Ruang rumah Guol yang hidup-hidup dari warga etnis minoritas Co Tu di desa A Roh, kecamatan Lang, kabupaten Tay Giang, provinsi Quang Nam

(VOVWORLD) - Rumah Guol dari warga etnis minoritas Co Tu, desa A Roh, kecamatan Lang, kabupaten Tay Giang, provinsi Quang Nam, Vietnam Tengah  terletakdi pinggi jalan poros  yang menuju ke kecamatan Lang. Sebagai rumah milik desa, Guol tidak  besar dan luas, tapi tempat ini berlangsung banyak aktivitas budaya masyarakat dari warga  kecamatan Lang. 
Ruang rumah Guol yang hidup-hidup dari warga  etnis minoritas Co Tu di desa A Roh,  kecamatan Lang, kabupaten Tay Giang, provinsi Quang Nam - ảnh 1Tumah Guol yang hidup-hidup dari warga  etnis minoritas Co TR 

Pada suatu pagi hari, hujan baru saja berhenti, sinar mata hari telah menerangi semua pohon dan atap rumah, sebidang tanah yang luas di depan rumah Guol masih tetap basah karena air. Tapi di atas halaman itu, ada banyak kaki telanjang dari para perempuan tetap melangkah menurut irama suara genderang dari tarian “Tung Tung Da Da”. Keringat mulai bersembulan di muka kemerah-merahan.Tim penari yang beranggotakan 20 orang, pada pokoknya ialah perempuan di desa A Roh, sejumlah lain  dari 6 desa sisanya di kecamatan Lang. Mereka mempersiapkan Festival Etnis-Etnis Vietnam yang berlangsung di kabupaten Tay Giang pada hari-hari sesudahnya.

Ruang rumah Guol yang hidup-hidup dari warga  etnis minoritas Co Tu di desa A Roh,  kecamatan Lang, kabupaten Tay Giang, provinsi Quang Nam - ảnh 2Tim penari di kecamatan Lang  sedang menari pada pesta menyambut nasi baru

Tim penari di kecamatan Lang telah melakukan latihan selama berhari-hari ini.  Yaitu gerak tari-tarian yang telah terlatih secara baik sudah teramat lama. Saudari A Lang Dung memberitahukan: “Semua wanita  etnis Co Tu tahu menari. Saya tahu menari sejak belajar kelas 10. Saya melihat dan belajar dari nenek dan ibu saya. Bahkan beberapa orang anak saya juga sudah berangsur-angsur belajar menari”.

Kali ini, warga etnis Co Tu di kabupaten Tay Giang akan menjadi tuan rumah untuk menyambut warga etnis-etnis minoritas di semua daerah datang menghadiri Festival. Sudah tentu, tarian “Tung Tung Da Da” pasti akan melakukan latihan secara luwes supaya  sepadan sebagai tim tuan rumah. Oleh karena itu, sesepuh  desa A Lang Bach langsung berpartisipasi dalam tim penari untuk membimbing para perempuan.

Setelah selesai menjadi penari contoh untuk tim penari, sesepuh desa A Lang Bach kembali ke pekerjaan pokoknya di rumah Guol. Di sana, dia sedang mengorganisasi para pria etnis Co Tu membuat tiang “Neu” yang ditegak di halaman rumah dengan tujuan mengusir setan dan jin. Beberapa pria lain membuat alat inggang-inggung bagi anak-anak untuk menghadiri pesta. Alat inggang-inggung ini dibuat dari kulit bir yang dalamnya ada batu-batu kerikil yang dipasang di batang bambu, suara-suaranya benar-benar ramai. Saudara Po Lang Tu yang sedang mencoba kocak ini kali terakhir memberitahukan bahwa dia sangat suka memainkan alat inggang-inggung ini.

Berbicara sambil bertindak, kaum pria di rumah Guol juga selasai membuat lebih dari 10 alat inggang-inggung untuk dikocak-kocak. Tiang “Neu” belum mencukupi bahan untuk selesai membuat-nya, artinya mereka akan datang ke rumah Guol untuk membuat tiang Neu pada beberapa hari mendatang.

Di luar rumah Guol, suara Guol dalam tarian Tung Tung Da Da masih belum berhenti.  Kaki-kaki para perempuan tetap terus  melangkah. Satu kelompok anak laki-laki yang berusia 10 tahun ke atas telah memegang alat inggang-inggung ini untuk mengocak menurut irama suara genderang. Sejumlah anak lain yang usianya lebih kecil yang  belum dapat ikut serta pada aktivitas-aktivitas masyarakat  duduk di samping  pintu. Mereka melihat sesepuh desa dan para pria  yang sedang membuat tiang Neu di rumah Guol. Di kemudian hari, ketika  sudah besar, mereka  juga akan bisa membuat tiang Neu dan alat inggang-inggung untuk anak-cucu  orang Co Tu. Persis seperti segala yang mereka lihat hari ini di rumah Guol.

Komentar

Yang lain