Vietnam mendorong kerangka hukum global baru tentang perubahan iklim

     (VOVworld) - Seperti yang telah beritakan, Konferensi ke-20 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim (COP-20) baru saja berakhir di Peru setelah berlangsung selama dua pekan. Menurut hasil yang tercapai, 190 negara peserta Konvensi kerangka PBB tentang perubahan iklim akan harus mengesahkan program- program nasional untuk memangkas emisi gas rumah kaca untuk disampaikan kepada PBB sebelum Juni 2015. Tidak hanya dengan aktif memberikan sumbangan pada COP-20 kali ini, Vietnam juga telah menyusun satu program aksi nasional, memberikan komitmen kuat untuk bersama dengan dunia berupaya mencapai target mengekang kenaikan suhu global pada tarap dua derajat selcius. 

Vietnam mendorong kerangka hukum global baru tentang perubahan iklim - ảnh 1
Kabupaten Quynh Luu, provinsi Nghe An menderita kegenangan akibat 
hujan lebat dan kenaikan air laut stelah tauphan tahun 2013
(Foto: vov.vn)


Meskipun bukan merupakan negara yang membuang banyak emisi limbah, akan tetapi Vietnam adalah negara yang menderita pengaruh serius, akibat perubahan iklim dan gejala kenaikan air laut. Diperkirakan dengan laju kenaikan suhu bola bumi sekarang ini, sampai tahun 2050, kira-kira 40% luas daerah dataran rendah sungai Mekong akan ditenggelamkan oleh kenaikan air laut dan ada kira-kira 35% jumlah penduduk yang menderita pengaruh ini. Oleh karena itu, Vietnam selalu memanifestasikan tekat politik tinggi, berupaya melakukan perundingan di semua forum, baik di tingkat regional maupun di tingkat internasional dalam menanggulangi perubahan iklim.

Menyusun  secara  dini Program Aksi nasional

Sidang Pleno ke-7 Komite Sentral Partai Komunis Vietnam angkatan ke-11 yang diselenggarakan pada Juni 2013 telah mengesahkan Resolusi tentang berinisiatif menghadapi perubahan iklim dan memperkuat pekerjaan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup. Sebelumnya, Perdana Menteri Pemerintah telah mengesahkan Program Target Nasional tentang menghadapi perubahan iklim. Program ini telah mengajukan tiga tahap dari sekarang sampai 2020 dengan 9 tugas kongktit untuk menghadapi perubahan iklim. Ini bisa dianggap sebagai kerangka kebijakan  palingtinggi  yang mengarahkan, memimpin dan membimbing pekerjaan menghadapi perubahan iklim, mengelola sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup di Vietnam pada waktu mendatang.

Bersama dengan program target nasional, masalah perubahan iklim diumumkan dan disosialisasikan secara luas kepada  setiap warga, badan-badan usaha dan organisasi sosial. Sampai sekarang, hampir semua provinsi dan kota di seluruh Vietnam telah dengan sukarela ikut menanam pohon, berpartisipasi pada program mengarah ke lingkungan yang sedikit Karbon dan kampanye  penggunaan produk hijau.  Truong Duc Tri, Direktor Proyek Kerjasama tentang perubahan iklim, Wakil Kepala Direktorat Hydrometeorologi dan Perubahan Iklim memberitahukan: “Selain bantuan Pemerintah, berbagai kementerian, instansi dan daerah terus menggerakkan bantuan keuangan internasional untuk membantu Vietnam menghadapi perubahan iklim. Di samping itu juga memasyarakatkan pekerjaan menghadapi perubahan iklim. Jaringan badan usaha dan masyarakat bersama-sama dengan Pemerintah harus ikut  menghadapi secara efektif  dampak-dampak dari perubahan iklim di Vietnam”.

Upaya melaksanakan komitmen-komitmen internasional.

Tidak hanya selalu memberikan prioritas memacu aktivitas-aktivitas nasional dalam menghadapi perubahan iklim, Vietnam juga adalah negara pertama yang ikut meratifikasi Konvensi Kerangka PBB tentang Perubahan Iklim dan Protokol Kyoto dari Konvensi Iklim. Di semua forum, mekanisme kerjasama regional maupun global tentang masalah  perubahan iklim, Vietnam selalu berpartisipasi secara lengkap dan aktif serta menyumbangkan banyak gagasan kongkrit. Sampai sekarang, Vietnam berkomitmen menargetkan akan mengurangi emisi gas rumah kaca  dari 8-10% pada tahun 2020 terbanding dengan tahun 2010, mengurangi penggunaan energi dari 1-1,5% GDP per tahun. Vietnam juga sedang melakukan penelitian tentang sumbangan nasional sukarela, diantaranya menetapkan secara jelas sumbangan-sumbangan kongkrit tentang pengurangan emisi gas rumah kaca,  sesuai dengan perubahan iklim dan komitmen Vietnam dalam bekerjasama dengan komunitas internasional untuk turut mendorong proses perundingan tentang penyusunan permufakatan global mengenai perubahan iklim pada tahun 2015.

Pada COP-20 di Lima (Ibukota Peru) akhir-akhir ini, Vietnam adalah salah satu diantara negara-negara sedang berkembang pertama di dunia yang menyampaikan Laporan mutakhir dua tahun sekali tentang menanggulangi perubahan iklim kepada Sekretariat PBB. Di depan forum global ini, Deputi Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Vietnam, Tran Hong Ha, Kepala delegasi Vietnam yang menghadiri COP-20 telah menekankan perlunya supaya dunia harus bersma-sama bertindak. Dia mengatakan: “Masalah tentang perubahan iklim sekarang sedang menjadi amat rumit. Khususnya, intensitas dan konsentrasi emisi gas rumah kaca naik cepat terbanding dengan beberapa dekade yang lalu dan bisa mengakibatkan satu musibah di dunia pada tahun 2030 kalau kita tidak bisa mengontrol konsentrasi gas CO2 dibawah tarap 400/1.000.000 dalam atmosfer . Hal ini menuntut  upaya yang  lebih besar lagi untuk mendorong proses perundingan secara lebih berhasil guna”.

Semua negara perlu memberikan komitmen kuat dan berupaya lebih banyak lagi dalam perundingan untuk mengusahakan satu kerangka hukum global baru yang bersifat mengikat tentang perubahan iklim pada tahun 2015, agar dunia bisa mencapai target tentang kompensasi  emisi gas rumah kaca dalam atmosfer dan suhu global rata-rata tidak naik melampaui 2 derajat celsius. Vietnam selalu konsekuen dengan pandangan ini dan dengan upaya-upayanya, Vietnam sedang bersama-sama dengan komunitas internasional membentuk kerangka bagi semua perundingan tentang satu traktat mengenai pemangkasan emisi gas rumah kaca, sebagai pengganti Protokol Kyoto yang akan tidak efektif lagi pada tahun 2015./.


Komentar

Yang lain