Pusaka budaya My Son - destinasi yang atraktif di Vietnam

(VOVworld) - Portal Pariwisata Internasional Touropia (touropia.com) baru-baru ini memilih zona pusaka budaya My Son, provinsi Quang Nam  sebagai salah satu diantara 10 destinasi yang paling atraktif di Vietnam. Menurut touropia .com, My Son adalah satu kompleks situs peninggalan arsitektur  yang unik  yang terletak di tengah-tengah lembah  yang dikelilingi oleh warna hijau  dari gunung dan hutan. Ini adalah pusat agama dan kepercayaan dari Kerajaan Champa kuno.  Wisatawan bisa menguak tabir dari kompleks situs peninggalan arsitektur My Son dengan keindahan yang berbeda pada saat-saat yang berbeda dalam sehari.


Pusaka budaya My Son - destinasi  yang atraktif di Vietnam - ảnh 1
Situs peninggalan sejarah My Son menjaga 
kebudayaan dulu dari orang Champa
(Foto: dulichbiendanang.net)

Panas seperti dicurahkan dari langit pada musim kemarau tidak bisa mencegah jejak kaki para wisatawan yang datang ke zona pusaka budaya My Son. Meskipun di tengah-tengah cuaca panas, tapi ketika melangkah memasuki kompleks candi My Son, satu perasaan yang sejuk tampaknya melanda di hati wisatawan. Suara garengpung yang semarak tampaknya merusak ruang diam-diam di kompleks situs peninggalan ini, sehingga membuat para wisatawan yang datang dari seluruh penjuru merasa interesan. Wisatawan Jerman memberitahukan: “Ini untuk pertama kalinya datang ke My Son, saya sangat merasa puas karena pemandangan alam di kompleks candi My Son sangat indah”.

Pusaka budaya My Son - destinasi  yang atraktif di Vietnam - ảnh 2
Situs peninggalan sejarah My Son
menyerap sejumlah besar wisatawan  saban tahun
(Foto: dulichbiendanang.net)

My Son adalah situs peninggalan agama Hindu 2 dari Kerajaan Champa kuno yang dibangun dari abad ke-IV sampai ke-XIII dan  sekarang tetap membawa  bekas-bekas dari 70  bangunan arsitektur yang dibuat dari  batu bata. Desa yang dipuja  di My Son ialah Bhadresvara - Raja  yang telah mendirikan dinasti raja pertama di daerah Amaravati  pada akhir abad ke-IV yang dikaitkan dengan  nama dewa Siva menjadi kepercayaan pokok untuk memuja dewa, raja dan nenek moyang keluarga raja. Salah satu diantara hal-hal yang paling khas  di arsitektur candi Champa di sini adalah relief-relief di dinding candi  dan batu bata untuk membangun candi. Orang Champa  telah menggunakan adukan yang tipis  untuk membangun candi  dan para artisan  telah mengukir langsung di dinding candi dengan  motif-motif yang teliti dan halus. Hal ini juga membuat  para wisatawan  datang di tempat untuk melihat kehebatan  bangunan arsitektur ini.

Bekas  situs peninggalan dari 30 candi  yang masih ada di My Son sekarang cukup membentuk satu museum arsitektur dan ukiran di udara luar yang tak ternilaikan harganya dari kebudayaan Champa. Seni pembangunan,  ukiran dan konsep  orang Champa kuno tentang  angkasa luar, para dewa dan manusia telah memberikan kepada kompleks  candi  satu keindahan unik yang tidak ada duanya  di Asia Tenggara.  Hal misterius lain  dari candi My Son  ialah seni  ukir yang halus di batu bata. Dalam mengalami perjalanan waktu dan perang, kompleks candi My Son mengalami kerugian berat, tapi semua sisanya di My Son memanifestasikan keindahan  misterius, menyerap kedatangan wisatawan di seluruh dunia ke sini. Dat Chu, orang Cham di provinsi Ninh Thuan ketika mengunjungi  kompleks situs peninggalan My Son dengan terharu memberitahukan: “Kami datang ke sini ini  dan melihat asal-usulnya sejarah dari nenek moyang dan asal-usul bangsa sekarang telah menjadi satu pusaka. Saya sudah mengunjungi semuanya di sini dan melihat gambar itu hidup kambali dalam hati saya. Saya sangat  terharu”.


Pusaka budaya My Son - destinasi  yang atraktif di Vietnam - ảnh 3
Situs peninggalan sejarah My Son tetap merupakan
soal yang sulit dipelajari oleh para peneliti dan sejarawan
(Foto:  dulichbiendanang.net)

Pada pertengahan tahun 2013,  wisatawan domestik dan mancanegara berpeluang mengunjungi candi G - salah satu diantara kelompok candi penting di zona pusaka budaya My Son setelah 14 tahun dikonservasikan. Dalam proses konservasi dan pemugaran, para pakar telah melakukan ekskavasi, memugar, merekonstruksi  lebih dari 60 benda yang telah rusak, runtuh dan teruruk di bawah tanah.Saudara  Federicop, insinyur Italia yang ikut serta pada pekerjaan pemugaran candi G dari 2004-2005 memberitahukan: “Sebelum  ikut serta pada proyek ini, kami telah membaca melalui buku dan koran. Ketika datang ke sini, itu sesungguhnya  berbeda ketika dengan mata kepala sendiri menyaksikan candi. Ketika melihat  candi yang telah kami selesai dipugar, itu adalah satu bangunan yang cukup indah. Saya lihat  seperti kesaktian.

My son adalah  tempat berhimpunnya semua langgam arsitektur seni rupa candi Champa yang sekarang masih ada di daerah Vietnam Tengah. Tidak raksasa dan megah seperti Angkowat (Kamboja), Pagan (Myanmar) Borobudur Kala (Indonesia), tapi My Son tetap punya  posisi penting dalam kesenian Asia Tenggara dengan nilai seni rupa  agama yang khusus sendiri dari etnis Champa./. 


Komentar

Yang lain