ASEAN memperkuat kerjasama industri pertahanan.

         Menuju ke  target  pewujudan Komunitas ASEAN pada tahun 2015,  semua  negara anggota ASEAN sedang berupaya  menggelarkan gagasan-gagasan memperkuat  kerjasama di bidang-bidang yang dianggap sebagai sensitif seperti politiik, keamanan dan pertahanan dan sebagainya. Pendorongan kuat  kerjasama  industri pertahanan adalah salah satu diantara gagasan-gagasan yang diajukan Kementerian Pertahanan Malaysia  pada tahun 2010 dan sekarang  sedang mendapat  perhatian dari banyak negara  anggota ASEAN.

ASEAN memperkuat  kerjasama  industri pertahanan. - ảnh 1
Para pemimpin ASEAN dalam KTT 19.
(Foto Internet).


        Menyambut gagasan yang diajukan Kementerian Pertahanan Malaysia pada akhir tahun 2010,  Vietnam untuk pertama kalinya menyelenggarakan satu eksibisi untuk memamerkan  produk-produk  dari pertahanan Vietnam di sela-sela Konferensi Menteri Pertahanan ASEAN yang diperluas. Semua keunggulan dari industri pertahanan Vientam seperti bahan ledak, lampu untuk galangan kapal militer, bermacam–macam jenis sampan gerak cepat  telah mendapat perhatian tinggi dari Menteri Pertahanan negara-negara ASEAN. Kolonel  Pham Thanh Son, Wakil Kepala Badan Integrasi Ekonomi dari Kementerian Pertahanan Vietnam menegaskan bahwa :“Pada kenyataannya,  industri pertahanan Vietnam  selama  ini belum  melakukan kerjasama dengan  negara-negara di kawasan ASEAN.  Melaksanakan haluan  pewujudan Komunitas ASEAN pada tahun 2015,  masalah kerjasama  pertahanan, diantaranya ada  kerjasama industri pertahanan  akan didorong. Kamampuan pabrik-pabrik galangan kapal Vietnam sekarang cukup dalam memenuhi   kebutuhan  tentara  di dalam negeri dan bersedia menerima  pesanan dari semua negara di kawasan.  Sekarang, kami  tahu, tentara Myanmar  mempunyai kebutuhan  tentang galangan beberapa kapal  dan sampan gerak cepat  untuk mempersenjatai polisi laut dan kami bisa  memenuhi tuntutan tentang  kualitas  dan harga”.

          Menurut penilaian, selama ini, kerjasama pertahanan antara negara-negara ASEAN  tetap merupakan satu kekosongan meskipun ini  adalah satu  bidang  yang sangat potensial. Dalam waktu belakangan ini,  meskipun krisis  ekonomi  sedikit banyak  berpengaruh terhadap anggaran keuangan  yang diperuntukkan bagi pertahanan  semua negara, tetapi  kontrak-kontrak  pembelian alat militer dan alat senjata tetap mencapai pertumbuhan yang teratur.

         Menurut  prakiraan sekarang,  saban tahun  negara-negara ASEAN  harus menyediakan dana kira-kira 25 miliar dolar Amerika Serikat untuk memberikan perlengkapan militer.  Namun,  jika  ASEAN mendorong kuat  kerjasama   di bidang ini,  maka  anggaran keuangan negara masing-masing  akan berkurang secara berarti.  Menurut Menteri Pertahanan  Malaysia,  Ahmad Zahid, kerjasama   di bidang  industri militer ASEAN  bisa membuat angka tersebut turun  50 persen yaitu  saban tahun menjadi hanya tinggal  kira-kira 12,5 miliar dolar Amerika Serikat  pada tahun 2030. Pertukaran alat militer  antara  negara-negara ASEAN  mungkin merupakan awalan dalam  menciptakan  satu industri pertahanan  ASEAN yang kuat  dan independent.  Kerjasama  ini mungkin  meliputi pula konektivitas-konektivitas  antara pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta.

          Setuju dengan pandangan tersebut,  Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo  Yusgiantoro juga mengatakan bahwa  semua negara ASEAN  harus membuat  peta jalan menggelarkan kerjasama  industri pertahanan secara  kongkrit. Pertama-tama ialah pertukaran teknologi  dalam menggunakan  dan memproduksi  alat-alat militer, berangsur-angsur  menuju ke  import  alat-alat  pertahanan satu sama lain  dan akan menggunakan  alat-alat pertahanan  dari ASEAN  dalam aktivitas-aktivitas  latihan bersama.  Untuk melaksanakan  peta jalan ini,  pada bulan Mei yang lalu,  pada Konferensi   ke-5 Menteri Pertahanan negara-negara ASEAN di Indonesia,  negara-negara ASEAN  telah sepakat  membentuk jaringan pusat menjaga perdamaian ASEAN. Ini akan  menjadi  tempat bagi semua negara anggota ASEAN untuk memperkuat  kerjasama industri pertahanan dan  menggunakan  kemampuan teknologi.  Menteri  Purnomo Yusgiantoro  mengatakan bahwa “Jaringan ini akan menciptakan kemudahan bagi kerjasama  menjaga perdamaian perdamaian antara semua negara anggota ASEAN. Kami akan  membuat rencana, melakukan latihan, bertukar pengalaman tentang kampanye-kampanye menjaga perdamaian,bertukar kerjasama  di bidang  industri pertahanan, dengan tujuan jangka panjang ialah  mengembangkan ASEAN  menjadi  satu pusat kawasan. Kerjasama  kita akan memberikan kesempatan-kesempatan    mendorong dan berbagi teknologi, di atas dasar prinsip partisipasi yang tidak mengikat, sukarela dan flesksible”.

           Dengan kekhususan:  sukarela, tidak bersangkutan dengan semua permufakatan pertahanan, tidak bersifat persaingan antara negara-negara anggota, kerjasama industri pertahanan ASEAN hanya akan merupakan kerjasama saja, menggunakan keunggulan setiap negara anggota, melakukan spesialisasi produk pertahanan untuk  mewujudkan satu kawasan  ASEAN yang damai, stabil dan semakin  kuat./.

 

 

Komentar

Yang lain