Serangan di Perancis merupakan serangan teror

(VOVworld) – Ketika berbicara langsung di televisi nasional pada pukul 4.00 Jumat pagi (15/7) setelah sidang darurat Pemerintah, Presiden Perancis, Francois Hollande menyatakan bahwa serangan mengerikan yang terjadi pada Kamis malam (14/7) di kota Nice, Perancis Selatan “jelaslah merupakan satu serangan teror”. Dia memberitahukan bahwa diantara sedikitnya 80 orang yang telah tewas ada banyak anak-anak, selain itu, kira-kira 20 orang lain diantara para korban luka-luka sedang berada dalam kondisi berbahaya. Menurut dia, Perancis akan memperpanjang situasi darurat selama 3 bulan lagi dan terus mempertahankan pasukan sebanyak 10.000 serdadu guna menjamin keamanan setelah serangan-serangan tersebut. Pemimpin Perancis ini juga berkomitmen akan memperkuat aktivitas Perancis dalam operasi anti organisasi teroris yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS) di Suriah dan Irak. Presiden Francois Hollande akan datang ke kota Nice pada Jumat (15/7) untuk melakukan inspeksi situasi dan menyatakan simpati kepada warga setempat. Kantor berita Perancis “AFP” mengutip sumber berita dari polisi lokal yang memberitahukan bahwa badan investigasi untuk permulaannya telah menemukan beberapa surat keterangan pribadi dari seorang warga Perancis keturunan Tunisia yang berusia 31 tahun di truk pelaku serangan yang mengerikan tersebut.


Serangan di Perancis merupakan serangan teror - ảnh 1
Tempat kejadian serangan teror di kota Nice, Perancis
(Foto: AFP/VNA)


Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, Italia, Jumat (15/7) memperkuat kontrol terhadap perbatasan dengan Perancis setelah serangan yang mengerikan di kota Nice, Perancis. Semua mobil dari Perancis yang melewati perbatasan ke Italia akan diperiksa. Menurut kanal televisi RAI-news-24, Pemerintah Italia juga memperketat keamanan di semua bandara, stasiun dan tempat publik di negara ini.

Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, Jumat (15/7) yang sedang berada di Ulan Bator, ibukota Mongolia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-11 Forum Kerjasama Asia – Eropa (ASEM-11), menyatakan bahwa Eropa “bahu-membahu” dengan warga dan Pemerintah Perancis dalam perang anti kekerasan dan fikiran yang bermusuhan. Menteri Luar Negeri Belgia, Didier Reynders mencela serangan ini sebagai tindakan “biadab”. Perdana Menteri Kanada pada hari yang sama juga memberitahukan bahwa dia merasa “kaget” ketika mendapat informasi tentang serangan yang berlumuran darah di Perancis, bersamaan itu memanifestasikan simpati dengan para korban serta bersatu dengan warga Perancis. Kanada berkomitmen akan membantu Perancis dalam kasus ini. 
Berita Terkait

Komentar

Yang lain