Konferensi G20 menegaskan peranan membentuk satu dunia yang berkonektivitas

(VOVWORLD) -  Dengan tema: “Membentuk satu dunia yang berkonektivitas”, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 perekonomian maju dan baru muncul papan atas di dunia (G20) akan dibuka pada Jumat (7/7) di Hamburg, Republik Federasi Jerman. Pada latar belakang adanya perubahan besar tentang politik, keamanan dan ekonomi internasional, KTT G20 tahun ini berhaluan mencapai kebulatan pendapat dalam menangani semua masalah antiterorisme, menentang proteksi perdagangan, perubahan iklim, kebijakan imigrasi dan semua komitmen dari negara-negara besar terhadap lembaga multilateral.

Konferensi G20 menegaskan peranan membentuk satu dunia yang berkonektivitas - ảnh 1 PM datang ke Jerman untuk menghadiri KTT G20 (Foto : internet)

Terbentuk pada tahun 1999, sekarang G20 terdiri dari 19 negara anggota yang mempunyai perekonomian yang paling besar di dunia dan Uni Eropa. KTT tahunan G20 telah menjadi satu forum pokok untuk berbahas tentang masalah-masalah global yang paling panas.

 

Masalah-masalah panas yang dihadapi G20 tahun 2017

Sejak KTT G20 pada September 2016 yang diadakan di Tiongkok, dunia menyaksikan banyak perubahan yang sulit diduga, perekonomian dunia juga menghadapi banyak tantangan baik yang baru maupun yang lama, sehingga membuat laju pertumbuhan menjadi  lambat, perdagangan dan investasi global mengalami banyak kesulitan, sementara itu G20 tetap berada dalam tahapan membentuk pengarahan perkembangan setelah krisis keuangan global. KTT G20 tahun ini berlangsung pada latar belakang untuk pertama kalinya negara tuan rumah KTT G20 harus memobilisasi sejumlah besar polisi untuk menjamin keamanan bagi KTT, hal ini memperlihatkan bahwa ancaman teror sedang makin menjadi serius dan merupakan tema prioritas di semua forum kerjasama multilateral pada umumnya dan G20 pada khususnya. Sementara itu, hanya beberapa sebelum KTT G20 berlangsung, Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) telah meluncurkan rudal balistik sehingga menimbulkan kegusaran terhadap negara-negara tetangga di Asia Timur Laut. Para pakar mengatakan bahwa banyak kemungkiman Republik Korea dan Jepang akan mendesak G20 meningkatkan tekanan terhadap RDRK, memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerukan secara kuat koordinasi komunitas internasional dalam memberikan reaksi terhadap RDRK.

Di bidang ekonomi, meski ekonomi dunia sedang berkembang relatif positif, tetapi masih potensial dengan banyak risiko. Kecendrungan proteksionisme dan penentangang terhadap globalisasi sedang menimbulkan tantangan-tantangan bagi perkembangan ekonomi. Perihal Pemerintah baru AS membelakangani punggung terhadap mekanisme-mekanisme liberalisasi perdagangan, proteksi terhadap produksi dagang dalam negeri adalah tantangan besar bagi KTT G20 kali ini. Oleh karena itu, titik beratnya KTT G20 tahun ini dibagi menjadi 3 tema utama  yaitu  “Memperkuat kemandirian dari perekonomian dunia dan perekonomian negara-negara”, “Berbabas tentang masalah perkembangan yang berkesinambungan”, “Menangani dan langkah menangani masalah-masalah perkembangan”. Ketiga masalah ini semuanya berfokus berbahas tentang kebijakan-kebijakan dan langkah-langkah tentang penanganan.

Tidak hanya perdagangan, semua perubahan dalam politik hubungan luar negeri dari pemerintahan pimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga sedang meletakkan negeri AS pada ketidakcocokan dengan mayoritas sisanya dari G20, khususnya negara tuan rumah Jerman. Bisa bicara tentang masalah penangulangan perubahan iklim ketika AS menarik diri dari Perjanjian Paris, atau perdebatan yang bersangkutan dengan kebijakan intervensi pada bentrokan dalam semua pemilu di Timur Tengah, hubungan AS dan Uni Eropa dengan Rusia yang bersangkutan dengan tuduhan terhadap Moskwa yang melakukan intervensi pada pemilu-pemilu di Eropa dan AS. Semua masalah ini menuntut kepada G20 supaya berupaya untuk bekerjasama dan menegaskan peranan membentuk satu dunia yang berkonektivitas.


G20  terus menegaskan peranan menentukan dan memimpin perekonomian dunia

Situasi tersebut telah membuat Jerman, Ketua G20 memilih tema yang menjelujuri agenda konferensi-konferensi tahun ini ialah “Membentuk satu dunia yang berkonektivitas”, di antaranya target primer tetap mempertahankan stabilitas ekonomi makro global dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan usaha menjamin perkembangan yang berkesinambungan. G20 juga memberikan prioritas untuk mendorong pelaksanaan Agenda 2030 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perkembangan yang berkesinambungan, membantu negara-negara Afrika, bekerjasama menangani tantangan-tantangan migran internasional, tenaga kerja, lapangan kerja, kesetaraan gender. Yang patut diperhatikan ialah pada tahun ini, negara tuan rumah “Tahun APEC” untuk pertama kalinya bukanlah anggota G20 yaitu Vietnam diundang menghadiri KTT G20. Hal ini menunjukkan bahwa para anggota  G20 menghargai dan memberikan apresiasi tinggi terhadap posisi dan peranan APEC dalam struktur manajemen regional dan global. Tema  “Tahun APEC 2017” punya banyak kesamaan dengan titik berat agenda G20, di antaranya khusus menuju ke usaha mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan, kreatif dan bersifat mencakup; mendorong konektivitas ekonomi, perdagangan dan investasi; memacu pembaruan-kreativitas; bekerjasama menanggulangi perubahan iklim. Ini dianggap sebagai dasar dan peluang untuk mendorong konektivitas semua titik berat agenda APEC dan G20 untuk memperkuat koordinasi regional dan global dalam menangani masalah-masalah ekonomi  pada latar belakang  baru.

Dengan skala menduduki 2/3 jumlah penduduk dunia, 85% GDP global dan 80% perdagangan internasional, G20  telah menunjukkan kemampuan dan pengaruh yang besar dalam menentukan dan memimpin perekonomian dunia. Bersama dengan konektivitas dan koordinasi dengan lembaga-lembaga internasional yang lain, G20 sedang terus memberikan sumbangan positif dalam menegakkan lagi dan mempertahankan stabilitas ekonomi makro, mendorong ekonomi dunia mengatasi krisis.

Vietnam  turut melakukan konektivitas bersama dengan G20

Vietnam turut melakukan konektivitas bersama dengan G20

(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc melakukan kunjungan di Jerman dan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 perekonomian maju dan  baru muncul papan atas di dunia (G20) dari 5-8 Juli. Kunjungan ini tidak hanya turut membawa hubungan kemitraan strategis Vietnam-Republik Federasi Jerman pada khususnya, hubungan  kerjasama antara Vietnam dan negara-negara anggota G20 pada umumnya berkembang secara lebih ekstensif dan intensif  di semua bidang, melainkan juga merupakan peluang bagi Vietnam untuk ikut memberikan pendapat, membentuk sebuah dunia yang berkonektivitas bersama-sama dengan G20 sebagai negara tuan rumah APEC 2017. 
Berita Terkait

Komentar

Yang lain