Langkah mundur dalam hubungan Rusia-Uni Eropa

(VOVworld) – Menyusul keputusan Amerika Serikat (AS) pada 25 Juli, Uni Eropa  yang meliputi 28 anggota telah mencapai pemufakatan sementara tentang mengenakan lagi sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia. Direncanakan, naskah terakhir akan diesahkan pada pekan ini. Barat beranggapan bahwa peningkatan sanksi merupakan langkah efektif untuk menjamin apa yang  dinamakan  sebagai kestabilan dan perdamaian di kawasan untuk memperingatkan semua perilaku Rusia yang dianggap campur tangan pada  urusan Ukraina, akan tetapi harga yang harus dibayar oleh Uni Eropa juga akan tidak kecil. 

Langkah mundur dalam hubungan Rusia-Uni Eropa - ảnh 1
Ilustrasi.
(Foto:www.baomoi.com)

Permufakatan sanksi sementara terhadap Rusia yang diajukan Uni Eropa setelah pesawat terbang berkode MH 17 dari Malaysia Airlines  ditembak jatuh  pada 17 Juli di Ukraina Timur yang dikontrol oleh  pasukan separatis pro Rusia. Keputusan ini membuat hubungan yang pernah mengalami keretakan antara Barat dan Rusia menjadi lebih serius sejak semenanjung Krimea digabungkan  pada Rusia pada Maret lalu


Menerapkan sanksi terhadap  bidang-bidang poros dari perekonomian  kecuali gas bakar.

     Langkah-langkah sanksi ekonomi tambahan terhadap Rusia diserahkan oleh Uni Eropa kepada Komisi Eropa (EC) - badan eksekutif Uni Eropa. Komisi ini telah merekomendasikan 4 isi sanksi  pokok, yaitu menutup pintu pasar Uni Eropa terhadap bank-bank Negara Rusia, mengenakan embargo perdagangan senjata terhadap Moskwa, membatasi penjualan bahan bakar dan teknolopgi-teknologi  yang melayani baik tujuan sipil maupun militer. Akan tetapi, sanksi dianggap akan tidak dikenakan terhadap bidang teknologi gas bakar yang maha penting dari Rusia dan tidak berpengaruh terhadap aktivitas pemasokan migas dan bermacam-macam jenis produk lain dari fihak Rusia.

Ketika menegaskan informasi ini, pada Senin (28 Juli), Gedung Putih dalam pengumuman-nya  memberitahukan bahwa AS dan Uni Eropa punya rencana mengenakan sanksi-sanksi baru terhadap Rusia yang menyasar pada bidang-bidang poros dalam perekonomian. Sementara itu, seorang juru bicara dari Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengkonfirmasikan bahwa Barat telah sepakat bahwa Uni Eropa perlu mulai menggelarkan paket sanksi keras sesuai dengan kawasan secepat mungkin. Penyebab-nya yalah Rusia telah tidak menimbulkan tekanan yang efektif terhadap kaum pembangkang di Ukraina Timur untuk membawa mereka ke meja perundingan, atau tidak melakukan langkah-langkah kongkrit untuk mengontrol perbatasan antara Rusia dan Ukraina.

Tidak hanya  mempercepat mengenakan lagi sanksi-sanksi ekonomi saja, Uni Eropa juga mengenakan perintah blokade harta benda dan melarang beberapa pejabat  papan atas dari Rusia, diantaranya ada Direktur Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), Alexander Bortnikov dan Direktur Badan Intelijen Hubungan Luar Negeri , Mikhail Fradkov masuk Uni Eropa. Mereka di atas adalah dua tokoh  diantara 15 orang Rusia dan Ukraina, 18 perusahaan dan organisasi yang disebutkan dalam daftar sanksi yang diperluas  perluasan paling baru dari Uni Eropa.


Lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya

Memperketat sanksi akan merugikan ekonomi Rusia, akan tetapi Barat juga akan terkait. Para ekonom beranggapan bahwa kalau benar-benar ingin melakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia, para pemimpin Uni Eropa akan harus menukar dengan beberapa persen pertumbuhan GDP seluruh blok. Menurut Ketua Komite Hubungan Ekonomi dengan Eropa Timur dari Jerman, Eckhard Cordes,  memperkuat sanksi-sanksi akan membuat harga yang harus dibayar Uni Eropa  untuk bentrokan ini meningkat. Sekarang ini, Uni Eropa mengekspor  lebih dari 100 miliar dolar AS barang dan jasa layanan ke Rusia saban tahun, hanya pada 2013 sebesar 161 miliar dolar AS. Akan tetapi, angka ini pasti akan turun pada waktu mendatang ketika beberapa negara  Uni Eropa  menderita banyak kerugian  ketika melakukan embargo terhadap Rusia. Misalnya, Jerman- perekonomian lokomotif dari Uni Eropa akan  menderita paling banyak kerugian ketika hubungan Uni Eropa dan Rusia menjadi buruk. Sekarang ini ada kira-kira 6 000 badan usaha Jerman yang sedang beraktivitas  di Rusia dengan investasi sebesar milliaran dolar AS. Lapangan kerja dari kira-kira 300 000 orang Jerman bergantung pada nilai pertukaran dagang dengan Rusia. Jerman mengekspor 36 miliar Euro barang ke Rusia pada tahun 2013, akan tetapi ekspor telah turun 14 persen dalam 4 bulan awal tahun 2014 ini. Badan-badan usaha memperingatkan bahwa kehidupan dari 25 000 buruh Jerman sedang terancam karena kemerosotan ini. Perancis sekarang merupakan pemasok senjata paling besar kepada Rusia. Kontrak penjualan dua kapal perang Mistral sebanyak miliaran dolar AS kepada Rusia sama artinya dengan ada 1000 orang Perancis  mempunyai lapangan kerja. Kalau Uni Eropa melakukan sanksi terhadap Bank-bank Negara Rusia, maka Pusat Keuangan London akan kehilangan sumber modal yang penting.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia beranggapan bahwa semua sanksi tambahan merupakan bukti jelas yang memperlihatkan bahwa negara-negara anggota Uni Eropa telah dan sedang melaksanakan pemangkasan secara komprehensif hubungan kerjasama dengan Rusia dalam masalah-masalah keamanan internasional dan regional. Akan tetapi, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov menegaskan bahwa semua sanksi yang dikenakan oleh AS dan Uni Eropa terhadap Rusia akan tidak mencapai target, hanya akan  membuat Moskwa menjadi lebih independen di bidang ekonomi saja. Menlu Rusia juga  menunjukkan bahwa Moskwa akan tidak memberikan langkah balasan atau bertindak kurang dewasa dalam menghadapi sanksi-sanksi dari AS  dan Uni Eropa yang bersangkutan dengan krisis di Ukraina.

Penggunaan sanksi-sanksi ekonomi pernah berkali-kali terjadi dalam hubungan internasional. Namun, meskipun melakukan sanksi di tingkat manapun pasti membuat kedua fihak mengalami kerugian. Dalam kasus ini, tindakan Uni Eropa dalam meningkatkan sanksi terhadap Rusia menjerumuskan hubungan kerjasama komprehensif  dengan Rusia mengalami terjun bebas./.

Komentar

Yang lain