Lebih dari 30 tahun lalu, Ibu Kim Dung berpartisipasi dalam Asosiasi Perempuan Amal Kota Ho Chi Minh. Setelah itu dia memutuskan untuk membentuk Kelompok Relawan Thu Dung. Kelompok telah mendatangi banyak daerah di seluruh negeri, menghadiahkan rumah-rumah kasih sayang, membangun jembatan-jembatan untuk membantu mahasiswa bisa bersekolah secara lebih aman, memberikan bingkisan kepada anak-anak miskin, dan anak-anak difabel di panti-panti asuhan dan keluarga-keluarga miskin.

Ibu Duong Thi Kim Dung (Foto: Hoang Minh)

Melalui kunjungan-kunjungan tersebut, Ibu Dung telah bertemu dengan tidak sedikit pemuda yang haus belajar tapi harus putus sekolah karena menjumpai kesulitan. Dari saat itu, dia bermaksud  mengadopsi para pemuda miskin yang bertekad menggeliat diri  dalam pembelajaran. Ibu Dung mengatakan:

“Dalam sau kali menghadiahkan rumah kasih sayang, saya ke dapur dan melihat seorang anak yang memanfaatkan sinar mata hari untuk belajar. Dalam pertemuan dengan dia, saya memahami bahwa anak itu haus belajar tetapi keluarganya sangat miskin. Saya telah mengadopsi  dia menjadi anak angkat sampai saat menamatkan perguruan tinggi dan mulai bekerja. Dari situ, saya memutuskan untuk mengadopsi para mahasiswa miskin yang bertekat  untuk belajar”.  

Dokter Nguyen Thi Tuyet Anh, di Rumah Sakit Cu Chi, seorang yang pernah menjadi anak angkat  Ibu Dung menceritakan bahwa pada tahun 2014, setelah lulus  ujian masuk ke Sekolah Tinggi  Kedokteran Kota Ho Chi Minh, keluarga dia tidak mempunyai cukup uang  untuk membayar ongkos kuliah. Mujur sekali, saat itu Ibu Dung sedang memberikan beasiswa di Kabupaten Cu Chi, dia telah mengetahui keadaan Tuyet Anh dan memutuskan untuk mengadopsi mahasiswi miskin yang penuh dengan semangat menggeliat diri. Pada awalnya, keluarga Tuyet Anh sangat mengkhawatirkan ketika dia diadopsi oleh seorang yang tidak dikenal. Tetapi, dengan dorongan semangat dari Pemerintahan daerah, keluarga dia telah setuju. Dokter Tuyet Anh mengatakan:

“Dalam pertemuan pertama dengan Ibu Dung, saya belum pernah berpikir ada orang yang  begitu baik. Ketika tiba di rumah dia, saya diajari hal-hal yang kecil.  Saya sangat bersyukur kepada dia. Setelah itu, saya mempunyai pekerjaan stabil, saya memeriksa kesehatan  secara gratis untuk orang-orang miskin dan anak-anak miskin”.

Tuyet Anh adalah generasi mahasiswa pertama yang mendapat biaya kuliah dan biaya makan secara gratis dari Ibu Dung. Tidak hanya ada mahasiswa Vietnam saja, Ibu Kim Dung juga membantu mahasiswa Laos. Pada tahun 2018, Kota Ho Chi Minh mengadakan program mahasiswa Laos dengan keluarga Vietnam. Ibu Dung telah mengadopsi 2 mahasiwsa Laos selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, dua orang mahasiswa  Laos itu ingin terus berkaitan dengan keluarga dia, mereka  telah minta hidup selama 6 tahun untuk menempuh kuliah dan mengundang dua orang teman  yang lain datang untuk hidup bersama. Selama hidup serumah dengan keluarga Ibu Dung, para mahasiswa mendapat pengetahuan dari Ibu Dung tentang kebudayaan dan tata boga Vietnam serta kegiatan-kegiatan mengaitkan persahabatan  antara dua negara. Di rumah ibu Dung, semua orang juga melihat bahwa di sana tidak ada batas  antara anak angkat dan ibu angkat, hanya ada rasa cinta antara sang ibu tua dengan anak-anaknya. Para tetangga di sekitarnya  mengetahui bahwa Ibu Dung tidak hanya adalah orang yang baik hati saja melainkan juga adalah orang yang lurus hati dan serius. Saudara Ly Phong Quoc, tetangga Ibu Dung memberitahukan:

“Ibu Dung adalah orang yang tulus hati dan serius. Tetapi dalam keseriusan itu ada rasa cinta, dan bersedia  membantu orang”.         

Warung nasi amal milik Ibu Dung telah menciptakan lapangan kerja untuk banyak orang miskin

Pernah menjadi Bu guru bahasa Inggris dan pejabat di Badan Koperasi Kota Ho Chi Minh, sekarang Ibu Dung sudah pensiun, dan membuka warung nasi amal. Warung  itu telah menciptakan lapangan kerja untuk para orang miskin. Laba yang dikumpulkan dari penjualan makanan digunakan dalam kunjungan- kunjungan amal dan menyumbangkan pekerjaan sosial. Di samping itu,  pada saat ada wabah Covid-19 yang lalu, dia selalu aktif memberikan makanan gratis bagi orang-orang di tempat-tempat isolasi dan rumah-rumah sakit lapangan. Semua sumbangan dia yang tidak mengenal-lelah  itu  telah mendapat penilaian tinggi dari pemerintahan daerah.

Menyaksikan anak-anak  angkat sukses, bersatu dan mempunyai hati nurani, semuanya itu merupakan kebahagiaan yang paling besar bagi dia. Dia menyatakan  bahwa dia melakukan pekerjaan amal, mengadopsi  orang-orang yang tidak dikenal  tidak hanya demi kegembiraan ketika memberi rasa cinta antara manusia dengan manusia saja, melainkan juga demi tanggung jawab dan kewajiban terhadap  warga setanah air, kampung halaman dan tanah air. Dia menginginkan agar semua kegiatannya akan digandakan, melalui itu turut membangun masyarakat kian menjadi lebih baik.  /.