(VOVworld) – Epos rakyat etnis minoritas Ede merupakan produk asli dari peradaban ladang dan huma. Ia merupakan sajak yang panjang, berirama dan bahkan dimanifestasikan atau dipresentasikan melalui gerak atau aksi. Rakyat etnis minoritas Ede terkenal dengan epos Dam Sam, Xinh Nha, dll.
Seorang lansia di dukuh menceritakan epos etnis Ede
(Foto: tuoitre.vn) Epos Dam Sam dari rakyat etnis minoritas Ede di daerah Tay Nguyen adalah karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat. Epos ini menceritakan seorang pahlawan yang bernama Dam San dalam perjuangan menentang hukum adat. Untuk menjadi kepala suku, dia harus menaati adat menyambung tali yang berarti harus menikahi dua istri kakeknya yaitu H’Nhi dan H’Bhi dan harus meninggalkan kekasihnya yaitu H’Bia Diet Klut. Tidak ingin menaati adat ini, Dam San pergi ke dunia kayangan untuk menggugat, memikirkan tantangan-tantangan untuk melepaskan diri dari pernikahan paksa ini, bahkan dia ingin menikah dengan Dewi Matahari yang dianggap bertentangan dengan adat istiadat matriarkal dari rakyat etnis minoritas Ede.
Sementara itu, epos Xinh Nha adalah cerita tentang seorang pahlawan di daerah Tay Nguyen yang melawan para orang jahat dengan kekuatan taufan untuk mendatangkan kehidupan tenteram dan bahagia kepada dukuh dan desanya. Bersama dengan Epos Dam San, Xinh Nha adalah epos dari rakyat etnis minoritas Ede yang sudah dicetak menjadi buku sastra untuk diajarkan di perguruan tinggi.
Peneliti Linh Nga Nie Kdam memberitahukan: “Epos adalah “roman panjang” yang diciptakan oleh sastrawan kaki telanjang. Ada cerita yang panjangnya sampai ribuan halaman, dengan ratusan tokoh yang muncul di keempat ruang yaitu di langit, di bumi, di bawah tanah dan di bawah laut dan semuanya diceritakan dengan bahasa berirama. Melalui karya-karya itu, kehidupan dukuh dan desa rakyat etnis minoritas Ede bagaikan muncul kembali di depan mata secara sangat jelas dan lengkap dengan semua adat istiadat yang hidup-hidup”.
Para pemuda belajar melagukan epos etnis Ede
(Foto: tuoitre.vn)
Sebagian besar epos rakyat etnis minoritas Ede mengambil bentuk dari mulut ke mulut atau bentuk naskah. Ada karya yang bisa diceritakan dalam waktu dari 1 sampai 2 malam saja, tapi juga ada karya yang harus diceritakan dari 4 sampai 5 hari. Oleh karena itu, bersamaan dengan epos, rakyat etnis minoritas Ede juga punya ragam sajak panjang. Peneliti Linh Nga Nie Kdam memberitahukan: “Dulu dengan kehidupan yang relatif terpisah, melagukan epos hampir sebagai instrumen satu-satunya untuk kepentingan kehidupan spirituil komunitas etnis minoritas di daerah Tay Nguyen, diantaranya ada rakyat etnis minoritas Ede. Setiap kali turun hujan selama berhari-hari sehingga tidak bisa pergi ke huma, hari-hari pesta pasca musim panenan, dll selalu diadakan acara ini, dll”.
Para seniman penyanyi epos dihormati oleh rakyat etnis minoritas Ede karena menurut kepercayaan folklor, mereka adalah orang yang mendapat kemampuan khas pemberian dewa-dewi. Mereka dianggap sebagai “pusaka hidup” dari etnis, adalah seorang seniman terpadu, adalah pencipta karya, sutradara dari segala situasi sekaligus adalah artis yangpandai, dll. Mereka adalah orang yang menciptakan banyak versi dari epos rakyat etnis minoritas Ede, mengembangkan epos ini menjadi satu khasanah tak bernama, atau tepatnya sebagai ciptaan folklor yang kaya raya.
Untuk melestarikan sajak panjang daerah Tay Nguyen pada umumnya dan epos rakyat etnis minoritas Ede pada khususnya, Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Vietnam telah melakukan gelombang koleksi sajak-sajak yang besar pada 2007 untuk mendigitalisasikan sumber dokumen yang tak ternilaikan harganya ini. Instansi kebudayaan tempat di mana ada rakyat etnis minoritas Ede tinggal juga melakukan pendataan dan penggolongan 33 epos etnis minoritas Ede, bersamaan itu aktif memulihkan semua pesta dan ruang pertunjukan untuk mengembangkan ragam epos ini. Ketika sajak panjang bergema setiap hari di dalam rumah panjang rakyat etnis minoritas Ede, ia akan selangkah demi selangkah masuk ke benak kalangan pemuda etnis minoritas Ede, menciptakan satu generasi pendengar dan pencerita epos baru supaya ragam epos ini hidup untuk selama-lamanya dalam komunitas etnis minoritas Ede./.