PBB telah mengadakan tiga konferensi global. Dengan cara pikir untuk bertindak, memperkuat dialog dan kerja sama di semua tingkat, banyak gagasan telah ditunjukkan dan dibuktikan efektivitasnya setelah tiga konferensi ini.
Pada konferensi global pertama (Juni 2017) di Afrika Selatan, para utusan sepakat memperluas jaringan Program sistem pangan dan bahan makanan yang berkelanjutan (SFS) untuk menyerap partisipasi lebih banyak pihak terkait dari Afrika dan Asia. Di samping banyak presentasi dan diskusi dalam sesi-sesi tematik, satu tema bersama sudah muncul. Yaitu perlunya mengubah kata-kata ke tindakan, dan membangkitkan kesadaran politik untuk menjamin lingkungan kebijakan yang lebih baik. Ini dianggap sebagai faktor kunci untuk mempercepat perubahan dalam sistem bahan makanan.
Konferensi global ke-2 (pada Februari 2019), di Costa Rica, telah sepakat mengembangkan bentuk-bentuk kerja sama menurut arah yang menguntungkan sistem pangan yang berkelanjutan; memperkuat visi dan pemahaman bersama dalam menegakkan kepercayaan dan mengembangkan kapabilitas, terutama terhadap obyek-obyek sensitif dan rentan.
Pada konferensi ke-3 yang diadakan secara online (pada Desember 2020), semua pendapat menyetujui bahwa pembangunan sistem-sistem pangan dan bahan makanan yang berkelanjutan merupakan titik berat untuk mencapai semua target pembangunan yang berkelanjutan seperti turut mengentas dari kelaparan dan kemiskinan, mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan memperbaiki nutrisi, memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan sosial, mendorong lapangan kerja yang berkelanjutan.
Pada Konferensi global ke-4 tahun ini (dari 24 sampai 27 April), Stefanos Fotiou, Direktur Kantor Target Pembangunan yang Berkelanjutan dari Organisasi Pertanian dan Pangan Sedunia, merangkap Direktur Pusat Koordinator Sistem Pangan PBB, mengatakan, targetnya ialah berpindah dari tantangan ke solusi. Pada konferensi ini, para utusan akan memindahkan fokusnya dari pertanyaan “mengapa” ke “bagaimana” agar transformasi sistem bahan makanan bisa dilakukan di tingkat nasional.
Vietnam: Anggota yang Bertanggung Jawab terhadap Isu-Isu Global
Alasan mengapa PBB memilih Vietnam untuk mengadakan konferensi ke-4 ini ialah melalui tahapan-tahapan perkembangan, Vietnam muncul sebagai negara eksportir hasil pertanian terbesar nomor dua di dunia. Pada tahun lalu, Vietnam mengekspor hasil pertanian dengan total nilai sebesar 54 miliar USD dan pada tahun ini menuju ke angka 55 miliar USD. Vietnam mendapat apresiasi tinggi dari PBB atas tanggung jawabnya terhadap pangan dunia.
Panorama konferensi pers untuk memperkenalkan konferensi tersebut (Foto: qdnd.vn) |
Penyelenggaraan konferensi tersebut berlangsung pada latar belakang instansipertanian Vietnam yang sedang menuju ke pola pertumbuhan terintegrasi multi-nilai menurut arah teknologi tinggi, teraneka-ragamkan, berkelanjutan, emisi gas rendah, menggunakan sumber daya secara rasional, melingkungi ekosistem, menjaga dan mengkonservasikan keanekaragaman hayati. Di atas dasar itu, Vietnam ingin menyampaikan pesan tentang brand pertanian ke dunia yaitu “Pemasok pangan dan bahan makanan yang transparan, bertanggung jawab dan berkelanjutan”. Bersamaan dengan itu, menunjukkan Vietnam sebagai anggota yang bertanggung jawab terhadap isu-isu global, di antaranya ketahanan pangan dan energi, perubahan iklim, pandemi yang baru muncul.
Lebih kurang 10 tahun lagi sampai waktu selesainya Agenda 2030 tentang Pembangunan Berkelanjutan PBB, dengan target utama ialah mengentas dari kelaparan dan kemiskinan, membawa dunia menuju ke perdamaian, kemakmuran dan peluang yang setara bagi semua orang. Konferensi Global ke-4 tentang Sistem Pangan dan Bahan Makanan yang Berkelanjutan – Jaringan Satu Planet dari PBB yang berlangsung pada awal minggu depan merupakan langkah yang perlu untuk turut menyelesaikan Agenda 2030, dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan di dunia.