Pemimpin dari negara-negara di dunia menyatakan pandangan tentang hengkangnya Inggeris dari Uni Eropa

(VOVworld) - Setelah mayoritas  pemilih Inggeris memberikan suara  untuk memutuskan negara ini meninggalkan Uni Eropa atau disebut Brexit, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama  menyatakan bahwa dia menghormati keputusan warga Inggeris, bersamaan itu menegaskan: baik Inggeris maupun Uni Eropa akan tetap merupakan mitra-mitra “yang tidak bisa kurang” bagi Amerika Serikat. Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa hasil referendum di Inggeris mencerminkan ketidakpuasan dari warga Inggeris tentang masalah migran dan kekhawatiran-kekhawatiran tentang keamanan dan ketidakpuasan  tentang aparat birokrasi  Uni Eropa.


Pemimpin dari negara-negara di dunia menyatakan pandangan tentang hengkangnya Inggeris dari Uni Eropa - ảnh 1
Warga Inggeris telah memilih keluar Uni Eropa
(Foto: DailyMail)

Di Jepang, pada rapat kabinet darurat, Perdana Menteri Shinzo Abe berkomitmen akan berkoordinasi dengan para anggota lain dalam G-7 untuk menjaga ekonomi global tidak terperangkap ke dalam krisis.

Sementara itu, Menteri Keuangan Filipina, Cesar Purisima menekankan: Akibat-akibat dalam waktu mendesak tentang keluarnya Inggeris dari Uni Eropa akan merupakan kekisruhan pasar  keuangan global dan berpengaruh terhadap semua  negara lain pada tarap yang berbeda-beda.

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong mengatakan bahwa hasil referendum  di Inggeris tentang Brexit  merupakan langkah perubahan dan masih terlalu dini untuk memberikan penilaian tentang bagaimana hal ini berpengaruh terhadap perekonomian-perekonomian Asia dan kawasan-kawasan lain .

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan bahwa  pengaruh Brexit  terhadap negara ini akan terbatas, namun Jakarta akan mengikuti secara ketat dampak-nya terhadap kesepakatan-kesepakatan bilateral Indonesia dengan Inggeris dan Uni Eropa.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Sek Annamethee memberitahukan: Thailand tetap mengakui Inggeris sebagai satu mitra  strategis penting, meski negara ini sudah tidak lagi anggota Uni Eropa.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying memberitahukan: Tiongkok  menghormati pilihan warga Inggeris, sekaligus  berharap agar Inggeris dan Uni Eropa  akan berbahas tentang proses  keluarnya Inggeris dari  pembentukan persekutuan secepat mungkin.

Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon, pada Jumat (24/6), mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa  PBB  berharap akan terus mendapatkan sumbangan dari kedua mitra penting yaitu Inggeris dan  Uni Eropa.

Pada hari yang sama,  Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker memberitahukan bahwa dia ingin segera memulai perundingan tentang Brexit, bersamaan itu  menegaskan tidak ada alasan apapun untuk ditunggu sampai bulan Oktober – saat Perdana Menteri Inggeris David Cameron berencana mengundurkan diri.

Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier telah menyerukan kepada  27 negara Uni Eropa sisanya setelah warga Inggeris  memilih opsi keluar, supaya jangan melakukan langkah-langkah penanggapan sebagai penggantinya berfokus pada masalah keamanan, masalah migran dan pertumbuhan ekonomi.

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Yang lain